Hobi adalah kesukaan. Biasanya disesuaikan dengan genre. Laki-laki kebanyakan hobinya yang kelaki-lakian. Perempuan hobinya yang keperempuanan.
Tidak menutup kemungkinan perempuan suka dengan hobi yang digeluti laki-laki. Begitu juga sebaliknya. Tidak ada yang salah, itu hanya bentuk ekspresi dari suka.
Namun, ketika ada yang berbeda dengan kebiasaan di lingkungan, sering kali mendapat cibiran. Apalagi jika tetangganya mirip karakter Bu Tejo.
Masih sekolah saya termasuk perempuan anggun. Mengalami perubahan ketika bekerja di sekolah dan bergaul dengan anak-anak. Mayoritas dari mereka pencinta alam.
Mencoba satu kali, naik gunung. Akhirnya menjadi hobi. Hobi inilah saya dicap sebagai perempuan tomboy, tidak lagi anggun. Padahal cara berpakaian saya seperti perempuan. Aktivitas dengan remaja putri pun masih dilakukan.
Kesan kelaki-lakian bertambah ketika menerima amanah menjadi bendahara PGSI, Persatuan Gulat Seluruh Indonesia di kabupaten.
Saya tidak hobi gulat, tetapi, sebagian teman menganggap itu bagian dari hobi.
Lagi-lagi saya mengabaikan omongan orang lain. Tidak ada yang salah dalam pekerjaan. Itu amanah. Lagi pula masa muda gunakan dengan berbagai aktivitas positif untuk menambah pengalaman teman. Orang tua mendukung kegiatan saya.
Dulu naik gunung jarang diminati perempuan. Terbukti setiap naik peserta perempuan tidak lebih dari 3 orang. Saya dan Teh Evi, peserta tetap. Jadi amat wajar jika mendapat stigma.Â
Tips naik gunung aman untuk perempuan.
1. Perlengkapan
Perlengkapan naik gunung begitu banyak. Kalau saya biasanya  laki-laki yang bawa. Seperti kompar gas kecil, wajan kecil.
Saya hanya bawa makanan siap makan seperti roti, minum, obat-obatan pribadi, senter.
 2. Teman
Memilih teman, pastikan teman kita baik, punya toleransi yang tinggi. Teman yang baik satu sama lain akan  saling membantu, saling menjaga.
 3.  Bawa perlengkapan salat
"Salatnya bagaimana kalau naik?" tanya Bapak ketika minta izin untuk naik gunung.
Orang tua walaupun kita sudah dewasa, tetap ada kekhawatiran anaknya lalai dalam ibadah.
Naik dilaksanakan setelah salat Isya. Kembali turun sekitar pukul 08.00-10.00.
Melaksanakan salat dalam perjalanan ada tata cara tersendiri. Wudu bisa dilakukan dengan tayamum. Arah kiblat bisa memakai kompas. Jika tidak ada. Niatkan menghadap kiblat dengan arah berdiri di tempat aman dan nyaman.
 4.  Jaga kesehatan
Hobi tantangan, kita harus selalu menjaga kesehatan. Olahraga rutin, makan makanan yang sehat.
 5.  Ikuti intruksi ketua rombongan
Dalam sebuah perjalanan atau komunitas tentu ada ketua yang bertanggung jawab. Jangan ngeyel, Â ikuti tata cara berjalan menurun, mendaki dan perintah istirahat, belok.
Pada perjalanan pertama, teman saya ada yang ngeyel. Disuruh lurus, dia malah belok kiri. Apa yang terjadi? Dia nyasar. Ini sangat merepotkan semuanya.
Saya berpendapat, perempuan memiliki hobi yang kelaki-lakian, sah-sah saja, selama positif.
Salam hangat,
Sri Rohmatiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H