Kita tentu sering mendengar kisah Ruba'I binti Muaawwidz.
Hadist riwayat Bukhari menjelaskan, saat Nabi tengah mengutus para sahabat pergi ke desa pada bulan Ramadhan, Nabi berkata, "Siapa yang telah membatalkan puasanya, maka lanjutkan lah puasa kalian. Dan siapa yang masih belum batal, maka tetap lah berpuasa,"
Sejak mendengar hal tersebut Ruba'I binti Muaawwidz yang mengajarkan anak-anaknya berpuasa dengan cara, "Kami menyediakan mainan yang terbuat dari bulu (sejenis boneka) untuk anak-anak kami. Jika mereka menangis minta makan, kami memberi mainan tadi. Begitu sampai waktu berbuka tiba,"
Grandma Jeddah, seorang pengajar sekolah Islam di Los Anggeles, California, mengatakan kepada islamiconlineuniversity, "Play fun games with your child. Even a simple game such as tic-tac-toe can be a form of entertainment for your 5 or 6-year old."
Permainan tic-tac-toe adalah permainan sederhana yang hanya membutuhkan kertas dan pensil dan bisa dimainkan oleh 2 kelompok atau 2 orang. Kita bisa mengajak anak-anak membuat symbol pada kolom yang telah dibuat hingga membuat deretan symbol yang sama.
Selain bermain tic-tac-toe, bermain boneka seperti yang dicontohkan Ruba'I binti Muaawwidz, boleh saja bagi anak perempuan. Intinya cari permainan yang tidak melelahkan dan cocok untuk anak-anak.
Keempat, sabar
Menghadapi anak-anak tidak bisa dengan kekerasan. Kita tentu masing mengingatknya dengan berpuasa akan melatih apa itu namanya sabar atau mengendalikan diri. Sabar sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah dalam pengasuhan anak.
Kita sudah akrab dengan perkataan, "Jika seseorang mengajak berdebat atau mengajak bertengkar, kita harus mengatakan, "saya sedang berpuasa.'"
Sama halnya ketika mengasuh anak-anak. Ketika mereka membuat kita jengkel, katakana pada diri sendiri, "saya sedang puasa."
Anak-anak adalah anugerah dari Allah. Ketika mereka membuat kesalahan, tetaplah membimbing dan memaafkan. Pada akhirnya, kita sebagai orangtua hanyalah bisa berusaha, berdoa. Hasil akhir dari segala sesuatu hanya Allah Swt. yang bisa menentukan. Mari kita sama-sama berbuat baik dan membantu anak-anak melakukan hal yang sama. Semoga dipertemukan kembali dengan anak-anak di Jannah.
Saya menasehati diri sendiri. Semoga bermanfaat untuk kita semua.