Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Berharap Hubungan dengan Sahabat Langgeng? Perhatikan Batasan-batasannya!

21 Maret 2021   17:28 Diperbarui: 21 Maret 2021   20:02 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari pixabay.com

Kita semua tentu memiliki yang namanya sahabat. Sahabat waktu kecil, sekolah, kuliah, bahkan usia senja kita memilikinya. Sahabat waktu kecil sebagian dari kita mungkin masih terhubung dengan baik. Namun, tak jarang sudah bercerai berai karena kesibukan masing-masing.

Dalam kamus Bahasa Indonesia sahabat diartikan sebagai kawan, teman. Sedangkan dalam kamus bahasa Jepang sahabat atau shinyuu adalah teman dekat yang bisa dipercaya atau diandalkan, teman yang membuat kita nyaman. Teman yang selalu ada, baik di masa sulit atau masa senang. Remaja milenial sering menggunakan dengan bahasa Inggris yakni "best friend".

Walaupun dalam kamus bahasa Indonesia sahabat diartikan sebagai kawan. Dalam praktik keseharian sahabat seperti shinyuu. Kita akan merasa nyaman bercerita apapun karena sudah mengenal karakter lebih jauh daripada teman.

Kenyamanan dan keterbukaan dalam bercerita satu sama lain sering kali sahabat menjadi kerabat. Di lain waktu mungkin tidak bisa bercerita, sahabat pun sama. Sehingga menimbulkan kerenggangan dan konflik. Untuk menjaga jalinan persahabatan tetap sehat dan utuh, setidaknya harus ada batasan yang harus dilakukan.

Keilee Place, Med, LPC, CAC seorang terapis di ruang praktiknya, Shifting Tides Trapeutic Solution di Chaleston SC mengatakan kepada Bustle, "Batasan tidak hanya berguna untuk Anda sendiri, tetapi juga membantu orang lain untuk mengetahui cara terbaik berinteraksi dengan Anda." Dia mengatakan juga, "Penetapan batas sangat penting dalam sebuah hubungan."

"Tanpa batasan ada potensi  kepahitan dan kebencian untuk tumbuh yang menyebabkan perpecahan dalam persahabatan. Persahabatan yang sehat akan menghormati batasan itu," kata Keille Place lagi.

Ada beberapa batasan yang harus diperhatikan dalam sebuah hubungan persahabatan, di antaranya:

Pertama, Menghargai Waktu Satu Sama Lain

Ada tradisi di Indonesia yaitu jam karet. Bagi sebagian orang jam karet bisa dimaklumi, tetapi belum tentu bagi sahabat kita. Dia mungkin seseorang yang sangat sibuk. Meluangkan waktu bertemu dan mendengarkan cerita kita, itu suatu pengorbanan luar biasa. Ketika datang terlambat atau bahkan membatalkan pertemuan di menit-menit terakhir akan membuat jengkel dan menyakitinya.

Untuk alasan pertama, kedua bisa saja dimaklumi, tetapi untuk selanjutnya, tidak yakin sahabat akan toleran dengan kebiasaan buruk kita.

Ketika jadwa pertemuan ditentukan, kita harus dapat menghitung lama perjalanan dari tempat tinggal ke tempat tujuan. Belum lagi harus menghadapi lalu lintas yang macet. Namun, kemacetan, semua orang mengalaminya. Jadi tidak bisa dijadikan alasan yang tepat.

Kedua, Berbahasa yang Baik

Terkadang karena alasan sudah akrab, berbahasa yang baik tidak diindahlkan. Sahabat juga manusia, dia memiliki hati dan perasaan. Adakalanya bercanda, tetapi menggunakan bahasa yang baik akan merasa dihargai.

Berbahasa sering kai dikaitkan dengan keinginan untuk mengungkapkan kebutuhan. Misalnya, ketika kita membutuhkan bantuannya, atau kesal, jengkel karena keterlambatannya. Kita harus pandai menyusun bahasa yang tepat, pandai mengekspresikan keinginan, walaupun situasi tidak enak.

Ketiga, Ada Timbal Balik 

Hubungan timbal balik adalah sebuah hubungan yang sama-sama saling menguntungan. Namun, terkadang hanya sahabat saja yang menghubungi kita, atau kita saja yang menghubungi dia. Romeo seorang pelatih kehidupan kepada Bustle mengatakan, "Misalnya, seorang teman hanya menghubungi Anda ketika mereka ingin Anda menghubungkannya dengan kontak yang Anda kembangkan sendiri dengan keras. mereka tidak kenal lelah dan terus mendatangi Anda untuk keuntungan mereka sendiri, bukan keuntungan Anda."

menguntungkan diri sendiri atau sahabat saja. Istilah bahasa Jawa adalah ngakali, sahabat hanya dijadikan tempat memenuhi kebutuhan pribadi. Jika sudah pada situasi tidak nyaman seperti ini. Romea menyarankan hal ini sudah saatnya saling mengevaluasi supaya persahabatan bisa sehat. Caranya dengan menyampaikan kepada sahabat tentang ketidaknyamanan kita. Walaupun persahabatan tidak perlu saling menerima dan memberi dengan kadar yang sama. Namun, tetap harus memikirkan saling, saling membantu, saling menerima, saling memberi sesuai kemampuan masing-masing.

Keempat, Ada Batasan Privacy

Kepada sahabat biasanya kita akan memberi tahu segalanya perihal kehidupan kita. Namun, ada sebagian orang yang merasa tidak nyaman dan tidak perlu bercerita. Untuk itu jika sahabat mencoba membongkar, katakana saja, ada beberapa hal yang tidak perlu diketahu oleh sahabat, terutama perkara pasangan dan keluarga.

Berkata jujur akan lebih baik, "Terima kasih sudah bertanya, tapi saya lebih suka tidak membicarakannya." Begitu juga sebaliknya, kita tidak bisa memaksa sahabat untuk menceritakan seluruh tentang hidupnya. Jika kita diberi kepercayaan, berarti sahabat percaya bahwa kita amanah, bisa menjaga rahasianya. jangan sia-siakan kepercayaan yang diberikan sahabat.

Kelima, Saling Menghargai

Kita tahu sahabat pada awalnya orang yang belum kita kenal, dia tidak sama dengan kita, tentu banyak perbedaan.  Saling menghormati dan menghargai perbedaan akan  lebih baik.

Dalam hubungan ada lebih sensitif dengan perbedaan yakni masalah agama, ideologi atau pandangan politik. Persahabatan yang sehat tidak akan saling mempengaruhi masalah tersebut. Kita tidak mempengaruhi sahabat untuk masuk ke dalam ideologi kita. Begitu juga sebaliknya, bukan tugas dia menyakinkan ideologinya.

Selain tentang ideologi, kita juga harus menghargai semua pilihannya dalam bentuk apapun. Sahabat ingin melakukan sesuatu yang kita sendiri tidak bisa melakukannya, contohnya, sahabat masuk ke club renang, tugas kita adalah mendukung aktivitas dan keputusannya. Begitu juga sebaliknya, kita bisa mengatakan kepada sahabat untuk mendukung aktivitas kita.

Keenam,  Memisahkan Emosi dan Kesejahteraan Diri Sendiri

Sahabat adalah tempat mencurahkan segala suka dan duka, semua emosi dan rasa. Kita boleh saja menjadi pendengar setia dan berempati, mendukung, membantu terhadap masalahnya. Namun, ada pemisahan batasan emosi dalam hal ini. Kita tidak boleh terbawa emosi, emosi dia jangan dibawa ke dalam kehidupan keluarga kita terutama pasangan.

Misalnya, sahabat kita bercerita tentang masalah dengan suaminya yang sering berantem. Pasangannya selingkuh dan ada timbul ketidak percayaan terhadap pasangan. Kita boleh saja menyimak, menghibur, memberi nasihat kepada sahabat kita. Namuan, emosi dia yang kehilangan kepercayaan kepada pasangan, tidak boleh di bawa ke dalam kehidupan nyata kita di rumah. Jika terbawa, kondisi rumah tangga yang tadinya adem anyem akan ikut terbawa tidak nyaman.

Ketujuh, Berani untuk Mengatakan Ya dan Tidak

Memang sangat sulit mengatakan tidak jika sahabat meminta bantuan. Namun, tidak mungkin kita akan selalu bilang ya. Jika ajakan atau pertolongan yang terasa sulit, kita harus berani berkata tidak. Kita tahu kapan waktunya untuk menolak dengan sopan. Bertindak pasif atau diam adalah tanda-tanda bahaya dalam persahabatan.

Jika sahabat tidak bisa menghargai batasan-batasan dalam hubungan persahabatan, dan mungkin harus pisah. Iklaskan, karena sahabat sejati adalah pasangan dan keluarga.

Semoga bermanfaat

Salam Persahabatan,

Sri Rohmatiah

Bahan bacaan:
Bustle/By Natalia Lusinski, 2019
kepojepang.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun