Pertama, pastikan kita mengenal peminjam dengan baik
Iya dong kalau tidak kenal untuk apa meminjam atau meminjamkan sesuatu. Ada lho, kita tidak mengenalnya tetapi peminjam kenal kita. Bisa jadi dia pakai tip SKSA, Sok Kenal Sok Akrab. Dengan lemah lembut memelas seperti orang kesusahan dia meminjam uang. Kita pun dibuat tidak berdaya untuk menolak.
Jika tidak penting banget artinya bukan untuk kepentingan pokok jangan meminjam uang atau barang. Namun, zaman sekarang, meminja uang biasanya untuk memperkaya diri sendiri, bukan untuk makan atau anak sekolah. Ini yang susah jika mengikuti gaya tetapi tidak punya uang.
Kedua, pastikan ada bukti tertulis dan saksi
Sebelum menyerahkan barang atau uang, buatlah janji tertulis kapan dia sanggup mengembalikan utang. Nah ini kelemahannya jika utang piutang OP (Orang Pribadi) apalagi nilainya sedikit. Kalau utang banyak pakai surat perjanjian, wajar. Jika yang utang itu teman sendiri, saudara, jumlahnya pun sedikit. Menggunakan surat perjanjian rasanya tidak enak.
Ketiga, jika jatuh tempo, ingatkan terus.
Mengingatkan terus sama dengan nagih. Apapun sebutannya, mau bilang apa lagi. Jika peminjam lalai, tugas kita mengingatkan. Bagi peminjam hendaknya menyadari dan segera minta maaf. Eiit minta maaf bukan berarti lunas, tetapi lekaslah menentukan kapan akan membayar.
Jangan lakukan jurus ghosting yang tidak etis apalagi ngegas-thing. Kita sudah ditolong oleh teman, jangan sampai menyakitinya.
Keempat, sabar
Sabar jika menghadapi peminjam yang sering hilang. Lakukan terus penagihan, kalau perlu buat perjanjian baru tentang kesanggupan melunasi. Berdoa supaya peminjam dimudahkan rezekinya sehingga bisa melunasi utang-utang.
Memang sulit untuk bersabar mengahadapi peminjam yang bandel. Apalagi orang itu tidak berniat untuk membayar. Mau bilang apa lagi selain ikhlaskan.