Hai Diary,
Menulis adalah aktivitas yang sering dilakukan semua orang, entah itu menulis status, menulis soal, menulis surat. Namun, sering kita tidak menyadari itu suatu kegiatan menulis karena sudah menjadi habit. Aku dulu sering berasumsi yang telah melahirkan buku, itu namanya penulis.
Sebetulnya kita memiliki peluang untuk menulis, tetapi, selalu merasa tidak percaya diri. Banyak ketakutan yang sering menghantui, seperti; takut tulisan kita jelek, takut tidak ada yang baca, takut tidak mendapat like. Kata Pak Cah itu namanya penulis baper.
Ketakutan terbesar lainnya adalah plagiat, terlalu banyak kutipan. Mungkin ini juga yang sering menjadi menghantui teman-teman termasuk aku. "Kalau mau asli tulisan kita terutama non fiksi, sudah jarang karena kita bukan penemu. Hal penting dalam menulis cantumkan sumber bacaan," ujar Pak Wiyanto penulis buku 'Mantap'.
"Contohnya buku sejarah, ceritanya tiap buku sama, yang membedakan adalah gaya bahasa penulis satu dengan penulis lain," ujarnya lagi dalam diskusi zoom dengan tema  'Kupas Kesulitan Menulis'.
Teknik yang disampaikan Pak Cah, jika akan menulis hal yang sama dengan penulis lain, bisa dengan mengatakan, "Saya terinspirasi dari buku si A judulnya Anu, menulislah dengan bahasa sendiri tanpa copy paste!"
"Kejujuran dan etika dalam menulis sangat diperlukan supaya tidak termasuk plagiat," ujarnya lagi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Plagiat merupakan pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan
Plagiat atau penjiplakan bukan hanya dalam tulisan melainkan hasil karya lainnya pun bisa terjadii; music, desain, lukisan, dan lain-lain.
Untuk menghindari Plagiarisme, aku merangkum keterangan dari penerbitdeepublish.com:
Pertama, Sertakan sitasi