Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mencapai Keberhasilan Hidup dengan Epos

16 Februari 2021   17:18 Diperbarui: 16 Februari 2021   17:21 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari tangkap layar walpaperlist.com

Tujuan bekerja setiap orang tentu sama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, adakalanya setelah bekerja banting tulang tidak juga terpenuhi. Antara penghasilan dan pengeluaran tidak seimbang.

Penghasilan banyak, tetapi, terkadang merasa kurang. Ada yang penghasilan sedikit merasa sudah cukup.

Kita bisa cek, apakah kita sudah bekerja keras, memiliki skill yang sesuai dengan gaji kita? Bisa jadi kemampuan kita, tanggung jawab, ikhtiar kita tidak sebanding dengan gaji yang diberikan oleh bos.

Kita mengenal yang namanya epos, energi positif. Epos adalah suatu support sistem dalam perwujudan impian, perwujudan target.

Perbanyak epos dalam keseharian kita, sehingga berapa pun penghasilan kita akan terasa cukup.

Satu contoh kita digaji lima juta, lakukan seolah-olah kita digaji sepuluh juta. Caranya lebih giatlah bekerja,  lebih rajin, lebih cepat dalam melakukan pekerjaan. Sehingga uang lima juta akan menjadi epos, nilai lima juta juga akan menjadi konversi.

Konversi : Ketika suatu saat kita membutuhkan uang, akan ada peluang lain untuk mendapatkannya. Mungkin ada tawaran projek besar dari teman atau kita dimudahkan dalam usaha lain.

Selain epos yang kita pancarkan. Tanamkan juga bagaimana cara  kita mengelola pemasukan dan menyikapi rezeki. Jika kita banyak mengeluh dengan penghasilan yang diterima, akan terasa sedikit dan kurang. Namun jika kita pandai bersyukur, insya Allah sedikit akan terasa cukup. Itu namanya keberkahan.

Aku ajak Anda menyimak satu kisah yang diambil dari kelas motivasi.

Ada satu keluarga dengan dua orang anak. Suaminya bekerja di peternakan dan memiliki penghasilan 4 dirham tiap pekannya. Akan tetapi, keluarga ini selalu merasa kurang.

Istrinya selalu marah-marah dan mengeluh dengan uang 4 dirham ini. Anak-anaknya rewel sering nangis. Hingga pada suatu hari, sang suami pergi kepada seorang guru bijak dan mengeluhkan keadaan keluarganya.

"Berapa penghasilanmu saat ini?" tanya sang Guru.

"Empat dirham, Guru!" jawabnya.

"Baik, sekarang pulanglah, minta kepada majikanmu untuk turunkan gajimu menjadi tiga dirham!"

Sang karyawan heran, bagaimana mungkin dengan uang tiga dirham akan memenuhi kebutuhan keluarganya? Uang empat dirham saja masih kurang.

"Kamu meminta petunjuk kepadaku, maka lakukanlah!" tegas orang bijak lagi.

Tidak menunggu lama, sang karyawan kembali ke tempat kerjanya dan meminta kepada bosnya untuk menurunkan gaji.

Sekarang keluarga itu hidup dengan gaji tiga dirham. Namun, hidupnya tidak mengalami perubahan. Istri dan anak-anaknya masih sering ribut. Kebutuhan tidak tercukupi.

Dia kembali kepada orang bijak dan meminta petunjuk.

"Sekarang minta turunkan gajimu menjadi dua dirham kepada majikanmu!" perintah orang bijak.

Laki-laki itu kembali kepada majikannya meminta gajinya diturunkan menjadi dua dirham.

Lama tidak terdengar kisah laki-laki tersebut.

Kita bisa membayangkan keluarga itu, mati kelaparan dengan penghasilan dua dirham tiap pekannya.

Ternyata salah. Keluarga itu hidup bahagia, istrinya tidak pernah mengeluh dengan penghasilan yang sedikit. Anak-anaknya menjadi anteng. Laki-laki tersebut menjadi lebih giat dalam bekerja.

Laki-laki itu kembali kepada orang bijak dan menanyakan perubahan yang terjadi pada keluarganya.

"Sesungguhnya empat dirham untuk karyawan sepertimu tidaklah sesuai dengan skiil yang kamu miliki. Kemampuanmu dalam bekerja hanya patut dibayar dengan dua dirham saja."

Jadi karyawan ini dengan gaji dua dirham mampu menjadikan epos dalam keluarganya.

Kita bisa seperti karyawan tersebut, menjadikan epos dalam kesehariaan. Sehingga anak-anak kita kelak akan mendapatkan warisan epos.

Orang-orang sukses sekarang, boleh jadi ada campur tangan epos dari orangtuanya. Orangtuanya telah menabung epos sewaktu bekerja dulu.  

Beliau bekerja dengan giat, dengan kejujuran, tidak mengambil yang bukan haknya. Sehingga tabungan energi positif  mengalir kepada anak-anaknya.

Yuuu kita menabung epos untuk anak-anak kita kelak.


Salam hangat,

Madiun, 16 Februari 2021

Sumber bacaan
Ryan Apriyanto, raih keajaiban hidup dengan epos, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun