Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Awal Tahun 2021, Buka Rahasia Hidup Sehatku

5 Januari 2021   08:34 Diperbarui: 5 Januari 2021   08:38 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi di dapur

"Kalian pasangan yang tampak sehat, segar!" ujar salah satu teman dari Cina

Dia bisa berbicara bahasa Indonesia? Tentu tidak dong, kebetulan istrinya dari Sumatera. Ada penerjemah saat kami berbincang di lobby hotel W Barcelona.

Ada rahasia umum yang ingin aku bagikan terkait pertanyaan temanku tadi. Suami seorang disabilitas, usianya pun sudah tidak muda lagi, sementara aku, dengan angka empat puluh empat, rasanya angka yang cukup fantastis dibandingkan angka tujuh belas. Perbedaan usia kami cukup jauh yakni, empat belas tahun. Tak jarang orang sering mengira bapak dan putrinya.

"Dia, bapakmu?" ketika kami ke luar kota.

"He's your father?" Ketika kami ada acara di luar Indonesia.

Pertanyaan itu sering terdengar, aku santai saja menanggapi dan menyikapi mereka. Dari satu pertanyaan tak jarang mereka jadi teman baik, saling berkunjung, saling mendoakan. Itulah yang diutamakan.

Aktivitas kami sederhana saja, seperti orang pada umumnya, bangun, tidur, makan. Ada sedikit berbeda dalam keseharian kami. Walaupun suami disabilitas tanpa tangan, dan tanpa kaki kanan, tidak membuat kami manja. 

Bangun sebelum subuh aktivitas ibadah, setelahnya baru olahraga. Dengan kaki satu sebelah kiri, suami sudah biasa joging, sit-up. Aku sendiri jogging keliling kampung dengan anak cewek, sesekali bergantian dengan anak cowok. Namun, anak cowok lebih sering absen menemaniku, dia sudah banyak latihan fisik di clubnya.

Setiap akhir pekan aku selalu bersepeda dengan suami, bersepeda sudah sering dilakukan sebelum Pandemi. Kampung-kampung menjadi buruan, untuk hobiku ini suami memakai motor roda tiga. 

Jika menghendaki bersepeda agak jauh melewati kota, suami memakai mobil kesayangannya si putih. Ups kesayangan kan hanya satu juga mobilnya. He ... he ... ada niat nambah sih, hanya belum jodoh, mau pilih yang mana, mana, mana. Lupakan! 

Kembali ke hobi keluarga kami, fitness manjadi salah satu olahraga favorit anak cowok setelah renang. Itu menular kepadaku yang suka olahraga.

Keuntungan memahami peralatan fitness adalah ketika kami berada di luar kota atau luar negeri, kami tidak perlu jogging ke luar hotel. Cukup memanfaatkan ruang fitness yang sudah tersedia di hotel.

Selain olahraga yang rutin, pola makan juga teratur dan insya Allah sehat bagiku. Sayuran mentah dan teh tanpa gula itu kesukaanku, kalau senyumku kurang manis, sesekali ditambah gula pasir satu sendok teh gak masalah kan? Cuma jangan keseringan saja.

Roti gandum, buah, jadi teman baik kami, bukan berarti aku tidak makan lainnya. Aku suka jengkol, petai, leunca, ikan asin, sambel, semua suka termasuk daun kates yang di lidah pahit. Suka bukan berarti sering makan ya. 

Ada sentilan kata, "Istri harus menjaga mulut dari aroma jengkol dan petai!" tidak bisa disalahkan, memang aromanya yang khas, sebagian laki-laki bahkan perempuan tidak suka. 

Namun, suka bukan berarti sering. Semua makanan jika dikonsumsi secara wajar tidak akan berpengaruh kepada tubuh kita apalagi berpengaruh kepada hubungan dengan pasangan. Mohon maaf aku tidak membawa bukti dari pakar kesehatan.

Semua pola makan dan pola hidup disesuaikan dengan usia ya. Pada usia tiga puluhan aku kuat berlari cepat dalam waktu singkat. Setelah menginjak empat puluh, sedikit dikurangi.

Rahasia umum lagi hidup sehatku adalah, jangan lama-lama menyimpan marah. Ada yang mengatakan jika aku mudah marah, baper, ngamuk, dendam, dan lain sebagainya. 

Aku anggap beliau tidak mengenalku lebih jauh. Ada pepatah, tapi entah dari mana asalnya, "Tak Kenal Maka Tak Sayang." Pepatah tersebut berlaku waktu dulu sebelum menikah, Jika sudah menjadi pasangan, ganti pepatah saja ya, "Kenal, Makin Sayang."

Berantem? Iya, kami juga kadang kala berantem, mulai dari tingkat kecil, sedang, tinggi. Ada solusinya, tetap melaksanakan salat berjamaah. Dengan salat berjamaah, kami selalu bersalaman minta maaf, dongkol? Minta maaf lagi, dongkol? Minta maaf lagi. Jangan bosan saling memaafkan.

Tulisan ini hadiah ulang tahunku yang ke-44. Semoga sepanjang hidupku selalu mendapat berkah, rohmat dari Allah Swt., sesuai dengan namanya Sri Rohmatiah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun