Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibu adalah Pahlawan Sepanjang Masa

11 November 2020   20:30 Diperbarui: 11 November 2020   21:16 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Pahlawan tahun ini, 2020, Kementerian Sosial (Kemensos) mengusung tema 'Pahlawan Sepanjang Masa". Yang dimaksud adalah pahlawan bagi generasi sekarang dan mendatang.

Seperti kita ketahui, setelah kemerdekaan. Rakyat Indonesia khususnya di Surabaya masih harus berjuang mempertahankan negeri dari tentara Inggris. Sekarang rakyat tidak perlu angkat senjata untuk kemerdekaan. Melainkan cukup dengan ide-ide cemerlang, kerja keras, dan berkontribusi bagi negera melalui karya.

Pahlawan masa kini adalah pahlawan dari berbagai kalangan, bisa dari pertanian, kesehatan, pendidikan, bahkan dari media social. Bisa juga dari kegiatan sehari-hari.

Pahlawan yang sering kali dilupakan adalah ibu rumah tangga. Mungkin sebagian orang hanya menggap, itu pekerjaan sehari-hari. Suatu kewajiban seorang isteri.

Sebagai ibu yang kesehariannya mengurus rumah, anak-anak. Tentu sudah tidak ingat lagi jika tanggal 10 November itu hari pahlawan. Sebagian tidak menyadari jika ibu juga seorang pahlawan dalam keluarga, Pahlawan sepanjang masa. Kita simak kedudukan ibu dalam agama Islam

Dari Mu'awiyah bin Jahimah As-Sulami bahwa ayahnya---Jahimah As-Sulami r.a.---datang kepada Nabi Muhammad Saw dan berkata:

 "Wahai Rasulullah, aku ingin ikut dalam peperangan (jihad di jalan Allah) dan aku datang untuk meminta pendapatmu." Rasulullah Saw balik bertanya, "Apakah kamu mempunyai ibu?" Dia menjawab, "Ya." Rasulullah Saw bersabda, "Tetaplah bersamanya! Karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya." (H.r. An-Nasa`i, Al-Hakim, dan Ath-Thabrani)

Apakah maksud dari kalimat yang ditebalkan pada hadits di atas? Tentu maksudnya adalah seorang ibu merupakan sosok wanita mulia yang di dalam ridhanya ada surga bagi anak-anaknya.

Ibu menjadi cermin baik dan tidaknya sebuah keluarga. Seorang ibu yang baik dan shalihah tentu akan mengajarkan hal yang sama kepada anak-anaknya. Dia juga mampu menjadi seorang wanita yang menyenangkan dan berbakti kepada suaminya. Seorang ibu selalu dibutuhkan, selalu dirasakan sebagai sesuatu yang kurang jika tak ada sosoknya.

Dalam agama Islam, ada berbagai kemuliaan yang dimiliki oleh seorang ibu, di antaranya:

1. Mulia di mata Allah

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan .... (Q.s. Al-Ahqaf [46]: 15)

2. Sosok yang kuat

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.s. Luqman [31]: 14)

 3. Wajib dihormati

Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, "Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?" Nabi Saw menjawab, "Ibumu!" Orang tersebut kembali bertanya, "Kemudian siapa lagi?" Nabi Saw menjawab, "Ibumu!" Orang tersebut bertanya lagi, "Kemudian siapa lagi?" Beliau Saw menjawab, "Ibumu!" Orang tersebut bertanya kembali, "Kemudian siapa lagi?"Nabi Saw menjawab, "Kemudian ayahmu." (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

 4. Haram disakiti

Rasulullah Saw bersabda:

 "Sesungguhnya Allah Ta'ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian; mengubur anak perempuan hidup-hidup; menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci jika kalian menyebarkan kabar burung (desas-desus); banyak bertanya; dan menyia-nyiakan harta." (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

5. Wajib dibahagiakan

Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, "Aku akan berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan aku tinggalkan kedua orangtuaku dalam keadaan menangis." Rasulullah Saw bersabda, "Kembalilah kepada kedua orangtuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis." (H.r. Abu Dawud, An-Nasa`i, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim)

 6. Ridhanya adalah ridha Allah

Rasulullah Saw bersabda:

 "Ridha Allah terletak pada ridha kedua orangtua dan murka-Nya terletak pada kemurkaan keduanya." (H.r. Ath-Thabrani)

 7. Doanya mustajab

Rasulullah Saw bersabda:

 "Tiga orang yang doanya pasti terkabulkan: doa orang yang teraniaya, doa seorang musafir, dan doa orangtua terhadap anaknya." (H.r. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

 8. Banyak jalan pahala

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian.

 Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.s. Al-Baqarah [2]: 233)

9. Tidak boleh mendapatkan perlakuan kasar

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Q.s. Al-Isra` [17]: 23). 

Menjadi ibu adalah amanah terbesar dari Allah Swt. Betapa bahagia ketika seorang istri memiliki tambahan gelar ibu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun