Di hari Jumat yang jatuh tanggal 26 Juli 2024 berlokasi di Aula PDS HB Jassin, Lantai 4 Gedung Ali Sadikin, komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat berlangsung sebuah forum diskusi dengan tema "Sastra Horor". Kegiatan forum yang diselenggarakan oleh beberapa pihak seperti Dapur Sastra Jakarta (DSJ) dan Literasi Kompasiana (LitKom).Â
Dua pihak tersebut nyatanya melakukan kerja sama lagi dengan pihak lain untuk menyukseskan kegiatan forum yang dilakukan bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemprov DKI Jakarta serta PDS HB Jassin. Tujuan diadakan kegiatan forum tersebut untuk dapat menggali lebih dalam mengenai sastra horor dan perannya dalam dunia literasi Indonesia.
Kegiatan forum yang dilakukan dimoderator oleh seseorang yang memiliki nama Nanang R Supriyati. Nanang R Supriyati dikenal oleh masyarakat sebagai seorang penyair ternama yang memiliki keahlian dalam memadu jalannya diskusi dengan sangat baik. Dalam kegiatan forum tersebut juga turut menghadirkan tiga pembicara utama yang masing-masing memberikan perspektif unik dan baru terhadap sastra horor yang dibahas dalam acara tersebut.
Pertama narasumbernya bernama Yon Bayu Wahyu atau dikenal sangat akrab dengan panggilan "Om Yon" yang menjadi pembicaraan utama dalam kegiatan forum. Om Yon juga sebagai seorang Kompasianer yang telah meraih Kompasiana Award 2023 dan Best in Opinion Kompasiana Award 2017.Â
Latar belakang Om Yon juga sebagai mantan pimpinan redaksi majalah Misteri dan pengalaman yang luar biasa dalam bidang jurnalistik. Adanya latar belakang tersebut mampu membawa sudut pandang yang mendalam mengenai perkembangan dan tantangan pada hal-hal yang berkaitan dengan sastra horor di Indonesia.Â
Karya yang telah dihasilkan oleh Om Yon juga sudah melalang buana di berbagai media seperti The Jakarta Post, Suara Mereka, dan Tabloid Nova. Penerimaan karya yang dihasilkan oleh Om Yon mencerminkan mengenai kepiawaiannya dalam mengeksplorasi tema-tema horor dengan sentuhan politik dan sosial yang diterima oleh masyarakat secara luas.
Kedua narasumber yang ada di dalam kegiatan forum tersebut bernama Ni Made Sri Andani. Seseorang tersebut dikenal sebagai penulis asal Bangli, Bali yang memiliki peran sebagai pembicara pendamping. Ni Made Sri Andani juga dalam masyarakat dikenal sebagai seseorang dokter hewan yang aktif sebagai Kompasianer dan blogger.Â
Pada kegiatan forum tersebut Ni Made Sri Andani memberikan fokus pembicaraan kepada bagian manfaat positif dari sastra horor. Fokus yang dilakukan oleh Ni Made Sri Andani juga memasukan beberapa elemen yang memiliki sifat positif dalam karya horor dengan menunjukan bahwa genre tersebut tidak hanya membahas mengenai ketegangan dan kengerian saja. Namun dalam sastra horor tersebut juga mampu memberikan pesan modal dan inspirasi kepada para pembaca atau pihak yang terlibat didalamnya.
Sementara itu narasumber ketiga yang terlibat dalam kegiatan forum tersebut bernama Sunu Wasono. Sunu Wasono merupakan pensiunan dosen Fakultas Ilmu Budaya dari Universitas Indonesia. Pada kegiatan forum tersebut Sunu Wasono juga memiliki peran lainnya sebagai pembicara pembaning.Â
Peran tersebut karena Sunu Wasono telah dikenal sebagai penyair dan sastrawan yang mampu memberikan perspektif bahwa sastra horor memiliki hak untuk eksis dan tidak bisa dilarang. Pandangan tersebut membuka diskusi mengenai tentang legitimasi dan penerimaan genre sastra horor dalam ranah sastra akademis dan publik.
Kegiatan forum juga menyoroti bahwa sastra horor sangat seringkali dianggap sebagai genre yang hanya menonjolkan unsur menakutkan. Padahal jika mau digali lebih dalam sedikit saja akan ada banyak potensi positif yang dapat dihasilkan. Secara contoh sisi positif tersebut dari segi pembelajaran moral, pengembangan karakter, sampai refleksi sosial.Â
Pelaksanaan kegiatan oleh Literasi Kompasiana tidak hanya menjadi ajang yang berbagai pengetahuan dan perspektif tetapi turut pula memperkuat jariangan antara penulis, pembaca, dan pecinta sastra di Indonesia. Keberagaman pandangan dari para pembicara yang kompeten didalam bidang tersebut telah berhasil membuat forum tersebut memberi wawasan yang mendalam mengenai sastra horor. Walaupun demikian dalam penyampaian dapat tetap menghibur tetapi tetap memiliki manfaat dan makna yang sangat dalam.
Kegiatan forum tersebut juga benar-benar mampu menciptakan suasana yang hidup dengan dipenuhi dinamika. Belum lagi fasilitas interaksi dibuat seproduktif mungkin antara beberapa pihak yang terlibat. Dari awal acara kegiatan forum berlangsung para peserta disambut dengan atmosfer yang penuh antusiasme.Â
Hal tersebut dapat terlihat dari setiap sesi diskusi selalu dipenuhi oleh dialog yang intens dan mendalam yang memaparkan akan bagaimana sastra goror dapat menyentuh aspek yang luar biasa dari sekadar ketegangan dan kengerian semata. Para peserta juga akan merasakan kekuatan dari perspektif yang berbeda mulai dari analisis positif yang dipaparkan oleh Ni Made Sri Andayani hingga argumentasi yang mendalam dari Sunu Wasono mengenai hak eksistensi genre horor.
Di sesi utama yang dipaparkan oleh Yon Bayu Wahyono memberikan ulasan yang tajam dan reflektif mengenai evolusi sasta horor di Indonesia. Gaya penyampaian yang bersemangat mengenai bagaimana genre sastra tersebut berkembang.Â
Maka kini sastra horor tidak hanya sekadar hiburan tetapi telah menjadi medium yang mampu menghadapi berbagai isu sosial dan psikologis. Para peserta juga menyimpak dengan sangat seksama membuat merasa terinspirasi oleh penyampaian dari Yon yang mampu mengaitkan pengalaman pribadi dan profesionalnya terhadap perkembangan genre horor.Â
Diskusi yang dilakukan mampu membuka wawasan mengenai bagaimana sastra horor dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang relevan dan mendalam. Melalui diskusi tersebut akan mampu memperluas pandangan mengenai potensi genre sastra horor yang sering dianggap sebelah mata oleh pandangan masyarakat.
Sebagai forum yang interaktif membuat kegiatan tersebut sangat memungkinkan peserta untuk terlibat secara langsung dalam sesi tanya jawab. Keberagaman pandangan yang ditawarkan dari pembicara membuka peluang bagi audiens untuk mengeksplorasi terhadap sudut pandang dan mengekspresikan pendapatnya.Â
Para peserta akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan tukar ide dengan para ahli dan sesama penulis untuk membangun koneksi yang dapat mendukung perkembangan karya di masa depan. diskusi yang terjadi selama forum menunjukanbetapa pentingnya dialog terbuka dalam membangun komunitas sastra yang inklusif dan inovatif di sastra horor.
Mengakhiri acara secara tiba-tiba suasana di aula PDS HB Jassin terasa penuh dengan energi positif dan semangat baru. Para peserta meninggalkan forum tersebut dengan perasaan puas dan termotivasi. Selain itu peserta yang mengikuti forum tersebut merasa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai peran sastra horor dan bagimana kontribusi yang dihasilkan dari genre tersebut. kesempatan untuk belajar dari para pembicara yang berpengalaman secara lansgung memberikan pengalaman berharga. Kegiatan yang dilakukan tidak hanya memperluas wawasan tetapi memperkuat jaringan di antara peserta dengan narasumber yang menjadikan forum tersebut sebagai batu loncatan penting untuk perkembangan sastra horor di Indonesia. Sastra Horor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H