Mohon tunggu...
sri rahayu yuningsih
sri rahayu yuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Nama lengkap saya Sri Rahayu Yuningsih, biasa dipanggil Ayu. Lahir di Karawang, 21 November 2001. Lulusan dari SMAN 41 Jakarta pada tahun 2020. Sekarang saya kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan Gender Menurut Pandangan Islam

9 Juli 2023   07:43 Diperbarui: 9 Juli 2023   07:50 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rasullullah SAW telah memulai tradisi baru dalam memandang perempuan. Pertama dia melakukan dekonstruksi terhadap cara pandang masyarakat Arab yang masih didominasi cara pandangan Fir'aun yang memandang setiap kelahiran perempuan sebagai aib bagi keluarga. Begitu sangat besar jasa Islam dalam memperjuangkan nasib perempuan. Pada masa sebelum Islam, perempuan dihina, ditempatkan sebagai barang yang berhak dimiliki dan dijual. Allah memuliakan perempuan begitu rupa dengan mengabadikan jenis kelamin perempuan sebagai salah satu surah dalam Al-Qur'an. Namun demikian semangat keadilan Islam bertolak belakang dengan realitas. Realitas sosial diwarnai oleh kondisi yang tidak adil kepada perempuan. Ketidakadilan itu menimpa perempuan karena bangunan konstruk sosial yang memandang perempuan sebagai makhluk nomor dua setelah laki-laki. Pandangan ini disebabkan oleh faktor budaya dan agama. Seolah-olah pandangan tentang perempuan sebagai makhluk lemah dan nomor dua dibenarkan oleh teks-teks Al-Qur'an. Pandangan inferior terhadap perempuan, salah satunya, muncul dari pemahamah bahwa perempuan tercipta dari fisik laki-laki. Pemehaman itu berdasar pada ayat Al-Qur'an:

"Allah telah menciptakan kamu (manusia) dari jiwa yang satu, kemudian menjadikan darinya seorang istri"

Sebagian ulama terdahulu seperti Imam Al-Qurtubi, Ibnu Kastir, Abu Al-Sa'ud, Imam Al-Zamaksyari, Al-Alusi, dan sebagian ulama kontemporer seperti Yusuf Qardawi menafsirkan bahwa penciptaan hawa berasal dari bagian tubuh Adam, yaitu dengan menyitir Hadis bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam yang bengkok di sebelah kiri atas. Sedangkan ulama kontemporer berpendapat bahwa proses penciptaan hawa sama dengan proses penciptaan Adam, bahkan pandangan tentang penciptaan dari tulang rusuk Adam dianggap berasal dari cerita dalam kitab perjanjian lama. Banyak ulama lain yang menolak pandangan bahwa hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam ini, seperti Asghar Ali Enginer, Asad dan Maulana Azad, bahkan Murtadlo Mutahari dan Quraisy Syihab (Khariri, 2009).

Daftar Pustaka:

Fromm, E. (2002). Cinta, Seksualitas, Matriarkhi Jender. Jalasutra.

Khariri. (2009). Kesetaraan Gender Dalam Perspektif Islam: Reinterpretasi Fiqih Wanita. Jurnal Studi Gender & Anak, 4(1), 27--40.

Sidiq, Y. H., & Erihadiana, M. (2022). Gender Dalam Pandangan Islam. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(3), 875--882.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun