Mohon tunggu...
Sri Putri Wahyuningsih
Sri Putri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Memiliki hobi menonton film, menulis, dan mendengarkan musik. Sedang menempuh studi S1 Ilmu Komunikasi di UAJY.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Kehadiran Content Creator di Dunia Jurnalisme

15 Desember 2023   21:30 Diperbarui: 15 Desember 2023   21:37 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semakin berkembangnya era digital, telah membawa interaktivitas yang melampaui batas fisik dalam dunia pers. Zaman sekarang, seluruh berita dikemas dan disajikan ke berbagai format yang interaktif.

Selain melalui media online, media juga berinovasi media sosial mengikut arus perkembangan zaman. Banyak masyarakat yang beralih ke layanan media sosial seperti Instagram dan TikTok.

Tentunya, masyarakat sekarang bukan hanya 'menerima' informasi saja. Melainkan juga dapat 'membuat' informasi yang bisa dibagikan kepada orang lain. Informasi disajikan secara digital dan eksistensi jurnalis tradisional bersaing dengan para content creator di  berbagai platform.

Lalu siapa saja yang bisa menjadi content creator? Pada dasarnya siapa saja berhak untuk menjadi content creator, karena content creator pun lahir dari adanya kreativitas yang membuat audiens bersedia menikmati konten yang dibuat.

Content creator memiliki power yang besar dalam dunia media sosial. Informasi yang mereka sebarkan banyak bersifat hiburan dan juga informasi. Munculnya content creator sebenarnya menjadi nuansa segar untuk dunia informasi, Namun, mereka tetap membawa sejumlah tantangan bagi para jurnalis yang sudah lama bergelut dengan dunia informasi.

Bertambahnya jumlah konten yang diproduksi oleh individu, menciptakan persaingan yang sengit dengan media tradisional. Meskipun hal ini mendorong inovasi, di sisi lain dapat mengancam pekerjaan jurnalis.

Semakin meningkatnya jumlah pembuat konten di ranah media sosial, masyarakat akan cenderung menerima berita dengan format yang lebih ringan. Ini menjadi salah satu tantangan jurnalis, dimana jurnalis sering menyajikan berita secara mendalam.

Dalam perkembangannya, definisi content creator pun semakin luas. Seseorang bisa saja disebut content creator jika ia mampu memproduksi konten. Selain itu, mereka memiliki kelebihan dan kekurangannya. Seorang content creator dituntut untuk selalu update dengan perkembangan tren. Mereka juga dituntut untuk multi-tasking, baik untuk hard skill maupun soft skill. Content creator pun harus selalu konsisten dalam berkarya. 

Namun tetap saja jurnalis dan content creator adalah dua profesi yang berbeda. Kedua profesi ini satu sama lain tidak saling mencampurkan pekerjaannya. Tentunya muncul tantangan bagi para jurnalis semenjak hadirnya content creator. 

Content creator yang bekerja dibawah tekanan waktu, sering kali menyampaikan informasi berdasarkan kecepatan daripada kualitas. Kecepatan disini merupakan upaya content creator untuk menghasilkan berita atau konten yang segera viral dan mendapatkan keuntungan dari tren terbaru. Muncul tantangan ketika kecepatan ini mengalahkan kebutuhan dan bertentangan dengan prinsip jurnalisme, yang menekankan pentingnya verifikasi dan pemberitaan yang teliti.

Seorang content creator dapat menyajikan informasi dengan sangat beragam. Content creator yang mengutamakan kecepatan, seringkali membagikan informasi tanpa standar jurnalisme. Hal ini dapat merugikan kredibilitas media secara keseluruhan. Terutama content creator membagikan informasi entah secara profesional ataupun konten yang dibuat dengan tujuan hiburan atau opini.

Selain itu, content creator terkadang memiliki keterbatasan sumber daya yang memungkinkan content creator dalam pencarian informasi cenderung menggunakan sumber yang kurang kuat atau kurang kredibel. Tantangan ini menyebabkan penyebaran informasi kurang tepat dan kurang terpercaya, sehingga dapat merugikan integritas jurnalis.

Muncul pula tantangan ketika content creator mencampuradukkan batasan antara berita atau informasi dengan opini pribadinya. Kode etik jurnalistik yang dipegang oleh media seringkali tidak diikuti oleh content creator. Hal ini mengakibatkan hilangnya integritas dalam menyampaikan informasi. Adanya hal ini dapat membahayakan kualitas berita dan masyarakat dapat terpapar oleh informasi yang belum terverifikasi.

Adanya ledakan konten di media sosial, membuat jurnalis harus bersaing dengan content creator untuk memperoleh perhatian pembaca. Hal ini mendorong penggunaan judul yang menarik dan isi konten yang lebih visual. 

Selain itu, beberapa content creator juga dihadapi dengan tantangan keuangan yang dapat mempengaruhi objektivitas mereka. Terkadang pendapatan mereka berasal dari iklan dan sponsor sehingga menjadikan mereka prioritas utama, karena hal tersebut ada tekanan untuk mengubah isi konten agar lebih menarik secara komersial. Hal ini selain menimbulkan kerugian dari kredibilitas berita, tetapi menimbulkan juga risiko serius terhadap pekerjaan jurnalis yang berkomitmen pada keakuratan berita.

Menghadapi tantangan ini, pembuat konten dan jurnalis tentunya sangat penting untuk menjaga integritas berita. Pelatihan etika jurnalistik dan verifikasi sumber berita dapat membantu menjaga kredibilitas dalam dunia berita. Selain itu, content creator harus memastikan bahwa informasi yang disampaikan adalah fakta. Informasi tersebut tidak boleh mengalami perubahan yang drastis agar tidak menimbulkan bias.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun