Mohon tunggu...
Sri Putri
Sri Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - 💌

Lawan rasa Takutmu, dan teruslah Bertumbuh.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Review Film "Ku Kira Kau Rumah"

5 Maret 2022   12:33 Diperbarui: 5 Maret 2022   12:40 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ungkap Review Film Kesehatan Mental, "Ku Kira Kau Rumah".

 Film Ku Kira Kau Rumah sudah tayang dan bisa ditonton di Bioskop seluruh Indonesia pada Februari 2022, yang amat sangat mengundang antusias masyarakat, terkhusus kalangan remaja.

Film yang dibintangi oleh Jourdy Pranata dan aktris Prilly Latuconsina, dalam garapan cerita yang disutradarai oleh Umay Sahab ini saat ini telah ditonton oleh 1 juta penonton. Jumlah ini terus bertambah setelah semingu film ini ditayangkan, yang mampu memecahkan rekor dengan predikat " film dengan penonton terbanyak dimasa Pandemi Covid 19 ".

Para aktor dan aktris yang termasuk didalam project film ini pun trut membagikan informasi yang menggembirakan ini di media sosial mereka masing-masing dengan berbagai respon yang menarik serta bangga.

"Nangis, terima kasih penonton Indonesia, ga nyangka!" ungkap Prilly diakun Instagram pribadinya.

Kesuksesan film ini juga pasti tidak terlepas dari kerja sama para crew yang telah bekerja keras untuk menghasilkan sebuah karya film milenial yang amat sangat memikat hatipara masyarakat.

Film yang digarap oleh Umay Sahab, remaja, aktor berusia 20 tahun ini mengangkat sebuah kisah tentang Gangguan Mental Bipolar Disorder. Yang mana, saat ini banyak masyarakat yang juga hidup dengan gangguan mental tersebut. Difilm ini juga digambarkan, bagaimana orang tua penyintas bersikap tehadap anaknya yang mengalami gangguan kesehatan mental, serta pengendalian diri penyintas sendiri ditengah kehidupan sosialnya.

Cerita dimulai, saat Niskala dan Pram bertemu , melalui untaian lagu yang saling terikat dengan makna, yang mampu menguasai perasaan dan pola fikir, serta kebebasan.

Niskala adalah seorang anak perempuan yang memiliki dua orang sahabat dari kecil. Temannya bernama Dinda ( Sheinna Cinnamon ), dan oktavianus ( Raim Laode ).  Mereka bertiga adalah sahabat dari kecil, dinda dan oktavianus pun tahu jika niskala mengalami gangguan kejiwaan atau bipolar, sehingga mereka benar-benar menjaga kontrol emosi niskala dengan orang lain atau saat bermain.

Niskala memiliki gangguan mental sejak kecil, saat niskala ulang tahun, niskala tidak ingin meniup lilin ulang tahunnya, ia malah menangis dan memeluk ayahnya.

"Kamu kenapa  nak? Kenapa nangis ? " papa niskala bertanya kepada niskala.

"Ayo nak, tiup lilinnya, kenapa kamu nangis ?" mama niskala pun juga ikut keheranan melihat nisakala.

Dinda, dan okta pun juga hanya saling tatap dan tidak tahu dengan apa yang terjadi pada niskala dihari ulang tahunnya.

Waktu pun berlalu, dan niskala pun tumbuh remaja bersama dengan 2 orang sahabatnya. Mereka tumbuh dan bersekolah bersama. Hingga suatu hari, niskala dan dinda kesiangan saat sekolah, dan menggunakan rok sekolah diatas lutut. 

Sesuai dengan aturan sekolah yang ada, siswi tidak boleh menggunakan rok yang berada diatas lutut, jika kedapatan menggunakan rok tersebut, maka pihak sekolah akan menggunting rok tersebut.

Karena niskala buru-buru dan sudah terlambat, niskala salah menggunakan rok sekolahnya, niskala menggunakan rok yang berada diatas lututnya. Lantas, guru niskala pun menegur niskala ;

"Kamu, udah telat, rok kamu begini lagi, saya gunting ya, biar tau rasa!" ucap guru niskala.

Mendengar hal tersebut, emosi niskala tidak dapat dikontrol, dan niskala melawan gurunya ;

"Ibu ga berhak ya gunting-gunting rok saya, ( mengambil gunting dari tangan ibu guru ) , rok ibu aja sini yang saya gunting, mau ?!! " ucap niskala.

Melihat hal tersebut, dinda langsung menahan niskala, dan membuang gunting yang dipegang oleh niskala, karena takut jika niskala melakukan hal-hal yang dapat melukai dirinya sendiri atau bahkan orang lain.

Kejadian tersebut akhirnya harus disampaikan pihak sekolah ke orang tua Niskala, lalu Niskala dibawa oleh kedua orang tuanya ke Psikiater, dan ternyata Niskala didiagnosis terkena "Bipolar".

Kehidupan Niskala berubah saat ia didiagnosis terkena Bipolar, terkhusus pada perlakukan papanya Niskala. Niskala tidak diperbolehkan untuk berkuliah setelah ia tamat sekolah menengah atas ( SMA ), ia bisa berkuliah dikarenakan bantuan mama dan juga dua sahabatnya, dinda dan okta.

Kehidupan kuliah Niskala begitu banyak membuat ia harus terus berperang dengan emosinya yang tidak stabil, niskala sering lepas kontrol atas apa yang terjadi jika niskala terpancing emosi.

Sampai suatu hari, Niskala bertemu dengan Pram.

Pram adalah seorang anak yang bisa dikatakan " Broken Home ", ia kehilangan ayahnya dari kecil, dan ibunya yang jarang dirumah, sehingga pram hidup sendiri dan bekerja dicaffe. 

Pram adalah seorang laki-laki, yang suka bermain music, bernyanyi, menciptakan lagu dengan bait-bait kehidupan yang ia tulis sendiri dengan penuh makna.

Niskala dan Pram berkuliah disatu tempat yang sama, Pram adalah senior niskala. Suatu ketika, pram tidak sengaja membaca makalah hasil dari Niskala, dan mengatakan jika hasil makalah tersebut masih kurang rapi dan juga banyak teori-teorinya yang kurang masuk akal. Pram mengira, makalah tersebut adalah milik okta, ternyata makalah tersebut dimiliki oleh Niskala.

Niskala marah dan menantang pram. Jika nilai Niskala sesuai denngan kemauan pram, maka pram harus membayar makan niskala dengan teman-temannya. Tetapi jika tidak, maka niskala yang akan membayari makan pram.

Hingga akhirnya, pram kalah, dan harus mengikuti persyaratan niskala. Niskala, dinda, dan okta dibawa oleh pram ke caffe tempat ia bekerja, lalu Niskala menyarankan pram untuk menyanyikan lagu yang ia ciptakan sendiri.

Kisah mereka pun dimulai.

Niskala begitu menyukai lagu yang diciptakan oleh Pram, niskala merasakan rasa bahagia saat mendengar pram bernyanyi. Semakin lama mereka bersama, mereka melakukan kegiatan bersama, ke toko buku bersama, membaca buku bersama, bernyanyi bersama, membuat mereka saling merasa jatuh cinta satu sama lainnya.

Niskala tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya, Dinda dan Okta pun sangat khawatir karena Niskala mulai mengenal lebih jauh dunia luar, bahkan jatuh cinta. Niskala berkuliah saja harus berbohong dulu kepada Papa nya, apalagi jika orang tuanya tahu Niskala sudah mulai jatuh hati kepada Pram.

Niskala begitu bahagia dengan rasa kebebasan yang ia miliki sekarang, sampai suatu hari Niskala dan Pram menyanyikan lagu yang berjudul " Belenggu " , lagu yang dipopulerkan oleh Amingdala. Dicerita ini, Pram menulis sendiri lagu yang dibawakannya dengan Niskala. Niskala dan Pram membawakan lagu ini dicaffe tempat Pram bekerja, yang sangat memikat hati para pelanggan dan bahkan viral di media sosial.

Karena banyaknya peminat lagu tersebut, Niskala dan Pram banyak diundang untuk menyanyi di tempat-tempat tertentu, yang membuat Niskala menjadi bolos kuliah. Dinda dan Okta yang mengetahui hal tersebut terpaksa menutupi kebohongan Niskala kepada Mamanya, dan juga Dosen mereka.

Hingga suatu hari, Okta dan Dinda merasa kesal dengan tingkah laku Niskala yang selalu membohongi kedua orang tuanya dan juga jadi sering bolos kuliah, Dinda dan Okta pun tidak mau berteman dengan Niskala.

Sampai akhirnya Niskala pun membujuk mereka, untuk mau membantu Niskala bernyanyi bersama Pram. Namun, dikarenakan Niskala yang sudah begitu banyak tidak mengikuti kegiatan kuliah juga sering pulang larut malam, Pihak kampus menghubungi orang tua Niskala, yaitu Mama Niskala.

Mama Niskala begitu terkejut dengan apa yang terjadi dengan putrinya, Mama niskala memanggil Dinda dan Okta untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada Niskala, sehingga Niskala banyak sekali melakukan keohongan kepada kedua orang tuanya.

Okta adalah sahabat kecil Niskala yang tidak pernah bisa berbohong, ia selalu mengatakan kebenaran, dan takut untuk berbohong. Dinda dan Okta dipanggl oleh Mama Niskala untuk ditanyai apa yang terjadi pada Niskala, tetapi Dinda dan Okta tidak menjawab dan hanya mengatakan kata " maaf " kepada Mama Niskala.

Niskala yang saat itu belum pulang kerumah, semakin membuat gaduh keadaan. Pram selalu mengantarkan Niskala digang rumah Niskala, Pram tidak boleh masuk oleh Niskala karena takut Papanya akan marah dan menyakiti Pram.

Pada malam itu, Pram mengantarkan Niskala pulang kerumah seperti biasanya, Oktavianus melihat Pram mengantarkan Niskala pulang. Dengan emosi, Okta memukul Pram dan mengolok-olok Pram sebagai suatu hal buruk bagi Niskala.

Niskala yang melihat Okta memukul dan mengolok Pram, membuat Niskala tertekan dan menjadi emosi. Niskala kehilangan kontrol emosinya, lalu menangis dan masuk kerumahnya. Mama Niskala yang mengetahui hal tersebut, langsung memberikan Niskala obat yang biasa dikonsumsinya, untuk membuat Niskala lebih tenang.

" Ma, tolong Niskala ma.. " ungkap Niskala

Mendengar hal tersebut, Mama Niskala hanya bisa menangis dan mencoba menutupi hal tersebut dari Papa Niskala.

" Niskala kumat lagi ma ? " tanya Papa Niskala

" Iya pah, biasa " jawab Mama Niskala.

Mama Niskala akhirnya tahu jika Niskala sudah mulai jatuh hati, dan Niskala sudah mulai mencari kebebasan. Setelah dari peristiwa itu, Niskala belum diperbolehkan oleh orang tuanya untuk keluar rumah atau bertemu dengan orang lain.

Pram mulai mencari Niskala, Pram menanyakan kepada Dinda dan Oktavianus dimana keberadaan Niskala. Tetapi Dinda dan Okta tidak mau memberitahukan kepada Pram dimana dan bagaimana keadaan Niskala. Pram terus berusaha mencari tahu keberadaan Niskala dari Dinda.

Mulanya Dinda tidak ingin memberitahu Pram tentang keadaan Niskala, namun Pram begitu meyakinkan Dinda tentang perasaan tulusnya ke Niskala.

" Niskala itu beda Pram, dia ga seperti yang lo tau dan lo bayangin " ungkap Dinda.

" Gue tau dia beda din, karena itu gue suka sama dia " Pram menuturkan.

Mendengar hal tersebut, akhirnya pun Dinda mengusulkan Pram untuk menemui Mama Niskala, dan Pram pun memberanikan diri untuk datang kerumahnya.

Mama Niskala pun akhirnya membantu Niskala untuk keluar dari rumah bersama Pram, Niskala diberi izin untuk keluar tanpa Papa nya tahu. Niskala begitu senang dan sumringah saat tahu Mamanya memberikan izin kepada Niskala untuk bernyanyi bersama Pram.

Niskala pun pergi  bersama Pram untuk tampil di caffe tempat Pram bekerja. Sementara Mamanya berusaha untuk menghindari perhatian Papa Niskala dari Televisi, Handphone, dan juga media-media lainnya.

Niskala dan Pram pun menyanyikan lagu yang berjudul " Ku Kira Kau Rumah ". Tanpa sengaja, saat Pram dan Niskala sedang menyanyi, Papa dan Mama Niskala datang ke caffe tersebut untuk mneghadiri undangan teman Papa Niskala.

Dan akhirnya, Niskala ketahuan oleh Papanya karena bernyanyi bersama Pram. Papa Niskala memukul Pram, yang membuat suasana menjadi gaduh dan penuh tangis dari Niskala. Niskala berlari menjauh dari kerumunan orang dan menangis ke atas balkon caffe tersebut.

Pram yang melihat Niskala berlari , ikut mengejar Niskala. Yang disusul oleh Mama, Papa, Dinda dan Oktavianus. Niskala sudah berdiri ditepi balkon coffe dengan terisak tangis dan berteriak.

" Selama ini Papa ga pernah bangga sama Niskala, Papa nutupin Niskala terus dari dunia luar, Papa kurung Nisakala, sesuai dengan maunya Papa! Papa jahat sama Niskala ! " Niskala mengatakan hal tersebut sembari menangis.

Mama Niskala yang terus menangis Cuma memohon kepada Niskala untuk turun, dan meminta kepada Papa Niskala untuk meminta maaf kepada Niskala.

Pram yang melihat kegaduhan tersebut, yang merasa bahwa ini disebabkan karena nya, akhirnya ikut naik ke tepi balkon bersama Niskala. Lalu Pram bergeming didalam hati " Pram akan menebus semua kesalahan Papa, dengan tidak meninggalkan orang yang Pram cintai, dan ikut terbang bersama Niskala, selamanya ", lalu Pram menerjukan dirinya ke bawah.

Niskala yang melihat Pram menerjukan diri kebawah, hanya bisa teriak histeris dan tak menyangka.

Pesan yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah tentang bagaimana seharusnya pihak keluarga terhadap pengidap penyakit Mental seperti Bipolar ini seharusnya menmperlakukan sang penyintas. Beri mereka kebebasan yang juga dibarengi dengan pengawasan, agar sang penyintas tidak merasa semakin tertekan dengan keadaan.

Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab dari penyakit mental ini, namun mereka tetaplah manusia dan akan terus hidup. Mereka tidak menyakiti, mereka tidak melukai jika mereka masih dibawa pengawasan yang baik.

Jangan remehkan kesehatan mental kalian, segera periksakan diri jika kalian merasa ada yang berbeda dengan keadaan mental kalian. Sayangi diri, sayangi mental kalian, dan jangan anggap remeh tentang kebebasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun