Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada anak balita saat ini adalah stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi secara kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Indonesia sendiri masih termasuk negara dengan urutan kelima yang memiliki prevalensi stunting tertinggi setelah India, China, Nigeria, dan Pakistan. Berkaitan dengan masalah gizi tersebut, salah satu target dari SDGs adalah untuk menurunkan kasus stunting hingga 40% pada tahun 2025. Sehingga perlu dilakukan pencegahan sejak calon pengantin hingga ibu hamil agar prevalensi stunting dapat menurun.Â
Untuk itu, Universitas Airlangga Bersama Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Stunting Jawa Timur melaksanakan kegiatan BBK Tematik Kampung Emas dengan tema "Kampung Emas Madani: Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya". Kegiatan ini sebagai bentuk kontribusi dalam menurunkan prevalensi balita stunting di Indonesia. Kegiatan BBK Tematik Kampung Emas melibatkan 459 mahasiswa yang terdiri dari Fakultas Kesehatan Masyarakat terutama prodi Gizi, FK, FKp, dan masih banyak fakultas lainnya untuk diturunkan di 153 kelurahan di Kota Surabaya. Salah satu kelurahan yang menjadi tempat penurunan angka stunting adalah Kelurahan Balongsari, Kecamatan Tandes.Â
Kegiatan Kampung Emas 2.0 di Kelurahan Balongsari dilaksanakan oleh kelompok 12 yang beranggotakan 3 mahasiswa yakni Sri Puji Rahayu dari prodi Gizi, Nasica Nadhira H dari prodi Ilmu Hukum dan Asma Amanina dari prodi Keperawatan dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) yaitu Dr. Miyayu Soneta Sofyan, drh., M.Vet. Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Oktober hingga Desember 2023. Kegiatan Kampung Emas dilaksanakan dari tanggal 7 Oktober 2023 yang diawali dengan melakukan koordinasi dengan pihak terkait yaitu Puskesmas Balongsari, Kelurahan Balongsari dan Kecamatan Tandes dan diakhiri pada tanggal 15 Desember 2023 dengan kegiatan diseminasi akhir yang dihadiri oleh seluruh pihak terkait dari puskesmas, kelurahan, kecamatan, KSH dan DPL.
Terdapat 3 jenis kegiatan dari Kampung Emas 2.0 yang berfokus pada upaya pencegahan stunting adalah Laduni sebagai bentuk peningkatan cakupan kesehatan pra nikah, SBCC-Bestiez atau Social Behaviour Change Communication yang bertujuan untuk mengubah perilaku ibu hamil dalam pemberian gizi dan manajemen stress, dan Formula Pangan Beriman yang menghasilkan formula makanan berbasis pangan hewani yang bisa meningkatkan asupan protein. Sasaran dari intervensi hulu ini adalah calon pengantin, ibu hamil, dan ibu balita.Â
Kelompok 12 mewujudkan 3 program unggulan ini dengan bantuan berbagai pihak. Pertama-tama kelompok 12 melakukan analisis situasi dengan menilai konsumsi laduni, masalah KB pasca persalinan, pengetahuan mengenai makanan bergizi dan pemakaian KB serta kesehatan calon pengantin wanita dan ibu hamil. Serta melakukan pengembangan media edukasi, survey pasar dan mendokumentasi kegiatan PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak) pada sasaran terpilih yaitu An. F. Selanjutnya, kelompok mengadakan kegiatan sosialisasi berbasis poster, leaflet, video mengenai pentingnya mengkonsumsi laduni, pentingnya mengetahui baby blues syndrome, dan mengenalkan formula pangan alternatif yaitu Rolade Ayam Teri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI