Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Tips Menghindari Lonely Marriage agar Tidak Terjadi dalam Pernikahan

11 November 2024   11:39 Diperbarui: 13 November 2024   13:58 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- menikah. (Freepik)

Menikah merupakan bagian dari perjalanan kehidupan. Bagi sebagian orang menikah merupakan sebuah hal yang harus dirayakan. Menikah merupakan momen yang spesial dan sakral. Karena menikah berarti membuka lembaran baru di mana kita akan menjalani peran baru. Tidak lagi bergantung kepada orangtua dan kita harus bersiap dengan segala konsekuensinya. 

Menikah berarti kita sudah dianggap dewasa dalam menjalankan hidup. Menikah merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Karena itulah kita harus benar-benar memilih pasangan yang setara karena pernikahan itu seumur hidup kita. 

Tidak hanya sekedar setahun atau dua tahun. Tetapi seumur hidup kita. Pernikahan merupakan ibadah terpanjang dan karena itu tidak mudah untuk dilalui. Banyak ujian yang mungkin terjadi dalam menjalani pernikahan.

Akhir-akhir ini kita mengenal istilah lonely marriage atau kesepian dalam pernikahan. Di mana kita merasa kesepian dalam menjalani kehidupan pernikahan. Lonely marriage tidak bisa dianggap remeh dan tentu saja harus dicarikan solusinya agar kita tidak terjebak didalamnya selamanya.

Tentu menjalani kehidupan pernikahan namun merasa kesepian itu tidak menyenangkan. Apalagi jika kita mengalaminya seumur hidup kita. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan agar kita tidak terjebak dalam lonely marriage.

Pertama, menjaga komunikasi dan selalu terbuka dengan permasalahan yang ada 

Tips pertama untuk menghindari lonely marriage adalah dengan menjaga komunikasi dengan pasangan. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga hubungan pernikahan. Komunikasi yang baik dengan pasangan akan membuat kita bisa menghindari lonely marriage. 

Karena biasanya lonely marriage terjadi akibat komunikasi yang buruk dengan pasangan sehingga terjadi kesalahpahaman. Kesalah pahaman ini bisa memicu pasangan untuk enggan berkomunikasi. Untuk menjaga komunikasi dan terbuka dengan segala permasalahn yang ada menjadi salah satu kunci agar kita bisa terhindar dari lonely marriage. 

Menjaga pernikahan agar selalu harmonis dan awet tentu bukan hal yang mudah. Butuh kesabaran dan pemahaman agar kita dan pasangan bisa saling menerima dan mengkomunikasikannya dengan baik. 

Komunikasi menjadi faktor penentu terjadinya lonely marriage. Jika komunikasi antar pasangan sudah mulai memburuk maka segera perbaiki agar tidak semakin berlarut-larut. Dalam hal ini masing-masing pasangan harus menurunkan egonya. Karena keduanya masih saling gengsi untuk mengajak bicara maka keduanya akan terus terjebak dalam diam. 

Untuk itu, jika ada masalah usahakan untuk selalu mengkomunikasikannya dengan pasangan. Sekecil apapun itu. Agar nanti tidak ada kesalahpahaman. Karena biasanya hal-hal kecil dan sepele itu yang jika dibiarkan bisa menumpuk dan menimbulkan masalah besar. 

Karena sudah menikah tentu kita harus terbuka dengan pasangan tentang masalah yang kita hadapi. Usahakan jangan ada rahasia dengan pasangan agar tidak menimbulkan dampak yang buruk ke depannya. 

Komunikasi dalam pernikahan merupakan faktor yang sangat penting dan tidak bisa dianggap sepele. Menjaga komunikasi dengan baik juga bagian dari merawat hubungan pernikahan agar tetap harmonis dan awet. 

Setiap pernikahan pasti ada masalah dan ujiannya masing-masing. Tidak ada pernikahan yang tanpa masalah. Tinggal bagaimana setiap pasangan mengahadapinya. Masalah bukanlah akhir dari pernikahan tapi adanya masalah bisa memperkuat hubungan pernikahan. Tergantung kita dalam menghadapinya. Setiap permasalahan harus dihadapi dengan bijak yaitu dengan komunikasi yang baik antar pasangan.

sumber: Family Today
sumber: Family Today

Kedua, saling membantu dalam menjalankan peran masing-masing

Kemudian tips kedua adalah membantu dalam menjalankan perannya masing-masing. Di era sekarang kita tentu sudah tidak asing lagi dengan perempuan yang bekerja meski sudah menikah. 

Ya fenomena ini sudah menjadi hal yang wajar. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya menjadi ibu rumah tangga tetapi juga bisa berperan dalam mencari nafkah. 

Jika pasangan suami istri sama-sama bekerja sudah seharusnya keduanya saling memahami perannya masing-masing. Suami juga harus ikut membantu dalam hal pekerjaan rumah karena istri ikut bekerja. Jadi tidak dilimpahkan ke istri saja. Suami harus menyadari bahwa istrinya bekerja dan membantu mencari nafkah, jadi ia juga harus ikut membantu dalam mengurus rumah tangga.

Jadi suami tidak lepas tangan dengan pekerjaan rumah. Jika istri bekerja, sudah seharusnya suami ikut membantu mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci piring atau mengasuh anak. Pernikahan merupakan kerja sama antar pasangan, jadi suami atau istri tidak boleh egois dan mementingkan egonya pribadi. 

Dengan begitu pasangan akan merasa dihargai dan tidak diabaikan. Jika salah satu abai atau tidak peduli dengan pasangannya maka hal tersebut bisa membuat hubungan pernikahan memburuk. 

Ya suami istri harus saling memahami perannya masing-masing dan saling membantu dalam menjalankan perannya. Karena dalam pernikahan itu harus saling bekerjasama dan membantu untuk mencapai tujuan bersama. 

Membantu pasangan dalam menjalankan perannya masing-masing akan mempererat hubungan. Karena pasangan akan merasa dihargai dan dipedulikan. Dengan begitu suami atau istri juga akan merasa jika dirinya diperhatikan sehingga keduanya bisa saling menghargai satu sama lain.

Ketiga, memberi ruang bagi pasangan untuk me time 

Kemudian tips terakhir adalah dengan memberikan ruang bagi pasangan untuk me time atau melakukan hal yang dia suka. Dalam menjalani pernikahan tentu terkadang kita ingin punya waktu untuk diri kita sendiri atau me time.  

Ya sebagai pasangan kita harus memberikan ruang bagi pasangan kita untuk meluangkan waktu bagi dirinya sendiri. Misalnya memberikan waktu untuk menonton drama, shopping, jalan-jalan, bermain game atau hal-hal lainnya yang ingin dilakukan oleh pasangan kita. 

Meski kita sudah menikah, terkadang kita juga butuh untuk me time agar energi dan pikiran kita bisa kembali pulih. Me time merupakan salah satu cara untuk merefresh pikiran kita yang mungkin sedang jenuh atau bosan. Dengan melakukan me time kita bisa menghibur diri kita sendiri dan melepaskan penat yang mungkin kita rasakan. 

Kita bisa berkomunikasi dengan pasangan untuk waktu me time ini. Agar sama-sama bisa melakukan waktu me time. Entah secara bersamaan atau bergantian. Dengan begitu pasangan memiliki ruang untuk menyalurkan hobinya masing-masing. Selama itu tidak hal yang negatif ya tentu tidak menjadi masalah. 

Me time merupakan hal sederhana yang tidak bisa dilakukan setiap hari. Untuk itu kita harus memberikan ruang kepada pasangan agar ia bisa mneghabiskan waktu untuk dirinya sendiri. 

Setelah menjalani kehidupan pernikahan kita memiliki tanggung jawab dan tidak bisa hidup seenaknya seperti ketika masih lajang. Apalagi ketika sudah memiliki anak. Kita harus merawat dan mengasuh anak sehingga tidak ada waktu untuk diri sendiri. 

Di sinilah peran pasangan dibutuhkan. Di mana pasangan harus saling memahami dan memberikan waktu bagi pasangan untuk me time. Meski hanya sebentar namun me time tentu sangat diperlukan sebagai sarana refreshing. 

Dengan memberikan ruang me time untuk paasangan, maka pasangan akan merasa dihargai. Dengan begitu hubungan antar pasangan bisa semakin kuat dan erat. 

Terima kasih semoga bermanfaat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun