Setiap orang tentu ingin menjadi orang yang sukses dan menjadi orang yang hebat serta dikenal banyak orang. Siapa sih yang tidak mau hidup yang sukses dan memiliki segalanya. Setiap orang pasti menginginkan hal tersebut. Memiliki pekerjaan yang keren, rumah dan mobil mewah serta dihormati oleh banyak orang.
Namun fakta menunjukkan hal yang berbeda. Tidak semua orang bisa mewujudkan keinginannya. Karena beberapa faktor, tidak semua orang berhasil mewujudkan impiannya menjadi orang yang sukses dan hebat. Dan akhirnya hanya menjadi orang biasa yang menjalani kehidupan biasa saja. Tidak dikenal banyak orang dan tidak memiliki banyak aset atau harta yang berlimpah. Ya semuanya serba biasa saja.Â
Lalu apakah tidak apa-apa menjadi biasa saja? Jawabannya tentu saja tidak apa-apa. Tidak apa-apa menjadi biasa saja yang mungkin tidak dikenal banyak orang, tidak memiliki pekerjaan mentereng dan tidak punya harta yang berlimpah. Ya tidak apa-apa. Karena tidak semua orang harus sukses dan memiliki segalanya.Â
Menjadi biasa bukan sebuah dosa, jadi nikmati sajaÂ
Menjadi orang yang luar biasa pasti menjadi impian banyak orang. Karena dengan menjadi orang yang luar biasa semua terlihat mudah dan indah. Mau beli apa-apa bisa, kemana-mana dihormati banyak orang. Namun faktanya banyak orang yang hidupnya biasa saja daripada luar biasa. Lalu apakah menjadi biasa saja sebuah dosa? Â Tentu saja tidak.Â
Masayarakat di sekitar kita seringkali membandingkan hidup orang lain. Misalnya saja si A yang umurnya 25 tahun belum bekerja dibandingkan dengan si B yang sudah bekerja di perusahaan yang terkemuka. Hal tersebut tentu membuat si A jadi kepikiran. Dia yang awalnya santai saja jadi berpikir yang tidak-tidak akibat orang-orang di sekitarnya. Padahal itu tidak apa-apa. Karena memang belum rejeki saja jadi dia belum mendapatkan pekerjaan.Â
Orang-orang di sekitar kita seringkali membuat kita yang awalnya bisa menikmati hidup kita menjadi stres gara-gara omongan mereka yang selalu menuntut untuk sesuai standar mereka. Padahal hidup setiap orang itu berbeda. Tidak perlu membandingkan kehidupan orang yang satu dengan orang yang lainnya. Setiap orang memiliki garis waktunya masing-masing.Â
Jadi buat kalian yang saat ini mungkin sedang di fase menjalani kehidupan yang biasa saja. Yang mungkin belum mendapatkan pekerjaan di saat yang lain sudah atau sudah bekerja namun hanya bekerja di posisi biasa. Nikmati saja semua itu karena hal tersebut merupakan sebuah proses kehidupan. Kelak kita akan merindukan momen-momen tersebut.Â
Menjadi biasa dengan pekerjaan yang biasa saja, rumah biasa kehidupan juga biasa saja tidak ada yang menonjol, itu tidak apa-apa. Bukankah tujuan manusia di dunia ini adalah untuk beribadah kepada sang Pencipta? Jadi manfaatkan waktu kita yang menjadi orang biasa ini untuk beribadah sebagai bekal kehidupan selanjutnya nanti.Â
Menjadi biasa juga sebuah berkah tersendiri. Di mana kita bisa bebas melakukan apapun tanpa merasa takut ada  orang yang melihat atau mengomentari tindakan kita. Coba bayangkan jika kita menjadi orang yang terkenal seperti para selebritas atau pejabat. Semua tindakan kita selalu dipantau oleh orang-orang yang ada di sekitar kita. Sehingga tidak bisa bebas melakukan apapun dan justru selalu diliputi rasa cemas dan khawatir.Â
Kita bisa melihat bagaimana kehidupan selebritas yang segala tindakan dan ucapannya menjadi perhatian publik. Salah sedikit saja dalam berkata maupun bertindak, maka hal tersebut bisa menjadi bulan-bulanan netizen. Hidup seperti itu tentu melelahkan bukan?Â
Jadi menjadi biasa itu perlu disyukuri dan tidak perlu iri dengan pencapaian orang lain. Karena Tuhan menciptakan manusia untuk peran yang berbeda. Jadi nikmati saja peranmu saat ini karena itu adalah cara menjalani hidup dengan baik dan tentram.
Karena hidup tidak selalu tentang kompetisi jadi syukuri setiap momennya
Seat bersekolah dulu, di dalam satu kelas yang isinya 30 siswa berapa sih yang pintar dan menonjol di kelas? Paling sekitar 10 orang dari sepuluh itu biasanya hanya 1 sampai 3 orang yang paling menonjol. Sisanya mereka siswa biasa yang tidak menonjol. Ya biasa-biasa saja Tidak pintar dan juga tidak bodoh.Â
Dalam satu kelas tersebut pasti yang benar-benar bersaing paling mereka yang selalu masuk tiga besar. Sisanya bodo amat dan hanya sekedar masuk kelas.Â
Tiga orang yang selalu juara kelas ini biasanya hidupnya diliputi dengan kecemasan dan kekhawatiran untuk mempertahankan nilainya, Misalnya rivalnya mendapat nilai yang lebih tinggi ia merasa cemas dan berpikir bagaimana mengalahkan rivalnya tersebut. Ya begitulah biasanya.Â
Hidup yang selalu diliputi dengan kompetisi untuk bersaing dengan orang lain tentu akan diliputi kecemasan. Karena sejatinya di atas langit masih ada langit. Jika kita selalu ingin menjadi yang terbaik maka hal tersebut bisa membuat kita lelah sendiri karena itu tidak akan ada habisnya. Akan selalu ada yang terbaik di antara yang terbaik. Karena terlalu fokus untuk berkompetisi kita jadi tidak menikmati setiap momen yang kita lewati. Padahal hal tersebut merupakan hal yang berkesan dan sangat penting.Â
Tidak apa-apa jika kita bukan orang terbaik dan hanya menjadi orang biasa-biasa saja. Tidak apa-apa kita tidak bersaing dengan orang lain. Karena hidup tidak selalu tentang kompetisi dengan orang lain. Cobalah sekali-kali menikmati setiap momen-momen kecil yang kita jalani setiap harinya. Insyaallah hal tersebut bisa membuat kita lebih bersyukur dalam menjalani hidup.Â
Momen-momen kecil tersebut biasanya bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih legowo dalam menerima setiap pemberian Pencipta. Hal tersebut tentu akan membuat kita lebih bersyukur karena kita percaya apa yang terjadi di dunia ini sudah digariskan oleh yang Maha Kuasa. Jadi tidak perlu merasa sedih ketika hidup kita biasa saja ya. Nikmati saja dan anggap hal tersebut sebagai sebuah anugerah.Â
Terima kasih semoga bermanfaatÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H