Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Second Anna", Drama Psikologi yang Menegangkan dan Penuh Pembelajaran

6 Juli 2022   11:34 Diperbarui: 7 Juli 2022   00:08 3260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu lagi drama Korea on going yang menjadi perhatian publik di bulan Juli ini. Yaitu drama The Second Anna atau lebih dikenal dengan Anna. 

Drama produksi Coupang Play ini dibintangi oleh Bae Suzy sebagai pemeran utama Lee Yoomi atau Anna. Selain Bae Suzy ada Jung Eun Chae yang memerankan karakter Lee Hyun Joo atau Lee Anna asli. Kim Jun Han sebagai Choi Ji Hoon dan Park Ye Young sebagai Seo Ji Won. 

Drama ini berfokus pada kehidupan Lee Yoomi. Mulai dia kecil hingga tumbuh dewasa. Yoomi merupakan anak yang cerdas dan cantik serta populer di sekolahnya. Dia merupakan anak dari seorang tukang pembuat jas. Karena hidupnya yang kekurangan, dia tidak bisa mengembangkan bakatnya. 

Masalah berawal ketika Yoomi harus dikeluarkan dari sekolah karena terlibat hubungan asmara dengan guru di sekolahnya. Padahal ujian kelulusan tinggal 2 bulan lagi. Dia pun terpaksa harus pindah sekolah. Di sekolah barunya ia tidak bisa ketertinggalannya. Karena hal tersebut ia tidak bisa diterima di universitas yang diinginkan. 

Dari sinilah ia memulai kebohongannya. Ia berbohong kepada kedua orangtuanya jika ia diterima di universitas. Dia juga pura-pura menjadi mahasiswa di universitas tersebut. Di sini ia bertemu dengan Seo Ji Won yang menjadi seniornya. 

poster drama The Second Anna. sumber:mydramalist.com
poster drama The Second Anna. sumber:mydramalist.com

Tidak hanya kepada orangtuanya dia juga berbohong kepada mahasiswa yang ada di kampus tersebut. Dia pun menjalani kebohongan demi kebohongan untuk menutupi kebohongan yang ia lakukan sebelumnya.

Meski tidak ada aksi yang menegangkan namun drama yang berfokus pada kehidupan Lee Yoomi membuat penonton tegang karena kebohongan Yoomi. Sebagai penonton, saya juga ikut takut dengan aksi Yoomi yang berbohong. Bagaimana kalau kebohongan Yoomi terbongkar?

Penonton akan diajak untuk mengikuti kebohongan Lee Yoomi dan menjadi ikut deg-degan. Drama ini benar-benar padat dan hening karena tidak ada musik atau soundtrack dalam adegannya. Sehingga benar-benar akan fokus pada adegan dan dialog yang ditampilkan.

Mengenal ripley syndrome dari karakter Anna 

Dari drama ini kita mengenal penyakit mental yang disebut ripley syndrome. Ini merupakan suatu gangguan psikologis dimana seseorang terus berbohong dan mempercayai kebohongan tersebut sebagai bentuk kebenaran nyata. 

Setelah ayahnya meninggal Yoomi memutuskan untuk bekerja di perusahaan mode milik Lee Anna (Jung Eun Chae). Seorang anak konglomerat yang egois dan suka bersikap seenaknya. Yoomi juga harus menghadapi ayah Anna yang bersikap dingin dan kasar terhadapnya. 

Kemarahan Yoomi memuncak ketika ia tidak diberikan izin untuk cuti. Ia kemudian pergi dengan membawa semua barangnya dan juga membawa berkas dari Lee Anna yaitu ijazah dan passport. 

Suatu hari ia mendapat surat dari pengadilan jika ia diizinkan untuk mengubah namanya menjadi Lee Anna. Kehidupan sebagai Lee Anna pun berawal di sini. 

Dengan memanfaatkan passport dan ijazah yang ia bawa dari Lee Anna yang asli, dia pun mulai melamar di universitas untuk mengajar sebagai profesor. Kelihaiannya dalam berbohong membuat ia bisa diterima untuk mengajar. 

Kebohongan demi kebohongan pun ia lakukan. Bahkan ia menyewa orangtua untuk menghadiri pesta pernikahannya dengan Choi Ji hoon (Kim Jun Han). Ia pun hidup dalam kebohongan sebagai Lee Anna. 

Di luar ia terlihat sebagai sosok yang sempurna. Menjadi istri dari calon wali kota, sebagai profesor yang disegani dan berkharisma. Padahal semua yang ia lakukan adalah kebohongan. 

Lee Yoomi menjalani kehidupan sebagai Lee Anna. Ia berusaha menjalani kehidupan sebagai Lee Anna tersebut tanpa merasa bersalah dan meyakininya. 

Ripley syndrome yang diderita oleh Lee Yoomi membuat ia percaya dengan kebohongan yang dia buat sendiri. Dia meyakini kebohongan tersebut sebagai kebenaran yang ia yakini. Dan ia bisa menjalani kehidupan sebagai orang lain tanpa merasa bersalah sedikit pun. 

Melansir Kyunghee International College (KIC The Globe) yang saya kutip dari akurat.co penyebab utama dari sindrom Ripley adalah keinginan yang kuat untuk berprestasi/menang menghadapi masalah sosial dan struktural yang menghalangi untuk mencapai apa yang diinginkan dalam kenyataan. Mereka menderita kompleks inferioritas dan kerusakan karena ketidakmampuan untuk memenuhi harapan dan tekanan yang berlebihan.

Kekerasan fisik dan mental pada masa kanak-kanak atau kurangnya kasih sayang dari orangtua. Ketidakstabilan emosional yang berkepanjangan sejak masa kanak-kanak ini mendorong mereka untuk berbohong.

Karena Lee Yoomi merasa tidak mampu untuk mewujudkan keinginannya dan harus menghadapi kehidupan yang sulit. Di mana ia tidak diterima di universitas sehingga ia menciptakan kebohongan untuk menutupi fakta tersebut. Dia menciptakan kebohongan sesuai keinginannya sendiri dan hidup di dalam kebohongan tersebut. 

Tentu saja sindrom ripley ini tidak bisa dianggap sepele. Karena jika dibiarkan hal tersebut bisa merugikan orang lain. Kita bisa melihat bagaimana Lee Yoomi hidup dalam kebohongan yang ia ciptakan dengan mencuri identitas orang lain. Kebohongan kecil sedikit demi sedikit akan menjadi besar untuk menutupi kebohongan sebelumnya.

Pembelajaran penting dari drama The Second Anna 

Ada pembelajaran penting yang bisa kita petik dari drama The Second Anna. Yaitu semua yang berawal dari kebohongan pasti akan hancur pada akhirnya. Berbohong merupakan perbuatan yang tidak baik. Karena sekali kita berbohong maka kita akan berbohong lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya. 

Namun tidak ada kebohongan yang sempurna. Suatu saat nanti kebohongan itu pasti akan tercium juga. Inilah yang dialami oleh Lee Yoomi. Kebohongan yang selama ini ia lakukan sedikit demi sedikit mulai tercium. Berawal dari pertemuan Seo Ji Won dan Jae Ho mantan pacar dari Lee Yoomi saat di universitas, Seo Ji Won pun mulai mencurigainya. 

Ia pun mulai mengulik kehidupan masa lalu Lee Yoomi. Mulai dengan mendatangi ibu kosnya dahulu kemudian datang ke kampung halaman Lee Yoomi dan bertanya tentang Yoomi di sana. Di situlah ia mulai menemukan kebohongan-kebohongan Yoomi. Mulai dari kuliah di Amerika dan kehidupan lainnya. 

Selain itu juga secara tidak sengaja Yoomi bertemu dengan Lee Anna yang asli. Pertemuan tersebut membuat Yoomi ketakutan dan mulai gelisah karena takut kebohongannya akan terbongkar. Ia kemudian memohon kepada Lee Anna namun Lee Anna meminta 3 milyar won atas pencurian identitas yang telah dilakukan. 

Dari kisah Lee Yoomi tersebut kita bisa belajar satu hal yang penting semua yang diawali dengan kebohongan akan berakhir dengan kehancuran. Hidup kita akan diliputi dengan kegelisahan dan kekhawatiran karena kebohongan yang telah kita buat. Kita pun harus berpikir untuk membuat kebohongan lainnya untuk menutupi kebohongan sebelumnya. 

Kita bisa melihat bagaimana Lee Yoomi menjalani kehidupan sebagai Lee Anna. Apakah dia bahagia? Jawabannya tidak. Meski ia mengenakan pakaian bagus, tinggal di apartemen mewah, mengendarai mobil mahal dan memiliki suami yang terpandang, tetapi nyatanya ia tidak bisa benar-benar menikmati kehidupannya sebagai Lee Anna. Karena ia harus berpura-pura menjadi orang lain sehingga ia tidak bisa menikmati kehidupannya. Meskipun kehidupannya bisa dibilang sempurna.

Menjalani hidup dalam kebohongan tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Kita akan diliputi dengan kecemasan dan kegelisahan karena kebohongan yang kita buat sendiri.

Drama ini mengajarkan kita untuk jujur kepada diri sendiri dan juga orang lain. Menjalani kehidupan apa adanya tanpa perlu berbohong dan membuat karangan cerita untuk menutupi kebohongan lainnya. 

Menjalani hidup biasa saja lebih baik daripada hidup mewah namun penuh kepalsuan. Kebohongan tidak akan mendapatkan kebahagiaan, yang ada hanya akan berakhir dalam kesengsaraan. 

Kejujuran merupakan hal yang sangat penting. Menjalani hidup dengan jujur akan membuat hidup kita jauh lebih tenang karena tidak hal yang kita tutupi. Berbeda jika kita berbohong sedikit saja, maka kita akan gelisah dan khawatir dengan sendirinya. 

Terima kasih semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun