Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Harus Tetap Melayani di Hari Raya Idul Fitri

8 Mei 2021   08:54 Diperbarui: 3 Mei 2022   06:45 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah pengalaman saya ketika saya mulai bekerja di sebuah instansi pemerintah. 

Di tahun pertama, ketika hari Raya Idul Fitri atau lebaran, saya harus masuk kerja karena pelayanan kunjungan masih dibuka. Bahkan di instansi tempat saya bekerja, dilarang mengajukan cuti seminggu sebelum puasa dan seminggu setelah lebaran. Ini merupakan aturan yang berlaku dan tidak pernah berubah. 

Instansi saya memang berbeda dengan lainnya karena pola kerjanya juga berbeda. Jika di tanggal merah di instansi pemerintah lain bisa libur dan ada cuti bersama, di tempat saya tidak. 

Kami hanya diberi jatah libur seminggu sekali. Hal itu karena kami harus menjaga orang, jadi tidak bisa jika tanggal merah libur seperti lainnya. Meskipun itu perayaan hari besar, seperti hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha harus tetap masuk kerja. 

Bagaimana Rasanya? 

Jujur di tahun pertama saya, saya merasa kaget dan sedih. Apalagi di hari pertama, biasanya saya berkumpul dengan keluarga dan berkunjung ke rumah saudara maupun tetangga. Namun untuk pertama kalinya saya tidak melakukan hal tersebut karena harus bekerja. 

Rasanya sedih, namun setelah bekerja saya mulai menerima dan menikmatinya. Sedih karena saya tidak bisa salat Idul Fitri di rumah dan berkunjung ke rumah tetangga dengan keluarga seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun saya mendapat pengalaman baru yang mungkin tidak akan saya dapat di tempat lainnya.

Ini adalah tahun ketiga saya, di mana setiap lebaran semua karyawan diwajibkan untuk salat Idul Fitri di kantor. Namun jika mempunyai alasan penting boleh untuk tidak hadir. 

Saya harus menempuh perjalanan 45 menit dari rumah menuju kantor di hari lebaran. Waktu melewati jalan, melihat orang pergi ke masjid bersama keluarga, saya merasa sedih dan merindukan momen seperti itu dan rasanya saya tidak mungkin bisa menikmati momen seperti itu lagi. Mengingat itu, saya hampir menitikkan air mata karena sedih. 

Setelah salat Idul Fitri di kantor, saya dan karyawan di kantor saling bermaafan dan sarapan pagi bersama. Kemudian setelah itu, yang tidak sedang bertugas boleh pulang, sedangkan yang sedang bertugas harus tetap di kantor untuk melaksanakan piket. 

Biasanya kunjungan berakhir hingga jam empat sore. Karena ini masih pandemi Covid-19, maka kunjungan ditiadakan dan diganti penitipan makanan. Sedangkan WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) diberi kemudahan untuk melakukan kunjungan online melalui video call yang tentu juga harus diawasi. 

Saya rasa tidak hanya di instansi saya yang mengharuskan karyawannya tetap bekerja di hari lebaran. Instansi lainnya seperti rumah sakit, kepolisian, stasiun TV dan beberapa instansi lainnya tetap harus masuk kerja di hari lebaran. 

Jadi saya bersyukur banyak juga yang masih bekerja di hari lebaran dan bukan hanya di instansi saya. Jadi harus tetap bersyukur dan dinikmati saja momen yang ada di depan mata. 

Pengalaman yang Berharga 

Kerja saat lebaran memberikan pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya. Saat pertama kalinya mungkin akan merasa sedih, namun ketika melaksanakan piket dan melihat para WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) bisa bertemu keluarga di hari Raya, saya juga merasa terharu dan senang. 

Melihat mereka bisa bertemu keluarga dan bersilaturahmi di hari Raya. Meski waktunya terbatas, setidaknya mereka bisa bersilaturahmi dan meminta maaf kepada keluarga. 

sumber: sleekr.co
sumber: sleekr.co

Raut bahagia bagi mereka yang mendapat kunjungan. Namun ada juga yang tidak, karena tidak mendapat kunjungan. Entah keluarganya sibuk, atau apa. Namun tetap saja mereka yang tidak mendapat kunjungan berusaha tegar dan menikmati momen bersama teman lainnya. 

Bekerja di hari lebaran membuatku sedikit mengerti tentang pentingnya bertanggung jawab atas pekerjaan yang saya lakukan. Karena saya sudah bekerja di tempat ini, maka saya harus mengikuti kultur yang berlaku di tempat ini. 

Tahun demi tahun, saya mulai menikmatinya dan terbiasa dengan situasi seperti ini. Karena hal ini saya menjadi mengerti pentingnya kebersamaan di hari lebaran. 

Jika tahun-tahun kemarin saya tidak terlalu memahaminya karena menjalani momen lebaran bersama keluarga merupakan momen yang  biasa. 

Karena ada tuntutan pekerjaan, hal itu membuat saya mengerti tentang pentingnya momen bersama keluarga di hari lebaran itu sangat berarti. 

Hal ini menjadikan pengalaman sekaligus tantangan tersendiri bagi saya, yaitu tidak boleh mengeluh atau berkeluh kesah karena hal itu merupakan bentuk dari tanggaung jawab pekerjaan. 

Kalau kata atasan saya bekerja itu harus ikhlas, karena jika tidak ikhlas maka perkerjaan itu akan terasa berat dan membebani. Sebaliknya jika kita bekerja dengan ikhlas, maka akan terasa ringan dan cepat berlalu. Perkataan itu memang benar adanya karena saya merasakannya sendiri. 

Lalu Kapan Bertemu Keluarga?

Jika hari pertama lebaran piket, maka saya biisa bertemu keluarga di sore atau keesokan harinya jika mendapat libur. 

Untuk menyiasati, biasanya saya dan teman-teman melakukan tukar dinas agar bisa mendapat libur secara berturut-turut, yaitu dua atau tiga hari. Waktu libur itu tentu bisa digunakan untuk berkunjung ke rumah saudara. 

Saat pertama kali saya pergi bekerja di hari lebaran, orangtua saya kaget dan merasa sedih. Namun kemudian mereka bisa mengerti dan memahami tentang tuntutan pekerjaan. Bahkan sekarang ibu membangunkanku ketika hari Raya agar saya tidak telat sampai di kantor. 

Kadang mereka agak khawatir karena saya berangkat dari rumah ketika hari masih lumayan gelap. Namun saya bersyukur tidak terjadi apa-apa dan masih bisa berkumpul dengan keluarga lagi. 

Kini ketika ada pertemuan keluarga atau saya tidak ada di rumah saat lebaran, saudara memahami dan tahu jika saya sedang bekerja. 

Sebenarnya saya sedih ketika tidak bisa berkumpul dengan saudara-saudara yang  lainnya, karena hanya momen lebaran inilah yang membuat kita bisa berkumpul dan itu adalah momen yang sangat membahagiakan. 

Jadi buat kalian yang bisa menikmati momen lebaran bersama keluarga, maka nikmatilah. Karena kita tidak pernah tahu momen seperti itu bisa terulang lagi di masa depan atau tidak. Jadi selagi masih ada dan masih bisa bersama maka nikmatilah dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya. 

Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun