Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Alasan Mengapa Kamu Harus Belajar Mencintai Kegagalan

21 April 2021   15:00 Diperbarui: 24 April 2021   04:35 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Target tidak tercapai serta harapan tidak sesuai dengan kenyataan dan kejadian-kejadian lainnya yang menunjukkan jika kamu merasa gagal. 

Setiap orang pasti pernah merasakan kegagalan baik itu dalam dunia pekerjaan maupun percintaan, karena itu merupakan proses dari kehidupan. Selalu ada cerita kegagalan di balik sebuah kisah kesuksesan. 

Kegagalan dan kesuksesan merupakan dua hal yang berjalan berdampingan. Tinggal bagaimana kita menyikapi sebuah kegagalan. 

Kegagalan memang terkadang membuat kita ingin menyerah dan berhenti saja, karena kita merasa usaha yang telah kita lakukan terasa sia-sia dan percuma. 

Saya juga pernah merasakannya saat gagal masuk sekolah yang diinginkan dan rasanya ingin menyerah. 

Namun pernahkah kita merasa bahwa kegagalan itu membawa diri kita menjadi orang yang sekarang. Mungkin jika kita mengalami kegagalan di masa lalu kita tidak akan pernah ada di titik ini. 

Saya punya seorang teman, dia teman satu angkatan dan satu jurusan dengan saya. Dia orang yang sangat vokal dan menurut saya dia cocok jadi politikus. 

Dia juga aktif di organisasi kampus, karena itulah dia akhirnya mencalonkan diri menjadi gubernur BEM fakultas. 

Lalu, dia pun mempersiapkan pencalonannya dengan matang dan bahkan ada tim sukses untuk memenangkan dirinya. 

Dia merasa yakin dia akan menang dan menjadi gubernur BEM Fakultas. Namun setelah suaranya keluar, bukan dia yang terpilih tapi lawannya. 

Merasa kecewa dengan hasil suara tersebut, dia pun berhenti mengikuti organisasi dan tidak percaya dengan kegiatan organisasi kampus. Dia pun banting setir dan mulai usaha mebel kecil-kecilan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun