Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Halo Effect, Kesan Pertama yang Menentukan

4 April 2021   18:47 Diperbarui: 4 April 2021   22:30 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karyawan baru (Martin Barraud/Getty Images)

Baru pertama ketemu tapi rasanya udah klik dan nyaman sama seseorang. Atau sebaliknya, baru pertama bertemu sudah tidak respect dan tidak suka dengan orang tersebut. Mungkin sebagian besar dari kita pernah mengalami hal seperti ini. Menilai seseorang dari kesan pertamanya. 

Melansir dari Tirto.id, halo effect adalah istilah dalam bidang psikologi untuk menyebut fenomena kemunculan penilaian terhadap karakter kepribadian seseorang berdasarkan kesan pertama saat pertama kali bertemu.

Kesan pertama ini sangat menentukan penilaian seseorang tersebut dan memengaruhi penilaian terhadap keseluruhan karakter seseorang, padahal kita belum mengenalnya lebih jauh. Namun kita sudah menyimpulkan karakter seseorang tersebut dengan menilainya dari kesan pertama. Padahal penilaian kita terhadap orang lain tersebut belum tentu benar. 

Kesan Pertama yang Menentukan 

Beberapa waktu lalu, seorang teman curhat kepada saya. Dia bilang bahwa dia tidak suka dengan pegawai baru karena kesan pertama yang dia terima tidak bagus. 

Kesan pertama ini ia lihat dari gaya bicaranya dan tingkah lakunya yang menurut dia tidak bagus. Dan sejak itu dia pun merasa tidak suka dengan pegawai baru tersebut. 

Meskipun dia berusaha untuk mencoba membaur dengan pegawai baru tersebut, namun tetap saja kesan pertama yang dia terima begitu melekat dan itu tidak mengubah penilaiannya kepada pegawai baru tersebut. 

Bahkan setelah berbulan-bulan dia mengenal pegawai tersebut. Dia tetap menilai bahwa pegawai baru tersebut tidak memiliki attitude yang bagus dan dia tetap tidak suka dengan sikap dan perilakunya. 

Dari sini saya tahu bahwa halo effect bisa membuat kita bisa menilai seseorang dari pertemuan pertama. Namun penilaian kita terhadap seseorang bisa saja berubah tergantung dari orang tersebut. Jika dia bisa mengubah kesan pertama yang diterima maka kita juga bisa mengubah penilaian kita terhadapnya. 

Apa yang dialami oleh teman saya mungkin juga pernah dialami oleh sebagian dari diri kita. Terjebak dengan penilaian dari pertemuan pertama. Mungkin karena itulah ada yang menyebut jika kesan pertama itu begitu penting. 

Ya, kesan pertama memang begitu penting namun penilaian seseorang terhadap kesan pertama hanya bersifat sementara. Jika sifat aslinya tidak sesuai dengan kesan yang dia tampakkan saat pertemuan pertama maka penilaian seseorang terhadapnya bisa berubah. 

Berbeda dari teman saya yang terkena halo effect, saya justru sebaliknya. Karena beberapa kali saya bertemu dengan seseorang yang justru memiliki sifat berbeda dari kesan pertama yang dia tampilkan. 

Saya bertemu dengan salah seorang teman saat menjadi mahasiswa baru. Awalnya saya justru merasa dia itu pendiam dan menakutkan serta judes. 

ilustrasi karyawan baru (Sumber dari Glints.com)
ilustrasi karyawan baru (Sumber dari Glints.com)
Namun setelah sering bertemu dengannya dan ngobrol dengannya justru dia yang menjadi sahabat baik saya hingga sekarang. Karena setelah mengenalnya dia justru orang yang asyik dan cerewet dan kebetulan satu frekuensi dengan saya. Bahkan karena begitu dekat dengan sahabat saya tersebut, ada yang menyebut kami kembar. Ini salah satu contoh jika halo effect bisa berubah dan penilaian kesan pertama dari seseorang yang bisa diubah. 

Lalu Apa Dampaknya? 

Halo effect tentu berdampak pada penilaian yang tidak objektif terhadap seseorang. Karena menilai seseorang dari kesan pertama yang biasanya menilai hanya dari hal yang kasat mata. Padahal penilaian pada kesan pertama itu belum tentu benar. Hal ini pernah saya alami bahkan sering. 

Sebagian besar sifat asli seseorang justru berbeda dari kesan pertama yang mereka tampilkan saat bertemu. Orang yang awalnya kita temui saat pertama kali terlihat pendiam dan cuek, namun setelah kita mengenalnya justru dia orang yang ramah dan cerewet. 

Dan sebaliknya. Tentu saja orang yang terkena halo effect langsung menganggap jika penilaian kita benar meskipun belum tentu benar. Dan itu berpengaruh pada perlakuan kita terhadap orang tersebut. 

Jika kita suka dengan kesan pertama maka kita akan memperlakukannya dengan baik. Dan sebaliknya, jika kita tidak suka maka kita akan memperlakukannya dengan tidak baik atau cenderung menjauhinya. 

Menilai seseorang dari kesan pertama itu wajar-wajar saja namun jangan sampai kita terjebak dan menjadikannya sebagai patokan. Karena kesan pertama itu hanya kesan sesaat dan bersifat subjektif. 

Menilai seseorang dari kesan pertama saja bukanlah hal yang bijaksana karena kita belum mengetahui dan belum mengenalnya. Bisa jadi orang yang baru kita temui itu merasa gugup atau grogi sehingga melakukan hal-hal yang tidak biasanya atau melakukan hal yang tidak kita sukai saat pertama kali bertemu.

Halo effect bisa terjadi di mana saja. Di sekolah, kuliah atau di tempat kerja. Pertemuan pertama dengan seseorang selalu memberikan kesan yang berbeda. Karena itu, kita harus hati-hati dalam menilai seseorang apalagi menyimpulkan karakter seseorang dari pertemuan dan kesan pertama, karena kesan pertama bukanlah segalanya. 

Menilai seseorang dari kesan pertama boleh-boleh saja, sebagai bentuk kewaspadaan dan kehati-hatian, namun jangan sampai hal itu membuat kita langsung men-judge orang tersebut. Karena banyak hal yang tidak ketahui dari orang yang pertama kali kita temui. Penilaian kita terhadap seseorang bisa saja berubah seiring berjalannya waktu dan ketika sudah mengenalnya. 

Halo effect mungkin lumrah terjadi, dan sebagian kita pasti pernah mengalami hal ini wajar saja. Karena sebagai manusia tentu kita hanya bisa menilai dari hal yang bersifat kasat mata. Apa yang terlihat oleh mata itulah yang dapat kita nilai, namun sebagai manusia kita bisa mengendalikannya agar tidak berlebihan. 

Kita juga harus bisa bersikap objektif dalam menilai seseorang. Jangan karena sejak awal kita tidak suka, kita terus tidak menyukainya meskipun dia mempunyai kepribadian yang baik.

Seperti istilah "Don't judge book by it's cover". Jangan menilai seseorang hanya dari penampilannya dan kesan pertama yang terlihat. Tapi nilailah seseorang setelah mengenalnya dan mengetahui siapa dia sebenarnya. Karena apa yang dia tampilkan belum tentu sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya. 

Terima kasih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun