Ini adalah pengalaman saya yang bekerja di salah satu kantor milik pemerintah. Saya baru memasuki tahun ketiga bekerja di temapat ini. Namun terkadang saya punya pemikiran untuk resign dari kantor ini. Ada beberapa alasan yang membuat saya ingin resign. Ya mungkin banyak orang lain yang mengalami hal sama. Seperti lingkungan kerja yang tidak kondusif, atasan yang semena-mena dan sistem kantor yang tidak sesuai dengan jalan pemikiran yang saya yakini. Itu memang terdengar idealis, namun hal itu wajar terjadi. Apalagi saya yang baru pertama kali bekerja di kantor pemerintah. Melihat hal-hal yang tidak sesuai hati nurani pun membuat saya ingin berhenti. Namun saya berusaha untuk berpikir kembali, dan akhirnya saya memutuskan untuk bertahan. Kenapa?Â
Pertama, saya ingat perjuangan saya untuk bisa mendapatkan pekerjaan ini. Untuk bisa bekerja di tempat ini saya harus bersaing dengan ribuan orang yang mendaftar. Saya juga harus mengikuti beberapa seleksi hingga akhirnya saya bisa lolos dan bekerja di sini. Dengan gaji yang lumayan, saya bersyukur bisa bekerja di sini. Banyak yang saya korbankan untuk bisa sampai si titik ini, banyak juga hal yang harus saya lewati untuk bisa sampai di sini. jadi rasanya eman-eman kalau saya harus berhenti dari tempat kerja ini. Di luar sana mungkin banyak yang menginginkan kerja di tempat kerja saya.Â
Karena itulah saya memilih untuk bertahan dan menikmati pekerjaan yang saya lakukan sekarang. Karena ini merupakan pertama kalinya saya bekerja, jadi saya ingin menjadikannya sebuah pengalaman untuk bekal di masa depan. Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. Ketika  saya mulai merasa jenuh dan bosan saya akan mengingat perjuangan dan pengorbanan yang telah saya lakukan. Dengan begitu saya akan mulai bersemangat lagi. Mencintai pekerjaan adalah kunci agar kita bisa betah dan nyaman di tempat kerja. Untuk itulah saya belajar untuk mencintai dan mensyukuri pekerjaan yang saya lakukan sekarang. Mengeluh hanya akan membuat pikiran semakin tidak karuan dan itu adalah hal yang tidak berguna. Jadi lebih baik mensyukuri daripada mengeluh.
Kedua, ingat dengan orangtua. Orangtua menjadi motivasi terbesar saya untuk tetap bertahan. Karena mendapatkan pekerjaan ini merupakan  bagian dari doa dan usaha mereka. Melihat anaknya bekerja tentu menjadi sebuah kebanggan dan kelegaan tersendiri sebagai orangtua. Tentu saja. Orangtua mana yang tidak ingin melihat anaknya berhasil. Salah satu tolok ukur keberhasilan adalah bisa bekerja di suatu tempat. Ketika anaknya bekerja, tentu orangtua akan menjadi lega karena melihat anaknya berhasil. Selain itu juga anak yang sudah bekerja tentu bisa membantu perekonomian keluarga. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Jadi saya mengurungkan niat untuk resign.Â
Apalagi keluarga saya merupakan keluarga yang pas-pasan, memiliki perkerjaan tetap tentu menjadi anugerah yang luar biasa. Melihat bagaimana mencari pekerjaan di zaman sekarang tidak lah mudah. Sehingga ketika saya mempunyai pemikiran untuk resign saya mengingat kembali orangtua  saya. Tentu mereka aka kecewa dan itu bisa menjadi beban pikiran untuk mereka.Â
Ketiga, belum memiliki tujuan setelah resign dari kantor. Ketika memutuskan untuk resign, biasanya seseorang sudah memiliki tujuan yaitu meu ke mana dan mau melakukan apa. Nah, saya belum memiliki tujuan tersebut. Karena itulah saya memilih bertahan dengan pekerjaan saat ini. Tujuan itu bisa berupa bekerja di tempat lain untuk memulai untuk berwirausaha. Ketika sudah memiliki atau memulai hal yang lain. Tidak ada salahnya untuk resign. Namun saya akhirnya memilih untuk bertahan meskipun terkadang menyakitkan. Tetapi, lama kelamaan saya bisa menikmati situasi dan kondisi yang ada di lingkungan kerja saya.Â
Saya berpikir mungkin saya hanya butuh waktu untuk beradaptasi di tempat kerja ini. Itu tentu butuh waktu, jadi saya ingin bertahan dan menjaalninya hingga beberapa tahun lagi. Setiap pekerjaan pasti ada enak dan ada tidak enaknya. Tidak ada pekerjaan yang enak terus atau tidak enak terus. Hanya tinggal bagaimana kita menjalani dan menghadapi setiap permasalahan yang terjadi di tempat kerja. Mungkin saya juga harus belajar banyak hal di tempat kerja untuk mendapatkan pengalaman yang lebih banyak pula.
Resign atau bertahan merupakan pilihan setiap individu yang menjalaninya. Setiap orang bebas untuk menentukan pilihannya. Mereka juga pasti punya alasan untuk memilih resign atau bertahan. Mereka bebas memilih. Yang penting adalah bisa bertanggung jawab atas pilihan yang telah dibuat. Karena apa yang telah terjadi tidak mungkin bisa diulang kembali.Â
Jika memilih untuk bertahan, maka lakukanlah pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh tanggung jawab. Namun jika memilih untuk resign maka harus bersiap-siap untuk memulai semuanya dari awal. Entah itu memulai mencari pekerjaan baru atau membuat usaha baru. Semua itu tergantung maisng-masing individu. Dan setiap individu memiliki pemikiran yang berbeda. Jadi gimana? Mau resign atau bertahan?
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H