Siti Khadijah juga termasuk orang pertama yang menyatakan untuk masuk Islam setelah beliau menerima wahyu yang pertama di usia 40 tahun.Â
Siti Khadijah mempercayai kenabian dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau termasuk golongan Assabiqunal Awwalun bersama dengan Abu Bakar Ash Shiddiq, Utsman bin Affan dan  Ali bin Abi Thalib.Â
Sedangkan paman beliau memiliki peran yang sangat besar dalam melindungi beliau selama berdakwah. Meskipun Abu Thalib belum memeluk Islam.
Namun beliau selalu membela dan melindungi Nabi Muhammad SAW dari gangguan orang Quraisy yang berusaha untuk mengahalangi dakwah Nabi Muhammad SAW.Â
Oleh sebab itu, Nabi Muhammad merasa sangat sedih sehingga tahun itu disebut dengan 'Amul Huzni (tahun kesedihan). Untuk menghibur kesedihan beliau, maka Allah memberikan sebuah perjalanan yang luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW yang disebut dengan isra' mi'raj ini.Â
 Perjalanan yang Penuh HikmahÂ
Dalam perjalanannya yang ditemani oleh malaikat Jibril, Nabi Muhammad diperlihatkan dengan beberapa peristiwa. Dikutip dari tirto.id peristiwa-peritiwa tersebut diantaranya Nabi melintasi sekelompok yang bercocok tanam, lantas langsung  memanen hasilnya. Ini adalah gambaran umat yang berjihad fi sabilillah.Â
Kemudian beliau bertemu dengan sekelompok  orang yang memukul kepala dengan palu hingga pecah, lantas kepala itu utuh kembali  dan dipukuli lagi. Ini merupakan gambaran orang yang malas atau meninggalkan salat maktubah (salat wajib).Â
Kemudian Nabi juga bertemu dengan orang yang memakan daging busuk sebagai perumpamaan umat yang berzina. Kemudian Nabi melintasi orang yang saling mengguntingi lidah dan bibir dengan gunting besi, gambaran ahli fitnah.Â
Peristiwa-peristiwa tersebut, merupakan sebuah pembelajaran yang sangat penting bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan di dunia itu pasti ada balasannya. Baik itu kebaikan maupun keburukan.Â
Semua akan mendapat balasannya. Selain melihat peristiwa tersebut, Nabi juga bertemu dengan beberapa Nabi terdahulu. Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Yahya di langit kedua, Nabi yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh.Â