Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Sri Patmi: Gemah Ripah Loh Jinawi Tanpa Monetisasi

16 Juli 2021   05:47 Diperbarui: 16 Juli 2021   05:47 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam persemayaman aku selalu berlari menuju imaji hati yang terkungkung oleh benci

Meneriaki diri yang tak mampu berbuat hanya mulut yang terus mencaci

Kuusir gelisah yang tak lagi mendarat pada ujung lidah yang kini dikerangkeng jeruji

Kutapaki hati yang mulai hampa ketika malam hadir dengan segala kesunyian yang menguji

Nampak sombong seakan hidup penuh keajaiban yang bernyali

Kebodohan bertengger diatas ego yang mulai tak terkendali

Memperebutkan tahta dan kekuasaan layaknya sebuah medali

Perburuan kaum badut berdasi yang asing dengan kata peduli

Omong kosong dengan kata yang bersifat basa basi

Intrik dan kepalsuan janji sajian nyata bagi pengejar halusinasi

Jeritan kelaparan menjadi tontonan hiburan tanpa rasa frustasi

Penguasa hilang akal arogansi dan aristokrasi mulai beraksi

Katanya negeri pertiwi madani tapi minim apresiasi

Pemenang kompetisi hilang bermigrasi tanpa saksi

Menunggu datangnya pemilik kekuasaan inkarnasi

Mendamba datangnya masa kejayaan untuk restorasi

Jadilah negeri yang kukenal dengan humanisasi

Jadilah negeri yang kukenal penuh dengan harmonisasi

Hingga demokrasi bukan sebatas wujud konsepsi

Hidup dalam negeri gemah ripah loh jinawi tanpa monetisasi

Bogor Barat, 27 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun