Aku hanya ingin menyampaikan sebuah kisah waktu yang panjang perjalanan sang malam. Berganti waktu dalam kefanaan yang membara. Setiap tetesan dari embun pagi dicumbui oleh panas yang berapi. Membakar kobaran semangat yang tak pernah mati. Menyisakan abu dari kehampaan hati yang masih hangat. Kemarilah masuk dalam abu hangat yang masih nyala untuk menenangkan diri yang terjebak ilusi. Nanti akan kusuguhkan telur 2 butir dan nasi panas yang baru mengepul dari tungkunya. Mudah-mudahan jadi energi yang bersiap mengantarkan diri dalam bentuk abu yang menyatu bersama tanah.Â
Salam,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H