Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Narasi Sri Patmi: Kepingan Kaca yang Terluka

2 Juni 2021   08:37 Diperbarui: 2 Juni 2021   08:58 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepingan kaca yang pecah ini masih kugenggam di dalam tangan. Meski tajam tapi ia tak pernah melukai.

Mengapa? 

Karena aku menyusun kepingan kaca itu dengan rapi. Kubungkus dengan kain mori agar tak pernah terlihat ada serpihan yang kalau dibuka akan terus melukai. Dalam perjalanan menuju samudera yang luas, bungkusan kain itu terkadang kubuka. Setiap kali aku menuliskan jejak peristiwa di atas setumpuk kertas mentah yang masih berfotosintesis. Tanpa melakukan itu semua, aku takkan pernah ada. 

Kutapaki jalan yang masih kaku karena keras tak lagi dapat dirayu. Sudah sedari lama, gesekan dan liukan ini membungkus kehidupanku. Berada dalam damai yang ternyata riuh. Membungkus perang dalam sebuah nyaman. Membingkai noda yang tersembunyi dalam kemewahan yang tak pernah berbunyi. 

Kini, tempatku berdiri di samudera yang luas. Tepiannya tak lagi memberi janji. Riak gelombangnya sudah lelah untuk menguji. Saat tiba di antara air dan pair, ternyata tangan ini kembali mengingatkan. Air ini terasa hambar dan tak dapat kugenggam. Hanya seutas kain mori yang membungkus genggaman. Menoleh ke belakang, ternyata ragaku sudah dilumat oleh gigi-gigi tajam para serigala. Andai bisa kumemutar waktu, akan kusayat daging mereka terlebih dahulu dengan kepingan kaca di genggamanku. 

Salam, 

Sri Patmi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun