Setelah konsep diri dapat dikenali, beralih pada pemahaman orang lain. Orang yang berbahagia dengan dirinya sendiri, tidak akan pernah menuntut orang lain untuk membahagiakannya. Karena kebahagiaan itu diwujudkan dari diri sendiri. Konsep diri dan looking glass self seperti dua kutub medan magnet yang saling tarik menarik. Pertautan keduanya akan menghasilkan sinyal perilaku simtomik yang tidak dipersepsi. Perilaku ini bukanlah kejadian insidental. Pernahkah Anda mendengar istilah ikatan jodoh lahir dan batin?
Perilaku simtomik ini tidak pernah disadari dilakukan oleh manusia tetapi menjadi bagian dari isyarat terpancarnya simbol penerimaan terhadap sesuatu yang sudah diyakini. Contoh sederhana adalah pernahkah merasakan cinta pandangan pertama? Perilaku simtomik yang ditunjukkan dalam bentuk yang tidak pernah disadari dan berlandaskan keyakinan jika ia adalah jodohku. Maka dalam sebuah proses kehidupan dalam diri manusia itu tidak mengenal istilah ikatan transaksional selain ikatan pertautan untuk menyatukan diri dengan Yang Maha Kuasa.
Dari sini manusia menyadari jika keyakinan tentang jodoh sudah tertanam dalam bentuk perilaku yang belum disadari. Bisa jadi jodoh sudah di depan mata tetapi pandangan dikaburkan untuk menatap yang lain. Tetapi keyakinan mengembalikan lagi pada pandangan yang sesunggunya yaitu diri sendiri.Â
Jodoh itu berada didalam diri sendiri, bukan untuk dijadikan intrik dalam kefanaan peristiwa waktu yang terbelenggu. Pegang teguh prinsip yang menjadikan pasangan hidup ini berharga dan wajib ada didalam diri kita yang tak pernah terlepas. Utamanya dari diri sendiri dan cerminan diri kita dalam pasangan hidup memperkenalkan kasih agama bukan dalam pandangan dogmatis. Dari pertautan jodoh, manusia mendapatkan essensi dari cara bertuhan yang sesungguhnya.Â
Ramadhan 2021 telah banyak mengajarkan manusia untuk menyatukan bagian yang terpisah didalam diri ini dengan konsep bertuhan melalui pertautan jodoh ramadhan.Â
Salam,
Sri Patmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H