Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Artikel Sri Patmi: Memanusiakan Peran Tokoh Cerita dalam Layar Film Indonesia

13 Januari 2021   10:56 Diperbarui: 13 Januari 2021   11:19 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan bantuan efek make up prostetik yang viral di media sosial ini, Reza bertransformasi menjadi sosok Habibi yang sesungguhnya. Bukan hanya menjadi sosok besar Habibi saja, Reza juga berhasil membius mata yang menyaksikan dirinya sebagai Guru Besar Tjokroaminoto dalam Film Guru Bangsa Tjokroaminoto yang dirilis tahun 2015 dan meraih penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik di Festival Film Indonesia Tahun 2015. Aktor tampan ini juga berhasil mengubah penampilan serta karakternya begitu melekat dalam dirinya saat beradu akting dengan Dian Sastrowardoyo dalam Film Kartini. Ia berperan sebagai Sosrokartono, kakak kandung Kartini. 

Deretan film layar lebar yang dibintangi oleh Reza dari Tahun 2007 hingga sekarang lebih dari 50 bahkan hampir mendekati angka 70 karya film. Belum lagi ditambah dengan 11 karya sinetron, seri web 3 film dan 1 pementasan teater Bunga Penutup Abad yang diadaptasi dari Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa Karya Pramoedya Ananta Toer. 

Debut karirnya didunia film sudah sangat lekat dan tak bisa dilepaskan. Bahkan karya seni film sudah menjadi darah daging yang mengalir didalam dirinya. Selama menjalani proses jatuh dan bangkit menuju kesuksesan, bukan berarti Reza tidak berdarah-darah mendapatkannya. Bahkan disaat namanya telah melambung tinggi hingga saat ini, ia menuai komplain dari penonton. 

Bagaimana tidak? Sederetan film Indonesia isinya Reza lagi Reza lagi... Artinya bukan kiprah aktor di Indonesia hanya berada pada Reza Rahadian, karena Reza sudah menjadikan proses terciptanya karya seni sebagai bagian dari jiwanya yang tak pernah lepas. 

Menanggapi isu seperti ini, baik dari sisi Reza dan penggiat film lainnya seperti Hanung Bramantyo, Guntur Soeharjanto dan Rizal Mantovani bereaksi seperti proses regenerasi, perubahan mindset dan mengalami kesulitan mencari aktor berbakat yang fleksibel. Meskipun telah menuai beberapa kritik seperti itu, pecinta film tidak akan pernah bosan menyaksikan Reza untuk berlaga di panggung pentas dengan karakter yang kuat. 

Reza Rahadian berbagi kiat dan pengalaman sukses di Acara Indonesia Writers Festival 2019 (IWF 2019) 

dok. pribadi
dok. pribadi
Pria kelahiran Bogor, 5 Maret 1987 ini terus membagikan pengalaman dan kiat dirinya meraih kesuksesan di dunia hiburan hingga kini. Awal pertama berjumpa dengan Reza Rahadian pada tanggal 7 September 2019 dalam Event Tahunan Indonesia Writers Festival di Universitas Multimedia Nusantara, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang. Sisi lain Reza terlihat sangat supel dan ramah senyum terhadap para penggemarnya semakin memikat hati orang-orang yang melihatnya. Daya tarik tersebut membuat rona wajahnya semakin terpancar bersinar. 

Dalam acara tersebut Reza menggunakan hoodie putih dengan celana jeans jumpsuit dan sepatu berwarna putih. Ia tampil pada sesi ketiga setelah Dewi Dee Lestari memaparkan tentang Melempar Kata Lewat Nada. 

Reza tampil dengan santai tetapi memberikan banyak pemaparan tentang film dalam sesi Ngomongin Produksi Film di Indonesia bersama dengan penulis naskah film terkenal Gina S. Noer dan Jenny Jusuf (Jenjus). Dari sini Reza membagikan ceritanya tentang film, dan ia mengapresiasi kehadiran penulis naskah film adalah pendorong kesuksesannya untuk maju dan berkembang lebih baik lagi. 

Baginya, Film Perempuan Berkalung Sorban adalah film yang paling berkesan karena melalui film ini ia memperoleh kepercayaan untuk memulai peran serius lainnya. Reza, Gina dan Jenjus juga menuturkan bahwa film bukan hanya untuk media hiburan, tetapi harus memenuhi faktor human interest. Disini, mereka berbagi cerita jika film itu bisa dijadikan sarana untuk memanusiakan manusia. 

Dalam memerankan diri menjadi seorang aktor cerita, Reza juga mengambil sudut pandang karakter, cerita dari sudut pandang penulis dan tentunya memanusiakan tokoh yang akan diperankan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun