Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Artikel Sri Patmi: Kembali Belajar dari Fenomena Badai El Nino dan La Nina Dunia Pendidikan

3 Januari 2021   11:12 Diperbarui: 3 Januari 2021   11:36 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejatinya kita sendiri tidak mengerti kesepakatan moral itu sendiri sejauh apa dan seberapa besar ruang lingkupnya terhadap kehidupan. Seperti fenomena yang terjadi di Samudera Pasifika saat ini, meningkatkan curah hujan di sejumlah daerah bahkan seluruh Indonesia. 

Prediksi kedatangan la nina sendiri akan terjadi pada Oktober menyeberang waktu ke Februari. Wow... Fantastis. Dunia pendidikan seakan berjalan beriringan dengan fenomena alam yang terjadi. Dunia pendidikan seakan melintasi perjalanan paradoks waktu dari masa ke masa.

Lesatan yang begitu kuat akan terlihat dalam fenomena badai el nino menjawab segala pertanyaan tentang kualitas, efektivitas dan efisiensi pembelajaran di Indonesia. Jika ditanya satu per satu diantara kita semua, adakah yang sudah siap menghadapi wabah virus dibelahan bumi ini? Maka sebagian besar akan menjawab "tidak siap". 

Tetapi apa boleh buat, suhu panas el nino untuk naik ke permukaan ini sama halnya dengan keinginan manusia untuk menjalani kehidupan supaya terus bergerak dan tidak mati. Kita harus mencari solusi terbaik agar tetap hidup diantara himpitan langit yang runtuh dan bumi yang menganga siap memakan kita kapanpun. Jika menghadapi covid-19, manusia sudah mempersiapkan cara jitu 3M, dunia pendidikan juga memerlukan 5M itu sendiri.

  1. Mental

Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa pisau yang tajam akan tumpul apabila tidak diasah. Sama halnya dengan sesuatu yang ada didalam diri kita dengan bekal panca indra, pancamaya kosha dan panca mahabutha dari alam semesta ini. Jika tidak pernah dipergunakan secara kontinyu dan konsisten akan menghilang daya kekuatan yang dimiliki manusia. 

Mental belajar manusia tergerus dan terkikis oleh sikap mental kurang menerima kehidupan semesta dalam miniatur diri kita selama ini. Contoh kecil, belajar menjadi seorang pemimpin. Jiwa apa yang harus dimiliki sebagai seorang pemimpin? Minimal pemimpin untuk dirinya sendiri, tidak usah muluk-muluk mengubah dunia, sedangkan kita belum bisa mengubah diri kita sendiri. 

Belajarlah tanpa mengenal batas, karakter pemimpin itu sendiri berada pada unsur alam dalam bentuk hasta brata. Kepemimpinan pada teladan orang yang mulia lainnya seperti mesias, rasul dll. Pupuk mental lapar membaca dan haus pengetahuan. Ini yang harus difokuskan dulu dalam dunia pendidikan. Bagaimana mental belajar seorang siswa, baru akan merujuk pada hal lain yang lebih kompleks.


Manusia Menggurukan Teknologi 

  1. Media

Media daring saat ini sedang gencar dan melambung tinggi namanya dalam dunia pendidikan. Karena perannya yang sangat tinggi dalam mendukung sistem belajar di Indonesia bahkan dunia. Apakah guru kita sesungguhnya adalah teknologi? Kemana-mana yang dibawa gawai, cari sesuatu untuk belajar di gawai canggih. 

"Selamanya, sampai kapanpun, profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi". Teknologi hanya menjadi perantara bagi manusia melihat jendela dunia. Seperti apa yang dikatakan oleh Kihajar Dewantara "Jadikan setiap tempat adalah sekolah, dan jadikan setiap orang adalah guru". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun