Melalangbuana entah kemana perginya renjana
Julukan muncul dengan jutaan cerita yang penuh makna
Diantara diam aku merasakan dinginnya wajah penuh rona
Suka duka mengakhiri titimangsa dengan waktu baru penuh rencana
Sudah dipisahkan waktu yang menjadi setajam lakuna
Mengupas kulit-kulit tamak yang mulai tampak
Miskin mengubah manusia berbudi menjadi durjana
Rakus, tamak, serakah, nafsu berjalan serempak pada jalan setapak
Hingga hilang lazuardi menggentayangi dalam siang
Mendadak semua orang menjadi ahli terawang
Melihat jalur masa depan bak cenayang
Menerka-nerka ibarat benang masuk dalam liang
Duka aroma karsa kematian sudah bergentayangan
Wabah melanda hidup mati seperti taruhan untung-untungan
Memasukkan kantong dalam-dalam menjadikannya tabungan
Menjawab tantangan suka duka menjadi teman seperjuangan
Perlindungan hangat dalam dekapan kulasentana
Merajut kembali dalam ranjang sebuah yuwana
Satu harapan gugur berganti abdi satyalencana
Tangis dan tawa menjadi teman sependampingan yang terus berkelana
Bogor, 2 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H