Ini kejanggalan dan kondisi yang berbeda. Kamu bisa membedakan, ketika tubuh ini sudah mulai merasakan sesuatu yang aneh, ia mengeluarkan reaksi dan aksi atas segala keanehan tersebut. Sekarang kau lihat dirimu! Pandangi lebih dalam lagi!Â
Kau hanya menjadi seonggok daging yang melahap suara. Makin diberikan banyak suara, makin gempal dan gemuk dagingmu saat ini. Ssstttt... Makanya jangan berisik!Â
Sekarang telingaku sudah bisa mencium aroma daging busuk itu. Kita bicara melalui sambungan nadi saja. Biar tak ada yang mendengar. Kemarilah! Akan kuputuskan nadiku dan nadimu.
 Kusambungkan seperti kamu menyambungkan kabel yang putus di gedung tua sebelah sana. Tahan sebentar ya! Kubuat simpul dulu biar tak mudah lepas.Â
Sedikit cucuran darahnya akan mengotori kain mori ini. Tapi tenanglah! Daging busuk itu tak makan darah! Dianmakan suara. Jadi tetaplah tenang ya...Â
Kucurkan darahnya pelan-pelan saja! Dengan kedua jadi yang sudah sama-sama terikat, kita coba bungkus jenazah hidup dengan mori yang sudah kotor dengan darah. Melenyapkannya dengan kesunyian ketika dunia berganti gelap. Temaram dalam senyap. Bertandan dan tertancap.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H