Ramon Magsaysay Award Foundation(RMAF) pada 27 Juli lalu mengumumkan penerima Ramon Magsaysay Award(RMA) tahun 2016. Tahun ini, Indonesia mencatatkan kembali tradisi selaku penerima penghargaan yang sering dipandang sebagai Nobel versinAsia ini. Tahun ini, Dompet Dhuafa menjadi penerima penghargaan dariIndonesia.
Menilik enam tahun ke belakangsepanjang 2011-2016, Indonesia hanya absen pada 2015. Ada tiga individu dan dua lembaga yang menerima RMA yang berasal dariIndonesia. Para individu itu adalah Hasanain Juaini (2011), Ambrosius Ruwindrijarto (2012), dan Butet Manurung (2014). Sementara untuk lembaga tercatat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima RMA ditahun 2013 dan Dompet Dhuafa pada tahun ini.
RMAF bukanlah institusi yangbermain-main dalam memberikan penghargaan. Di laman ini secara gamblang disampaikan bahwa para penerima RMA dengan ide-idedan program-programnya telah mengimplementasikan nilai-nilai keadilan, demokratisasi, dan usaha-usaha berkelanjutan menghadapitantangan pembangunan manusia di Asia. Kata-kata kunci keadilan dan demokratis serta berkelanjutan membuktikan bahwa Indonesia memiliki individu dan lembaga yang mumpuni, meyakinkan bahwa bangsa ini layakmaju.
Hal lain yang menjadi visi RMAadalah menginspirasi anak-anak muda mengembangkan potensinya, melayani tanpa pamrih dan inovatif. Para penerima RMA akan menjadisebuah model bagi anak muda saat informasi ini didesain dengan apik. Pembentukan opini dan pandangan masyarakat terhadap upaya-upaya yang sudah dilakukan penerima RMA melalui media massa, akan membantu perubahan secara perlahan masyarakat. Ringkasnya, memperluas wawasan terhadap harapan Indonesia yang lebih baik ke depan.
Asa Baru
Dompet Dhuafa, fromIndonesia. The organization is being recognized for “redefiningthe landscape of zakat-based philanthropy in Indonesia, unleashingthe potential of the Islamic faith to uplift, irrespective of creed ,the lives of millions.”
Mencermati petikan siaran persRMA 2016 di atas terkait Dompet Dhuafa, penegasan kata ‘Zakat’dan ‘Islam’ sungguh menimbulkan semangat baru bagi lembaga-lembaga pengelola zakat. Masa depan pengelolaan zakat akanmenjadi perhatian banyak pihak. Sebagai peraih RMA, Dompet Dhuafaperlu memantaskan diri; memastikan bahwa kerja-kerja Dompet Dhuafayang berdiri 23 tahun lalu konsisten melakukan expandingthe transformative impact of zakat, memperluasdan melangsungkan dampak transformatif zakat.
Jika mengikuti pemberitaan KPK,lembaga sebelumnya yang mendapatkan RMA, terpilihnya Dompet Dhuafa sedikitnya menimbulkan harapan baru bagi umat Islam di Indonesia.Zakat, yang dilekatkan RMA pada Dompet Dhuafa, dapat menjadi sebuah isu penting, seperti juga antikorupsi yang melekat dalam institusi KPK. Antikorupsi juga menjadi perhatian tidak hanya di seminar-seminar, tetapi juga sudah menjadi sikap. Antikorupsi dalam hal ini menjadi isu penting dalam membina karakter generasi muda.Saat sebagian tokoh dan kelompok masyarakat sipil menilai peran KPKsetahun terakhir ini kurang bertaji, terpilihnya Dompet Dhuafamembawa asa dan tanggung jawab khusus. Apa kaitannya?
KPK adalah milik masyarakat, dansetiap orang akan terpanggil untuk menjaga keberlangsungan diktum ini. Maka, sangatlah indah bila hal yang sama dilakukan masyarakatterhadap Dompet Dhuafa dan lembaga-lembaga pengelola zakat. Sepertiyang dituliskan Dr. Yusuf Qardhawi dalam HukumZakat, zakat bukan sekadar makanan tetapi juga bertujuan menanggulangi kemiskinan danakan mencapai tujuan spiritual, moral, sosial, dan politik. Zakatmenjadi sarana membangun tata kehidupan sosial ekonominya yang lebih sesuai dengan tuntunan agama. Masalah zakat yang diketahui oleh kalangan luas akan semakin meningkatkan kualitas lembaga. Pengelolazakat berupaya penuh memahami filosofis dan peranan zakat. Penanggulangan kemiskinan akan menjadi tujuan bersama. Masyarakatlahyang akan bersama-sama mengawal visi Forum Zakat untuk menjadiasosiasi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang amanah dan profesionalguna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Mengutip pendapat Erie Sudewo,salah satu pendiri Dompet Dhuafa, RMA bukan hanya penghargaan untukDompet Dhuafa, tetapi untuk seluruh organisasi filantropi diIndonesia. Penghargaan adalah sebuah kemenangan. Namun, kemenangansesungguhnya adalah dengan membangun tim berkarakter ataumenghasilkan tim berakhlak.
Semoga RMA 2016 bagi DompetDhuafa akan menjadi pagar yang senantiasa menjaga lembaga,memantaskan integritas yang harus dimiliki penerima RMA. Penghargaanini, sekali lagi, bukan hanya kemenangan bagi organisasi yang disebutRMAF, tetapi juga seluruh pegiat sosial-kemanusiaan di tanah air,bahkan rakyat Indonesia. Sebuah kemenangan yang menuntut pemantasandiri berikutnya berupa Indonesia yang bermartabat atau berkarakter.[]
*) Tulisan ini dimuat di Opini Republika, Selasa 9 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H