Mohon tunggu...
Sri Nurhayati Setyaningrum
Sri Nurhayati Setyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakata

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakata_NIM 21201244040

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mencontek Bagaikan Benih Korupsi, Integritas Bangsa Jadi Taruhannya

18 Maret 2022   11:11 Diperbarui: 18 Maret 2022   11:29 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mencontek merupakan perilaku yang sebagian besar orang pernah lakukan. Jika ditelisik mencontek hadir karena siswa ataupun mahasiswa ingin mendapatkan segala sesuatu secara instan, cepat dan mudah. Disinilah hakikat ilmu dan belajar sudah semakin hilang. Begitu banyak cara-cara yang unik, luar bisa, cerdas dalam hal menyontek.

Di era ini menyontek banyak sekali gayanya. Semua orang biasa yang lugu melihatnya pasti menggeleng kepala sambil menepuk tangan terheran heran dan terkejut akan begitu cerdasnya tindakan manusia yang sayang sekali bukan untuk kebaikan. Sangat disayangkan kepintaran, kecerdikan yang ada untuk memintari orang lain. Siapa disitu yang tidak dirugikan? Berdasarkan pengamatan penulis selama bersekolah, gaya siswa dalam menyontek beraneka ragam misalnya membuat lintingan kertas panjang yang ditempatkan di tempat pensil atau di tutup pulpen, menaruh buku di kamar mandi, menaruh lintingan kertas pada kaos kaki, melempar kertas sambil pura pura tidur,menutup mulut dengan tangan membuka kesamping , menulis materi di meja sekolah, manaruh buku di laci meja dan masi banyak lagi aksi fantastis yang merugikan lainnya. Hal itu membuktikan Pendidikan kewarganegaraan dan Pancasila masih menemui tantangan yang serius dalam kaitannya penerapan sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Sumber seseorang memiliki gairah menyontek, mungkin karena tekanan dan tuntutan sekolah yang tinggi. Bisa diakui guru di sekolah selalu menuntut siswa untuk memiliki nilai yang bagus. Semua kegiatan di sekolah seringkali dihubungkan dengan nilai. Sehingga guru juga lupa bahwa yang sebenarnya yang harus dimaksimalkan adalah pemahaman terhadap ilmu yang sedang dipelajari. Mengapa banyak guru sibuk kampanye nilai daripada menjelaskan materi dengan sebaik-baiknya untuk mencapai pemahaman siswa terhadap ilmu yang tinggi. Karena pada akhirnya semakin ilmu seseorang bertambah pastilah otomatis nilai akan mengikuti. Selain itu, orang yang tidak pernah mencontek atau dipaksa untuk memberi contekan kemudian menolaknya dianggap tidak setia kawan,pelit, sombong dan diancam dikucilkan.

Berdasarkan pengamatan penulis seringkali orang yang masih jujur mempertahankan integritasnya di musuhi di kelas akibat tidak mau memberi contekan. Dari hal diatas kita bisa ketahui bahwa perilaku mencontek merupakan perilaku tidak jujur dalam skala kecil yang tertanam dalam diri seseorang, sehingga jika dibiarkan terus menerus bisa dipraktekan dalam kehidupan yang lebih besar misalnya korupsi. Mengutip pada laman bisnis.com Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron mengatakan "Kemudian, fenomenanya adalah ternyata tingkat pendidikan pelakunya 64 persen adalah sarjana. Ternyata harapannya berpendidikan itu kian berkarakter kian berintegritas, ternyata pelakunya 64 persen adalah sarjana graduate bukan tidak berpendidikan," ucapnya.

Dari sisi pelaku, Korupsi ternyata tidak hanya dilakukan oleh pejabat tua, tapi juga kaum milenial. Banyak pelaku yang masih berusia di rentang 20-an akhir hingga 30-an. Ucap beliau. Data tersebut membuktikan orang-orang pintarlah dibalik korupsi. Korupsi bisa dilakukan siapa saja tanpa pandang bulu selagi ketidakjujuran menguasai jiwa manusia. Dengan ini penguatan nilai nilai Pancasila harus benar benar dikuatkan sejak dini, dari skala yang terkecil tidak hanya mengetahuinya sebatas teori saja.

Integritas disebut juga konsep dari konsistensi dalam tindakan, nilai-nilai, metode, ukuran, prinsip, ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Ciri orang yang berintegritas artinya memiliki pribadi yang jujur dan berkarakter kuat. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian integritas adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Dengan pengertian integritas tersebut di harapkan kita mampu menamengi diri dengan kesadaran bahwa integritas itu penting. Sebuah pembangunan suatu bangsa beragantung dengan kualitas sumber daya manusia.

Apabila manusia tersebut tidak memiliki kualitas yang unggul dan bermoral negara Indonesia tidak akan pernah maju. Dengan ini dalam rangka menerapkan sila ke-2 Pancasila yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab maka diperlukan suatu pemahaman dan edukasi pada manusia sejak dini. Hal yang bisa dilakukan adalah mulai pada skala kecil yaitu preventif terhadap kegiatan menyontek dengan memberi pandangan pada siswa bahwa proses adalah yang terpenting dibandingkan hasil. Guru lebih baik tidak memberi hawa tekanan pada saat belajar di kelas atau membumbui persaingan karena itu akan membuat siswa merasa stress dan menginginkan segala sesuatu cepat dan instan. Karna pada dasarnya siswa itu sedang berlomba dengan dirinya sendiri bukan dengan orang lain.

Selain itu, perlu diberi edukasi juga bahwa kejujuran akan menunjukan suatu kualitas seseorang. Di kehidupan nyata, sekolah adalah salah satu lembaga yang bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter siswa selama siswa tersebut berada di sekolah, akan tetapi orang tua juga harus terus menanamkan benih benih kejujuran dan praktiknya dalam kehidupan sehari hari sehingga anak terbiasa dan terhindar dari perilaku mencontek. Di zaman milenial ini pintar saja tidak cukup, Pendidikan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasilalah juga harus terus menyertai.

Pendidikan Pancasila akan mengajarkan tentang moral yang harus relavan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Dengan kecerdasan yang dikaruniai Tuhan, kita harusnya dapat memanfaatkannya untuk kebermanfaatan orang banyak, bukan merugikan orang lain. Siapa yang tidak ingin kualitas SDM Indonesia maju? tentu tidak ada semua orang pasti ingin. Namun apakah hal itu bisa dicapai jika kita berdiam diri dan tidak membekali diri dengan nilai nilai moral Pancasila? tentu tidak. Marilah mulai dari diri sendiri, say NO Korupsi, kita Pancasila !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun