“#TolakGambarAI ??? sorry boss ane malah mendukung, artist kl gambar perlu berhari2, berbulan2 dan hasilnya bueh jelek banget. dengan AI hanya perlu beberapa menit, hasil oke dan bisa dijual dan lumayan,” kutip dari akun @airealmix pada 4 Januari 2024.
AI bisa membantu untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh manusia, semisalnya untuk memberikan komposisi baru dalam sebuah karya.
Dengan komposisi dan inovasi baru yang diberikan, sebuah karya bisa dihasilkan lebih cepat dibandingkan jika dibuat oleh manusia, dan semua orang bisa mengakses AI dan menghasilkan karya yang diinginkan tanpa harus memiliki kemampuan yang mumpuni.
KONTRA: Hilangnya Sentuhan Rasa dan Seni yang Hanya Dimiliki Oleh Manusia
Setiap pekerjaan tentu memiliki kode etiknya masing-masing, sehingga setiap dari kita bisa menempati posisi masing-masing tanpa merugikan orang lain.
Kehadiran dan normalisasi AI dalam pembuatan karya khususnya, membuat kreator dan ilustrator merasa diremehkan sehingga profesi mereka bisa perlahan menghilang digantikan AI.
Berbagai karya yang dihasilkan oleh AI tentu menghilangkan esensi ‘sentuhan manusia’ di dalam karyanya. Ada banyak seniman yang memberikan ‘sentuhan manusia’ dengan menggambar menggunakan perasaan dan emosi yang ada.
Namun, karya yang dihasilkan tidak akan bisa memberikan hal tersebut.
Ketergantungan terhadap teknologi juga salah satu hal yang perlu dikhawatirkan, membuat manusia enggan berkarya dan berinovasi lebih jauh sebab sudah difasilitasi kemudahan AI.
Pro dan kontra yang dituai dari hashtag #TolakGambarAI membagi warganet menjadi beberapa kelompok. Dengan kemudahan yang diberikan oleh AI, apakah kamu mendukung pergerakan tersebut atau malah menolaknya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H