Biasanya mereka memiliki tempat berkumpul tertentu yang jauh dari jangkauan dan pengawasan orang tua. Â Ketika terjadi pertentangan dengan orang tua, anak lebih cenderung menentang orang tuanya dan mengikuti kelompoknya. Dalam hubungan dengan kelompoknya anak belajar hidup dalam masyarakat, misalnya dalam hal bekerja sama dengan anak lain, menerima tanggung jawab, membela anak lain jikalau diperlakukan tidak adil, dan secara sportif menerima kekalahan.Â
Tidak semua proses itu berjalan lancar. Â Sebab ada kalanya anak mengalami kesulitan melakukannya, bahkan berbalik arah untuk melakukan tindakan yang merugikan dengan melakukan perilaku kenakalan. Beberapa sebab anak melakukan kenakalan diantaranya adalah:
a.) Tidak menghiraukan apa yang diharapkan dari mereka.
b.) Salah pengertian dari aturan yang ada.
c.) Mencoba orang-orang yang lebih berkuasa daripadanya (orang tua, guru).
d.) Adanya keinginan menunjukkan kebebasan.
e.) Ingin mendapat pujian dari teman-temannya.Â
Beberapa macam perbuatan kenakalan anak:
a.) di rumah: bertengkar, berlaku kasar terhadap saudara-saudaranya, merusak milik orang lain, berdusta, mencomel.
b.) di sekolah: mencuri, menggangu, membolos, membuat keributan, berdusta, berkata kasar dan kotor, merusak benda-benda milik sekolah, bertengkar. Â
Dari tahun ke tahun anak memiliki kecenderungan untuk lebih banyak melanggar peraturan-peraturan disebabkan oleh:
a.) makin kurang senangnya kepada solah dan guru-gurunya.
b.) merasa kurang disenangi dalam kelompok sebaya daripada diharapkannya.
Dengan peran guru sebagai mediator dan fasilitator, anak bergaul dan mendapat pengakuan dari anggota kelompoknya. Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai dengan 10 atau 12 tahun. Beberapa sifat sosial yang dimiliki anak besar sebagai hasil perkembangan dari usia 10 sampai 12 tahun:
a.) Baik laki-laki maupun perempuan menyenangi permainan yang terorganisir dan permainan yang aktif.
b.) Minat terhadap olahraga kompetitif meningkat.
c.) Membenci kegagalan atau kesalahan.
d.) Mudah bergembira, kondisi emosional tidak stabil.
PENUTUP
Mengapa penting melakukan analisis kemampuan awal siswa dari perkembangan usia, fisik, psikomotorik, akademik, dan sosial. Karena untuk
menjamin bahwa program pembelajaran yang didesain sesuai dengan profil siswa yang akan menempuh proses pembelajaran. Kita sebagai calon pendidik harus mengetahui bagaimana karakter peserta didik kita masing-masing, agar kita bisa tau peseta didik yang normal dan abnormal. Dengan begitu pendidik harus menindak lanjuti permasalahan seperti itu. Agar kita bisa tau bagaimana cara kita mengajar peserta didik yang normal maupun abnormal dan proses belajar mengajar bisa tercapai dengan maksimal sesuai dengan harapan.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Alfin, Jauharoti. 2014. Prosiding Halaqah Nasional Dan Seminar Internasional Pendidikan Islam. Surabaya: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Â Â Â Â Â Sunan Ampel Surabaya.
Burhaein, Erick. 2017. Aktivitas Fisik Olahraga Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD. Indonesian Journal Of Primary Education. Vol 1
(01) 51-58.
Dwi, Issufiah. 2018. The Implementyion Off Problem Based Learning Model Pbl On Teachers And Students Grade Five Elementary School In Surakarta
City. Scientific Journal Of Universitas Negeri Semarang. Vol 2 (03) 51-63.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H