Segala sesuatu yang berlebihan, pasti hasilnya tidak baik. Bila hujan turun dalam intensitas cukup, maka akan ada ketersediaan air yang memadai. Tapi bila hujan turun berlebih, maka potensi banjir akan membayangi. Itulah yang terjadi di kabupaten Tobasa, Sumatera Utara.
Tingginya intensitas curah hujan sejak Juli 2018 hingga Desember ini menyebabkan beberapa desa mengalami longsor dan juga tanggul bobol. Pertengahan Desember lalu, puluhan hektare sawah di kawasan itu juga terancam gagal tanam, karena lahannya tertutup pasir yang mengendap pasca sungai meluap.Â
Belakangan diketahui, tanggul di sungai itu sudah pernah meluap sebelumnya, bahkan sampai menelan korban jiwa di November kemarin. Kali ini, sungai kembali meluap dan membobol tanggul yang pernah diberi perbaikan sementara oleh warga setempat.
Setelah banjir luapan sungai membobol tanggul dan 'menyandera' persawahan warga, penanganannya tidak lagi mengandalkan dinas pekerjaan umum saja. Tapi harus juga melibatkan dinas pertanian. Kedua belah pihak harus bekerja sama. Memperbaiki infrastruktur umum seperti tanggul, dan mengembalikan vitalitas sawah agar penduduk setempat bisa kembali bercocok tanam.
Dalam kondisi seperti ini, warga setempat membutuhkan bantuan secepatnya untuk menutup tanggul yang pecah dan sekaligus untuk melakukan normalisasi saluran sungai supaya debit air lancar mengalir dari hilir hingga ke hulu sungai dan tentunya untuk menghindari kejadian bencana selanjutnya. Supaya warga desa jangan sampai gagal tanam mengingat musim tanam padi pada awal Januari 2019 sudah dekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H