Mohon tunggu...
Sri Mulyani (Agil Senja)
Sri Mulyani (Agil Senja) Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang pengembara kata. Berjalan pada sebuah perkiraan, namun sering gagal menerka pertanda. Saya mungkin satu dari jutaan orang di dunia yang mencintai sastra. Apakah kita bisa saling berbagi titik atau koma?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Pactice untuk Mengatasi Kesulitan Siswa Menceritakan Kembali Teks Hikayat

23 Januari 2023   14:38 Diperbarui: 23 Januari 2023   14:44 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam suatu pembelajaran pastinya selalu ditemukan masalah-masalah yang mengakibatkan tujuan pembelajaran terkadang tidak tercapai, salah satunya dalam pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra seringkali dianggap lebih sulit karena membutuhkan analisis dan pemahaman lebih daripada pembelajaran materi lainnya. Diperlukan solusi dan tindak lanjut yang tepat untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan. Bagaimana solusi untuk mengatasi hal-hal tersebut? Semua terangkum dalam L.K 3.1 menyusun best pratice berikut ini! Semoga Bermanfaat!

LK 3.1 Menyusun Best Practice

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practise) menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi dan Dampak)

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab dalam praktik ini.

Latar belakang yang menjadi masalah dalam praktik ini adalah hal-hal sebagai berikut:

  • Kesulitan siswa dalam menceritakan kembali isi teks  sastra melayu  klasik (hikayat). Dalam pembelajaran hikayat biasanya siswa hanya diminta membaca teks hikayat, merangkum dan menceritakannya kembali, tanpa mengamati dan mencari tahu terlebih dahulu kesiapan siswa terhadap pembelajaran hikayat. Siswa yang kurang memahami bahasa hikayat merasa kesulitan dalam memahami isinya dan menceritakannya kembali.
  • Masalah lainnya adalah kurangnya minat siswa terhadap teks hikayat. Hal tersebut terjadi karena model pembelajaran yang digunakan kurang tepat dan media masih kurang bervariatif yang menyebabkan pemahaman siswa pada materi masih kurang. Hal itu terbukti pada hasil kerja siswa yang kurang tepat dan sulitnya siswa dalam memahami materi sehingga menyebabkan nilai siswa banyak yang di bawah KKM.
  •       Oleh karena itu perlu adanya metode dan model pembelajaran yang tepat serta media yang sesuai dalam pembelajaran menulis teks hikayat.

    Praktik ini penting dibagikan untuk mengatasi masalah pembelajaran sehingga mampu menghasilkan pembelajaran yang inovatif dan tentu saja demi tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih baik. Selain itu praktik ini dapat menginspirasi para pendidik lain terutama dalam pembelajaran menulis teks hikayat yang selama ini dianggap sulit dan kurang menarik dan kurang dipahami, harus diubah menjadi teks yang menarik untuk siswa agar siswa mampu mempelajarinya dan menceritakannya dengan baik. Guru harus menggunakan metode dan media yang bervariatif sehingga bisa membuat siswa lebih aktif selama pembelajaran. Dengan pembelajaran yang lebih inovatif siswa akan lebih antusias dan tidak merasa bosan dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran teks hikayat.

  • Tantangan :
    Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

  • Tantangan dalam mencapai tujuan tersebut antara lain.

    Model pembelajar an yang digunakan kurang inovatif dan cenderung monoton.

    Media pembelajaran yang digunakan belum tepat.

    Siswa kesulitan memahami  isi hikayat karena banyak menggunakan bahasa  arkais sehingga kesulitan dalam  menceritak annya kembali.

    Dalam praktik ini guru melibatkan dosen, guru pamong, teman PPG, kepala sekolah, teman sejawat, dan siswa sebagai pendukung tercapainya keberhasilan dalam praktik pembelajaran ini.1.  Dosen, guru pamong, dan teman-teman PPG memberikan saran-saran yang membangun demi sempurnanya praktik pembelajaran ini, yaitu terkait 

  • perangkat, media, model pembelajaran. Terutama Dosen dan guru pamong, mereka sangat membimbing kami agar mampu menemukan solusi-solusi terbaik terkait permasalahan yang kami hadapi.

    2.  Kepala sekolah mendukung terlaksananya praktik ini dengan menyediakan sarana dan prasarana demi tercapainya pembelajaran yang lebih baik.

    3.  Teman sejawat juga banyak memberi masukan dan membantu terlaksananya praktik ini agar tujuan bisa tercapai dan terlaksana dengan baik.4. Siswa kelas X SMAN 1 Panggul tahun ajaran 2022/2023 sebagai subjek dalam praktik pembelajaran ini.

  • Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini?
  • Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang sudah dipaparkan diatas antara lain.
    • Guru mencari akar permasalahan dan solusi yang tepat terkait masalah yang dihadapi dengan melakukan wawancara kepada teman sejawat yang sama-sama pernah mengalami permasalahan serupa terkait pembelajaran hikayat.
    • Guru menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Selain wawancara guru juga mencari referensi terkait penanganan masalah serupa. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan membuat siswa lebih aktif selama pembelajaran. Keingintahuan siswa terhadap materi juga meningkat. Model pembelajaran yang dipilih adalah Cooperatif Learning. Model pembelajaran ini digunakan dalam pembelajaran menceritakan kembali teks hikayat yang diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif dan semangat saat pembelajaran. Karena pada model pembelajaran ini diutamakan berkelompok berpasangan maka siswa akan mudah berkolaborasi dan berdiskusi menemukan solusi terkait masalah mereka yang belum dipahami, sekaligus mampu saling bertukar pikiran dan ide untuk menyusun cerita yang akan mereka ceritakan kembali. Selain itu, nilai yang didapatkan juga jauh lebih baik daripada sebelumnya.

      • Guru menggunakan media gambar berseri.Penggunaan media gambar berseri saat pembelajaran  membuat suasana kelas menyenangkan karena siswa terlibat langsung dan mempermudah mereka memahami cerita. Siswa yang memang tipe pembelajar audio visual terlihat senang dengan penggunaan media gambar dalam pembelajaran, karena dengan media gambar berseri mereka mampu menyusun cerita lebih cepat dan mudah dengan mengurutkan gambar yang ada. Selain gambar berseri juga menggunakan PPT yang menarik sehingga siswa lebih senang mengikuti pembelajaran.
      • Guru menyiapkan bahan ajar dan LKPD.
    • Bahan ajar dibuat dengan tampilan yang menarik

      dan kalimat yang mudah dipahami siswa sehingga siswa bisa dengan mudah mempelajarinya.

      LKPD dibuat dengan perintah yang mudah dipahami siswa sehingga tidak membingungkan siswa saat memahami perintah untuk mengerjakan soal-soal atau langkah-langkah yang harus mereka kerjakan. Selian itu, LKPD dibuat dengan menarik yang 

      bisa membuat siswa lebih semangat mengerjakan LKPD.

      • Guru melakukan refleksi dan evaluasi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
    • Pembelajaran berjalan lancar, dan dapat dikatakan berhasil, karena pada pembelajaan ini siswa terlihat lebih antusias mengikuti pembelajaran. Hal itu tak lepas dari dukungan semua pihak, arahan dari dosen, guru pamong, serta saran dari teman-teman PPG yang memberikan solusi-solusi juga berbagi pengalamannya demi pembelajaran yang lebih baik.
    • Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?
    • Setelah melakukan praktik pembelajaran, dapat diketahui bahwa pemilihan model dan media sudah efektif, sebab siswa aktif dan bersemangat saat proses pembelajaran.  Siswa terlihat antusias dan tidak merasa bosan saat pembelajaran. Hal itu terlihat dari hal-hal berikut:
      • Keaktifan siswa saat pembelajaran. Saat pembelajaran siswa sangat antusias dalam mengurutkan gambar seri dan terlihat senang karena dapat berdiskusi dengan teman satu kelompoknya dalam mengurutkan gambar yang bear. Kemampuan berpikir siswa sudah mulai terlihat dalam menganalisis materi pembelajaran. Siswa yang sebelumnya terlihat pasif, diam dan tidak berani berpendapat sudah mulai berani mengungkapkan pendapatnya. Terutama dalam kelompoknya, terihat berani dan semakin percaya diri dalam berpendapat. Siswa pun secara bergantian bercerita tentang hikayat yang mereka baca, sebelum menceritakannya ke depan. Semua terlihat percaya diri dan berebut ingin bercerita di depan.
    • Keberhasilan tersebut juga terlihat pada peningkatan nilai mereka. Penilaian proses yang dilakukan menunjukkan peningkatan siswa, karena siswa sudah aktif dalam pembelajaran terutama dalam kegiatan diskusi dan presentasi. Pencapaian nilai yang sudah memenuhi KKM juga mengalami peningkatan. Faktor keberhasilan tersebut tentunya karena adanya persiapan yang matang oleh guru. Persiapan tersebut meliputi penerapan model, media, dan bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun