Perubahan IklimÂ
Perubahan iklim merupakan tantangan besar bagi pertanian berkelanjutan. Suhu yang lebih tinggi, pola hujan yang tidak menentu, dan kejadian cuaca ekstrem dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen. Solusi termasuk pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim, serta penerapan praktik pertanian yang meningkatkan ketahanan ekosistem, seperti agroforestri dan rotasi tanaman.
Degradasi LahanÂ
Lahan pertanian yang terdegradasi mengurangi produktivitas dan kapasitas tanah untuk menyimpan air dan nutrisi. Teknik konservasi tanah, seperti penanaman penutup tanah dan terasering, serta praktik pengelolaan tanah yang regeneratif, dapat membantu memulihkan kesehatan tanah.
Dampak Negatif Pertanian Konvensional
Praktik pertanian konvensional seringkali tidak sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, menyebabkan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan, seperti penurunan kualitas tanah, polusi air, dan kerusakan ekosistem.
Keterbatasan Teknologi dan Pengetahuan
Banyak petani di negara berkembang, termasuk Indonesia, masih kurang dalam hal teknologi dan pengetahuan yang diperlukan untuk menerapkan pertanian berkelanjutan secara efektif. Ini termasuk kurangnya akses terhadap teknologi modern, informasi, dan praktik terbaik yang ramah lingkungan
Solusi
Implementasi Good Agriculture Practices (GAP)
Mematuhi standar GAP menjadi penting untuk memastikan praktik pertanian yang baik dan berkelanjutan. Ini membantu produsen mendapatkan akses pasar, terutama pasar internasional, dengan memastikan produk pertanian yang aman dan berkualitas tinggi.