Mohon tunggu...
Sri Muhkti
Sri Muhkti Mohon Tunggu... Guru - Generasi bangsa dengan semangat tanpa ujung

Semua masalah obati dengan tauhid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agama Pengotrol Hasrat Manusia

12 Agustus 2020   19:40 Diperbarui: 12 Agustus 2020   19:42 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya sekedar identitas melainkan pedoman kehidupan* 

Agama merupakan kepercayaan yang memuat pengajaran-pengajaran yang mengarahkan manusia kepada kebaikan, sikapnya terhadap tuhan, terhadap manusia lain, terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungan atau alam.

Di era teknologi yang super canggih dan berlimpah ilmu pengetahuan ini manusia dihadapkan berbagai tantangan baik itu tantangan moral, materi dan lainnya. Manusia yang mempunya sifat tidak pernah puas dan ingin menguasai sangat berdampak pada dirinya sendiri apalagi hal tersebut tidak dapat dicapainya maka akan menimbulkan frustasi. 

Disinilah agama sebagai penopang atau pembatas bagi manusia dan hasratnya. Agama memberikan pemahaman kepada manusia bahwa dialam semesta ini ada hal yang tidak dapat dijangkau manusia dengan segala kekurangan yang dimiliki manusia itu sendiri. Untuk itu manusia hendaklah memahami konteks dalam beragama tidak sekedar taklid atau ikut-ikutan dan atau menggunakan agama sebagai simbolis sa. ja.  Semua agama pasti akan mengarah kepada kebaikan. 

Dengan adanya pemahaman manusia terhadap agama nya sendiri maka akan memberikan dampak positif baik bagi dirinya ataupun orang laian seperti dalam menjalankan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan penuh pengabdian kepada Tuhan bahwa setiap pekerjaan yang ia lakukan merupakan kebaikan dan ibadah kepada tuhan.

Dengan demikian maka akan muncullah etos kerja pekerjaan yang dilakukan menjadi bermanfaat bagi orang lain dan begitu juga dengan dirinya sendiri.. tak hanya itu apabila disuatu negara rakyatnya beragama dengan konteks beragama maka korupsi tidak akan terjadi, penjara akan kosong karna tak terjadi pelanggaran-pelanggaran. 

dan hanya akan mengarah kepada kebaikan seperti perilaku suka menolong, berkata jujur, suka berbagi, menjaga amanat, bekerja ikhlas, menjaga lingkungan hidup, tidak mencuri mematuhi norma, tidak berjudi dan tidak meminum minuman keras, saling memaaftak kesalahan orang lain, berbakti kepada orang tua dan lain sebagainya 

Dengan begitulah Agama mengendalikan hasrat manusia dalam kehidupan. Yang mana setiap tindakan dan sikap manusia dapat kita ukur dari seberapa pahamnya ia terhadap agamanya sendiri. Seberapa mengertinya ia terhadap suatu kepercayaan, entulah ini dipengaruhi berbagai faktor seperti lingkungannya atau kemauannya untuk memahami atau motivasinya. Dan sarana dan prasarana yang memadai.

Apakah kita sebagai intelektual dan ilmuan hanya berdiam saja? Tentu tidak, hendaklah kita berusaha mengulurkan tangan kepada mereka yang berkebatasan baik materi maupun non materi. Karena ini juga merupakan suatu kewajiban bagi setiap insan yang diciptakan Tuhan. 

Dan ini juga merupakan usaha untuk mensejahterakan masyarakat dan bangsa dengan norma-norma yang dimiliki setiap Agama pasti akan menertipkan dan mensejahterakan setiap manusia, memberikan pengajaran moral an nilai-nilai termasuk kedalamnya sifat-sifat simpati,empati dan toleransi serta sifat berjuang terhadap diri sendiri ataupun orang lain karena majunya suatu negara tergantung kepada bagaimana tingkah laku dan sikap rakyatnya.

Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengajak dan memberikan pemahaman yang sesuai engan kontek beragama tersebut apalagi zaman ini dipenuhi teknologi yang super canggih dan berlimpah ilmu pengetahuan seperti kita bisa membuat tulisan-tulisan yang dapat dibaca orang lain, video-video, desian yang menarik berisikan pengajaran-pengajaran

atau kita juga bisa lansung terjun lansung bertatap muka dengan orang lain, menegur dan memberikan pemahaman kepada mereka tentunya kita tidak boleh menghakimi orang yang kita anggap belum paham akan apa yang dikerjakannya dalam beragama melainkan merangkul orang tersebut agar lebih paham.

Dan bagaimana dengan kita yang masih belum paham dengan konteks beragama? Tentu saja kita harus belajar dan belajar ini juga merupakan kewajiban setiap manusia untuk menuntut ilmu setingi-tinginya dan semampu kita. Karna dengan ilmu kita dapat hidup dengan terarah dan terpedoman.

 Inilah tugas kita sebagai generasi bangsa kita harus saling berbagi pemahaman tentunya dengan pendekatan-pendekatan dan metode tertentu. Dengan pemahaman yang kita miliki yang mana akan berpengaruh bagi orang lain. Karna manusia yang baik adalah manusia yang bermanfaat bagi orang laian ataupun dirinya sendiri.... 

Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun