Persahabatan sering kali dianggap sebagai salah satu hubungan terpenting dalam kehidupan. Namun, menarik untuk dicermati bahwa meskipun wanita sering menghabiskan waktu bersama, tidak jarang mereka merasa sulit membentuk persahabatan yang benar-benar akrab. Atau malah kamu sendiri yang mengalami hal itu?
Terdapat beberapa alasan yang mendasari fenomena ini, yang berkaitan dengan kepribadian, dinamika sosial, hingga tekanan untuk menjaga citra.
1. Perbedaan Kepribadian yang Mendasar
Kepribadian memainkan peran penting dalam bagaimana seseorang membentuk dan mempertahankan hubungan sosial. Orang yang ekstrovert umumnya lebih mudah membangun koneksi karena mereka cenderung lebih terbuka dan cepat dalam menjalin relasi baru. Sementara, orang yang introvert bisa kesulitan, meskipun sering terlibat dalam interaksi sosial.
Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Personality and Social Psychology orang yang sering berpindah tempat tinggal di masa kecil lebih sulit membentuk persahabatan jangka panjang, terutama jika mereka memiliki sifat introvert.
2.. Kompetisi Sosial
Selain kepribadian, persahabatan wanita sering kali dipengaruhi oleh dinamika sosial dan kompetisi. Kompetisi ini bisa berbentuk halus, seperti bersaing dalam hal status, penampilan, atau pencapaian. Contoh kecil yang sering kamu rasakan mungkin ketika wanita berdandan, mereka akan lebih senang ketika dipuji oleh temannya dibanding lawan jenisnya karena hal itu yang membuat mereka merasa diakui. Terkadang tanpa kita sadari, kita sering kali merasa insecure dengan wanita cantik dan ingin seperti mereka. Meski tanpa diutarakan, dalam hati kecil kita pasti merasa iri dengan hal itu.
Dalam beberapa kasus, kompetisi ini dapat menciptakan ketegangan yang tidak diungkapkan, yang membuat wanita enggan untuk benar-benar membuka diri atau membentuk kepercayaan yang mendalam. Akibatnya, persahabatan hanya berkembang di permukaan, tanpa ikatan emosional yang lebih kuat.
3. Tekanan Sosial untuk Menjaga Citra
Wanita juga menghadapi tekanan sosial untuk selalu tampil ramah dan menyenangkan. Norma-norma ini membuat mereka merasa harus mempertahankan citra positif di depan orang lain, bahkan jika itu berarti menahan perasaan atau pendapat yang sebenarnya. Ketidakmampuan untuk mengekspresikan diri secara jujur inilah yang sering kali menghalangi pembentukan persahabatan yang tulus. Pada akhirnya, hubungan yang terjalin lebih didasarkan pada kebutuhan sosial, bukan pada keterikatan emosional yang dalam.
Meskipun wanita sering berada dalam lingkaran sosial yang sama dan menghabiskan banyak waktu bersama, faktor-faktor seperti perbedaan kepribadian, kompetisi sosial yang tersembunyi, dan tekanan untuk menjaga citra sering kali membuat mereka sulit membentuk persahabatan yang benar-benar erat. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kesadaran akan pentingnya kejujuran emosional dan kemampuan untuk menerima perbedaan antar individu.
Jika kamu merasa suatu hubungan pertemanan membuatmu kehilangan jati diri atau merasa tertekan, itu adalah tanda bahwa hubungan tersebut mungkin tidak sehat untukmu. Tidak ada keharusan untuk memaksakan diri masuk dalam sebuah pertemanan yang membuatmu merasa tidak nyaman atau berubah menjadi seseorang yang bukan dirimu. Persahabatan sejati seharusnya memberimu ruang untuk tumbuh, menjadi dirimu sendiri, dan merasa dihargai. Jika tidak, lebih baik mundur dan temukan lingkaran sosial yang benar-benar mendukungmu apa adanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H