Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Alih Wahana Sastra Perlu Platform dan Kolaborasi Industri

3 Agustus 2024   15:30 Diperbarui: 8 Agustus 2024   07:30 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses produksi Sandiwara Sastra (sumber :  ARSIP TITIMANGSA FOUNDDATION via Kompas.id)

Para pelaku siniar dan praktisi radio perlu didorong untuk memproduksi konten-konten yang menimbulkan gelora optimisme bangsa. Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menyatakan bahwa semakin banyak orang membaca dan mendengarkan karya sastra, semakin banyak juga orang yang menemukan nilai-nilai kehidupan dan pengaruh sastra bagi kehidupan.

Sastra menempati posisi penting dalam pemajuan budaya dan pembentukan karakter bangsa.Karya sastra pada hakikatnya tercipta dari situasi dan pergulatan diri. Pengalaman, pengamatan, serta pemaknaan situasi dan latar belakang sejarah dalam karya sastra merupakan bentuk penguatan karakter.

Karya sastra terkenal yang telah alih wahana siniar dalam bentuk sandiwara sastra antara lain cerita pendek (cerpen) Kemerdekaan karya Putu Wijaya; cerpen Menunggu Herman karya Dee Lestari; cerpen Berita dari Kebayoran karya Pramoedya Ananta Toer; novel Lalita karya Ayu Utami; cerpen Seribu Kunang-kunang di Manhattan karya Umar Kayam; novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana.

Ada dua aspek penting yang terkait dengan alih wahana konten kebudayaan dan seni. Yakni bagaimana meneguhkan industri budaya dan melaksanakan tata kelola indigenous sebaik-baiknya.Industri budaya atau industri kreatif menurut teori Marshallian industrial districts yang digagas oleh Alfred Marshall membutuhkan proses clustering yang sistemik. Dalam konteks teknologi informasi dan komunikasi (TIK) proses tersebut bisa berupa platform digital wahana konten agregasi yang berbasis lokalitas,

Hampir semua kota dan kabupaten di tanah air memiliki Taman Budaya. Saat ini butuh platform yang praktis dan kolaboratif untuk menunjang proses kreatif, proses produksi dan pemasaran. Platform itu sangat membantu budayawan, karena dirinya bisa lebih fokus melakukan proses kreatif dan inovatif.

Relokasi industri dari luar negeri mulai terwujud. Salah satunya terjadi di kawasan industri di Kabupaten Subang terpilih sebagai tempat raksasa industri audio video asal Taiwan, Meiloon Technology untuk memindahkan pabriknya. Publik berharap agar investor tersebut menggandeng atau berkolaborasi dengan budayawan di berbagai daerah yang relevan dengan portofolio Meiloon sebagai industri.

Perlu kolaborasi yang saling menumbuhkan antara kedua pihak. Meiloon adalah perusahaan dengan pengalaman 48 tahun yang bergerak di bidang usaha industri speaker, audio dan video elektronik itu tentunya juga berharap agar produknya bisa diserap oleh konsumen di Indonesia.

Berdasarkan data Bloomberg, pendapatan Meiloon mencapai 3,9 miliar dolar Taiwan. Pendapatan itu sebagian besar berasal dari penjualan produk speaker nirkabel dan speaker system yang menyumbang hampir 50 persen pendapatan. Berdasarkan wilayah, penjualan Meiloon disumbang Amerika, Eropa, dan Australia. Dan tentunya kini juga menyasar pasar dalam negeri Indonesia.

Indonesia memiliki potensi pariwisata dan industri kreatif yang cukup besar di hampir semua bidang. Seperti produk kerajinan, destinasi wisata, kuliner, budaya, dan lingkungan hidup. Disisi lain, siniar merupakan media yang memiliki kemampuan untuk memahami, menggali, dan menginformasikan berbagai potensi ini di tingkat lokal, bahkan global. [SRIM]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun