Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Program Makan Siang Gratis dan Masalah Kebutuhan Daging Ayam

24 Juli 2024   20:23 Diperbarui: 25 Juli 2024   11:20 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa memperlihatkan menu makan siangnya saat simulasi program makan siang gratis (Sumber: KOMPAS/PRIYOMBODO)

Kunjungan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka ke sekolah yang menjadi proyek percontohan program makan siang gratis telah membangkitkan gairah publik untuk memperbincangkan program populis tersebut.

Obrolan masyarakat terkait dengan makan siang gratis berbeda dengan polemik elit politik yang pada intinya mempermasalahkan anggaran. Sedangkan obrolan rakyat biasa berkisar tentang menu yang seperti apa yang bakal disajikan dalam program makan siang gratis itu.

Menu yang diprediksi menjadi favorit adalah olahan daging ayam yang akan menjadi lauk pauk program makan siang gratis. Dengan demikian program tersebut membuat sensitivitas harga daging ayam kian fluktuatif atau tinggi. Kebutuhan daging ayam menjadi berlipat ganda dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap harga.

Di benak masyarakat program makan siang gratis merupakan bancakan atau pesta untuk anak mereka. Tanpa menu ayam, bancakan itu tentunya kurang afdol.

Apalagi anak zaman sekarang sangat menggemari ayam goreng. Dikhawatirkan menu tanpa ayam, maka makanan gratis tersebut tidak disantap dengan baik oleh siswa sekolah.

Program makan siang gratis membutuhkan pasokan daging ayam yang sangat besar. Padahal hingga saat ini harga ayam di pasar sangat fluktuatif. Apalagi menjelang hari raya. Kebutuhan ayam di atas hendaknya tidak dilakukan dengan cara impor daging ayam dari negara lain. 

Kebutuhan daging ayam untuk mendukung program makan siang gratis perlu melibatkan peternak rakyat. Untuk itu masalah klasik peternakan rakyat terkait dengan pakan dan pengadaan bibit ayam perlu segera dibenahi. Agar nantinya tidak menimbulkan stagnasi dan gejolak harga yang serius.

Selama ini ibu rumah tangga sering dibuat pusing akibat harga telur dan daging ayam yang sering melonjak. Melonjaknya harga daging ayam dan telur disinyalir juga merupakan ulah kartel ayam yang menguasai seluruh mata rantai usaha peternakan.

Padahal Presiden Jokowi beberapa waktu lalu pernah menegaskan akan bertindak tegas terhadap pelaku kartel ayam. Bahkan pemerintah tidak segan segan akan mencabut izin usaha bagi perusahaan besar yang terlibat kartel ayam.

Praktik kartel ayam juga terkait langkah curang untuk peremajaan ayam atau afkir dini parent stock yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatur pasokan ayam DOC (Day Old Chick).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun