Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Nasib Produk Mainan Anak Lokal dan Pustaka Mainan PAUD

17 Juli 2024   09:55 Diperbarui: 18 Juli 2024   16:13 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat produk mainan anak yang dipajang di rak toko serba ada, hati saya sempat pilu. Pasalnya bermacam produk itu ternyata didominasi oleh produk impor, utamanya dari Cina. Saya teringat saat kecil dahulu, ketika mainan didominasi oleh produk kerajinan lokal dari bahan lokal juga. Produk mainan lokal atau produk mainan tradisional itu kini sangat jarang kita jumpai.

Bahkan dunia pendidikan, yakni untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang memiliki anggaran yang cukup besar, sayangnya juga dibelanjakan untuk mainan anak yang sebagian besar buatan luar negeri. Atau bisa juga mainan anak impor namun bungkusnya dibuat seolah-olah buatan pengrajin dalam negeri (lokal).

Sesuai dengan pernyataan Presiden Jokowi yang selalu menekankan penggunaan produk dalam negeri, maka seharusnya anggaran untuk pengadaan Pustaka Mainan (Toy Library) di lingkungan PAUD di seluruh Indonesia mestinya menggunakan produk dalam negeri dalam arti yang sebenarnya. 

Pustaka Mainan adalah program layanan yang menyediakan tempat bermain serta berbagai alat mainan anak usia dini yang dapat diakses oleh anak usia dini, orangtua anak usia dini,dan/atau satuan pendidikan yang menyelenggarakan program PAUD dan membutuhkan tambahan sarana pembelajaran untuk peserta didiknya.

Pemerintah dalam hal ini Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini,Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam melaksanakan program bantuan pemerintah untuk Pustaka Mainan seharusnya menekankan penggunaan produk lokal. Karena produk lokal kualitasnya masih ada yang belum baik, maka pemerintah perlu bekerja sama dengan ahli desain kreatif dari berbagai perguruan tinggi tersebut untuk membantu sebagai konsultan para pengrajin yang tergolong UMKM untuk memperbaiki desain produk dan aspek lainnya. Sehingga produk mainan anak buatan pengrajin dalam negeri bisa tumbuh menghadapi persaingan.

Ilustrasi mainan anak yang dipajang di toko (dokpri) 
Ilustrasi mainan anak yang dipajang di toko (dokpri) 

Sekedar catatan, pelaksanaan Bantuan Pustaka Mainan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan mutu prasarana PAUD yang merupakan bagian dari strategi untuk mendukung peningkatan akses layanan PAUD berkualitas. Perlu mewujudkan tata kelola program bantuan yang baik (good) dan bersih (clean), terbuka (transparan), dan bertanggung jawab (accountable) yang semuanya itu berbasis penggunaan produk dalam negeri.

Pengembangan UMKM industri kreatif produk mainan anak di negeri ini kurang efektif dalam menghadapi persaingan global. Diperlukan konsultan untuk UMKM sektor industri kreatif berbasis desa yang mengajarkan prinsip eco product dan meningkatkan nilai tambah yang optimal.Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam kabinet mendatang perlu perlu memberikan perhatian khusus kepada industri kreatif mainan anak. Produk mainan anak perlu perhatian khusus karena memiliki dampak ekonomi yang sangat prospektif. Terutama bagi industri mainan anak yang berbasis lokalitas dan berbau tradisional.

Media internasional The Wall Street Journal menulis sebanyak 85 persen mainan anak yang dijual di pasar global ternyata diproduksi oleh perusahaan di Cina.

Sekedar catatan produk impor mainan anak dari Tiongkok ke Indonesia setiap tahunnya mencapai 398 juta dollar AS. Bahkan Cina mengekspor mainan ke AS hingga 19,4 miliar dollar AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun