Jika kemampuan desain dan relevansi tema produk mainan anak buatan Indonesia bermutu baik, maka punya kesempatan mengisi ceruk pasar global. Oleh sebab itu Menparekraf dalam Kabinet Presiden Prabowo mendatang perlu gerak cepat membangkitkan industri lokal mainan anak.
 Tentunya dengan berbagai insentif dan program perbaikan desain. Industri kecil dan menengah (IKM) sektor mainan anak dan alat peraga pendidikan perlu perhatian khusus karena hal ini bisa menyerap tenaga kerja yang cukup besar.
Tidak semua anak usia dini mempunyai akses terhadap mainan anak yang sehat dan berkualitas.Kita sering melihat sikap orang tua yang menilai bermain dengan mainan hanya membuang waktu. Padahal menurut psikologi anak bermain merupakan salah satu cara untuk mengasah kemampuan motorik anak. Juga menumbuhkan proses kreatif sejak dini. Dengan mainan anak yang berkualitas buatan lokal, maka daya imajinasi bangsa juga ikut terbangun.
Kondisi anak-anak yang orang tuanya tergolong penduduk miskin perlu inisiatif untuk membentuk komunitas penyediaan mainan anak. Komunitas tersebut saat ini mulai tumbuh di beberapa komplek perumahan. Setiap anak dari keluarga yang tidak mampu mendapatkan pelayanan Pustaka Mainan Anak Kreatif secara gratis. Jangan sampai pelayanan ini terkooptasi oleh tukang mainan anak seperti bisnis atau usaha odong-odong dan sejenisnya.
Pentingya menyediakan alat main yang sesuai dengan kebutuhan usia anak. Permainan edukatif juga perlu disediakan untuk menunjang tumbuh kembang anak. Konsep ini memberikan pengalaman belajar yang berbeda untuk anak karena menyediakan ruang main untuk anak. Konsep itu juga bertujuan untuk mendukung keluarga dalam hal pengasuhan anak. Serta,meminjamkan mainan kepada lembaga PAUD dan orang tua.
Dengan memperbaiki Pustaka mainan anak di PAUD maka anak dalam periode usia dini sudah punya kesiapan belajar. Juga bisa merangsang atau menumbuhkan kesukaan belajar dan potensi anak karena sudah ada bibitnya dalam diri anak. [SRIM]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H