Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Konflik Angkutan Online, Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu

26 Juni 2024   17:18 Diperbarui: 27 Juni 2024   09:31 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap hari saat berangkat dan pulang kerja, saya menggunakan jasa angkutan online. Seringkali ojol, kadang juga taksi online. 

Di tengah kemacetan lalu lintas kota Bandung yang kian kronis, saya acap kali mendengar keluhan para mitra ojol bahwa penghasilan mereka semakin tidak layak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bagi hasil pendapatan antara mitra dengan perusahaan dari tarif penumpang dirasa terlalu kecil alias timpang.

Lama kelamaan mitra angkutan online langganan saya itu minta saya tidak perlu memakai aplikasi, cukup pakai WA saja jika membutuhkan jasanya. Sehingga tidak perlu ada potongan. Begitulah kecenderungan dari mitra angkutan online jika sudah ada langganan tetap, dia akan tinggalkan aplikasi untuk sementara.

Saya tidak kaget lagi ketika kemarin ada aksi unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan oleh mitra angkutan online. Peserta aksi unjuk rasa mitra ojek online (Ojol) dan taksi online di Bandung Raya kecewa karena tuntutan yang disampaikan kepada Pemprov Jabar tidak direspon dengan cepat.

Publik bersimpati terhadap ribuan mitra Ojol dan taksi online dari berbagai daerah di Jawa Barat yang melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (25/6/2024). Pada prinsipnya unjuk rasa menuntut kenaikan tarif yang sesuai dengan biaya operasional kendaraan. Adapun dalam aksi ini, para driver menuntut kenaikan tarif.

Mengacu Permenhub nomor 118 Tahun 2018, tarif bawah yang diberlakukan adalah sebesar Rp3.500 untuk kendaraan roda empat. Sedangkan untuk roda dua tarif bawah yang diberlakukan sebesar Rp2.500. Namun, pada prakteknya para driver hanya menerima Rp 2500 per kilometer untuk roda empat dan Rp 1500 per kilometer untuk roda dua, setelah dipotong 30 persen oleh pihak aplikator. Dalam hal ini mereka menolak tarif murah dan meminta agar pemerintah mendorong perusahaan aplikasi menaikkan tarif.

Inovasi tentang aplikasi layanan jasa transportasi akan terus berkembang. Bisa jadi peristiwa unjuk rasa di atas merupakan pertanda bahwa inovasi angkutan daring mulai tumbang dengan kreativitas model bisnis baru. Atau model bisnis lama yang telah bertransformasi.

Sudah sering pengemudi transportasi online dari berbagai daerah berunjuk rasa menolak penerapan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. 

Sebetulnya eksistensi Permenhub merupakan solusi jalan tengah dan terkait dengan masa depan pengembangan usaha angkutan dan logistik. Transportasi massal untuk warga kota wajib diusahakan oleh pemerintah, namun hal itu tidaklah cukup dan masih membutuhkan usaha angkutan swasta.

Fakta menunjukkan bahwa pendapatan mitra atau pengemudi ojek online terus merosot. Menurut survei Litbang Kompas pendapatan pengemudi ojol di DKI Jakarta merosot tiap tahun. 

Menurut survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pada tahun 2019 mayoritas atau 34,5% pengemudi ojol hanya memiliki pendapatan di kisaran Rp1 juta--Rp2 juta per bulan. Ada juga pengemudi ojol yang mampu meraih Rp4 juta--Rp5 juta per bulan, namun proporsinya sangat kecil. 

Pada tahun ini di mana daya beli masyarakat kian terpuruk tentunya semakin mengurangi pendapatan pengemudi ojol. Kondisi di Kota Bandung tentunya tidak jauh berbeda dengan survey di Jakarta di atas.

Keresahan mitra transportasi online dan aksi unjuk rasa yang akan terus digelar tentunya bisa menyebabkan kedua belah pihak yang bersengketa akan mengalami kondisi zero sum game, atau boleh diibaratkan dengan peribahasa, menang jadi abu, kalah jadi arang. Dua-duanya akan mengalami kondisi yang semakin sulit jika tidak ada titik temu dalam bentuk new deal.

Pihak perusahaan angkutan online perlu melihat kondisi sosial masyarakat yang paling aktual. Lalu mengubah strategi secara mendasar terkait dengan tarif dan insentif terhadap mitra online. 

Pada saat ini publik juga merasa keberatan terkait dengan mahalnya tarif pemesanan makanan lewat angkutan online seperti Grab Food ataupun Gojek Food. Publik merasa lebih baik pesan makanan secara langsung kepada restoran karena jauh lebih murah.

Disrupsi akan terus terjadi, sistem usaha transportasi dan logistik ke depan akan terus berubah. Apalagi aktivitas logistik menuju insourcing. Beberapa perusahaan kini tidak sekadar mengirim paket, melainkan juga menangani berbagai aspek logistik secara modern dan terpadu hingga ke unit-unit kecil.

Keniscayaan usaha angkutan dan logistik harus memiliki karakter agility atau tangkas. Karakter tersebut pada gilirannya akan membentuk agile supply chain yakni rantai pasokan yang lebih efektif dan efisien. Melalui agile supply chain bisa terwujud jaringan distribusi, proses produksi, dan procurement activity untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen dengan biaya yang lebih murah dan pelayanan yang lebih nyaman.

Agilitas juga memungkinkan jenis usaha lain bisa merespons secara cepat terhadap kondisi di lapangan. Kini agilitas merupakan impian bisnis. Agilitas menyebabkan kinerja menjadi bagus yang mencakup struktur organisasi, sistem informasi, proses logistik, dan juga pola pikir organisasi yang cakap/tangkas dan fleksibel untuk merespons setiap perubahan yang terjadi secara cepat.

Transformasi bisnis dan SDM transportasi perlu sosialisasi dan training yang efektif. Transformasi itu pada prinsipnya menyangkut tiga tingkatan strategi yakni corporate level strategy, business level strategy, dan functional level strategy. Transformasi bisnis dan SDM transportasi harus terpadu dengan infrastruktur transportasi seperti terminal, depo bahan bakar dan depo pemeliharaan. Juga infrastruktur logistik seperti pergudangan, fasilitas kontrol mutu dan infrastruktur penunjang lainnya.

Bisnis jasa logistik juga harus ditata sehingga bisa menampilkan item produk tertentu ke suatu lokasi secara lebih efektif dan murah. Simpul-simpul aktivitas logistik yang meliputi pergudangan, unitisasi atau pengepakan menurut jumlah unit tertentu, transportasi, serta manajemen informasi seperti prosedur order maupun konfirmasi penerimaan barang harus dibenahi dan terintegrasi dengan platform teknologi terkini.

Di masa mendatang usaha transportasi online yang terkait logistik akan diwarnai dengan sistem insourcing. Yang selama ini insourcing hanya dilakukan oleh perusahaan besar nantinya juga akan dilakukan juga oleh UMKM. Karena dengan sistem insourcing, entitas hotel, restoran, dan usaha lain yang membutuhkan pasokan bahan mentah dan komoditas bahan pangan secara kontinu bisa dilayani dengan baik. [SRIM]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun