Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Surga Hortikultura namun Getol Impor

5 Mei 2024   16:19 Diperbarui: 6 Mei 2024   07:09 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negeri kita sebenarnya bisa dikatakan sebagai surga bagi produk hortikultura. Namun sayang, predikat surga tersebut tampaknya kurang dioptimalkan. Justru kebijakan impor hortikultura dibuka selebar-lebarnya hingga memenuhi pasar.

Istilah Hortikultura berasal dari bahasa Yunani, dari kata hortus dan culture. Hortus memiliki arti tanaman kebun. Sedangkan culture atau colere berarti budidaya. Secara sederhana pengertian hortikultura adalah budidaya tanaman kebun yang meliputi sayur dan buah-buahan.

Indonesia mestinya menjadi surga hortikultura, karena segala jenis sayur-sayuran dan buah-buahan bisa tumbuh subur. Namun apa yang terjadi hingga saat ini masih banyak pekarangan rakyat yang dibiarkan kosong. 

Kenapa tidak digunakan sebagai tanaman kebun. Kenapa pemerintah kurang mendukung masyarakat agar hortikultura tumbuh lebat di sekitarnya.

Produk hortikultura impor mulai membanjiri pusat perbelanjaan hingga pasar tradisional, Buah impor semakin mengisi meja makan.

Buah impor asal China dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta (sumber : Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Buah impor asal China dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta (sumber : Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah memutuskan untuk tidak lagi menerapkan syarat Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian untuk mendapatkan Persetujuan Impor (PI) untuk komoditas hortikultura.

Seperti terlihat dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 7/2024 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.

Keputusan tersebut diambil pada tingkat menteri setelah adanya keluhan pelaku usaha yang sulit mendapatkan RIPH dari kementerian/lembaga terkait.

Sekadar catatan, RIPH adalah keterangan tertulis yang menyatakan produk hortikultura memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Surat ini diterbitkan otoritas pertanian agar importir dapat meneruskannya ke otoritas perdagangan guna mendapatkan persetujuan impor.

Komoditas hortikultura langganan impor yang sebelumnya harus menggunakan RIPH misalnya adalah buah-buahan segar untuk konsumsi dan bahan baku industri, bawang putih, serta sayur-sayuran lainnya.

Masyarakat perlu mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan secara teratur untuk mengatasi kekurangan gizi mikro banyak terjadi di negeri ini. Budaya makan sayur terhadap anak usia dini sekarang ini sangat memprihatinkan.

Pola makan anak-anak kita telah bergeser kearah makanan kemasan plastik yang miskin gizi dan kandungan zat-zat pembentuk tubuh yang sangat vital. 

Dampaknya, berbagai penyakit serius seperti leukemia, penyakit mata, dan lain-lainnya sekarang ini menduduki prosentase yang cukup tinggi.

Fakta juga telah menunjukkan bahwa kekurangan gizi mikro seperti yodium, zat besi, vitamin A dan lain-lain pada saat ini juga terus bertambah hampir merata di setiap provinsi termasuk di kota-kota besar.

Di sisi yang lain, tanah air Indonesia merupakan surga sayur mayur dan buah-buahan yang sangat strategis untuk mengatasi berbagai problema diatas. Begitu juga dengan tradisi budaya kita yang memiliki kekayaan kuliner yang menyajikan berbagai aneka menu masakan sayur mayur.

Sangat memprihatinkan bahwa volume impor hortikultura terus meningkat dan terus menyedot devisa negara serta menghilangkan kesempatan berusaha anak bangsa.

Hortikultura merupakan paradoks bagi Indonesia yang mestinya bisa menjadi surga penghasil buah-buahan dan sayuran. Menghadapi serbuan impor hortikultura perlu solusi yang mendasar dengan cara menggenjot produk domestik lewat program menanam aneka hortikultura di pekarangan rumah rakyat.

Masalah hortikultura semakin kompleks karena adanya pelonggaran impor sejumlah produk hortikultura dan pertanian karena tuntutan Amerika Serikat di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Hal itu menjadi salah satu penyebab meningkatnya impor komoditas pertanian selama ini.

Program tanaman pekarangan juga bisa mengatasi kebutuhan ibu rumah tangga terhadap bumbu dapur. Sudah waktunya pemerintah menggalakkan program intensifikasi atau pemanfaatan lahan pekarangan secara efektif untuk menanam hortikultura dan tanaman pangan lainnya.

Dengan tersedianya aneka benih dan polibag yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat maka pekarangan rumah rakyat yang kosong bisa menjadi produktif dan bernilai tambah ekonomi.

Pekarangan rakyat mestinya bisa menjadi lumbung pangan yang luar biasa jika kondisinya berkecukupan benih dan peralatan menanam.

Pada zaman pemerintahan orde baru dulu sering diadakan lomba pemulia tanaman pangan di pekarangan rakyat. Seperti lomba menanam cabe dan sayuran yang memiliki produktivitas tertinggi. Lomba-lomba seperti ini diadakan di setiap RT/RW.

Sudah waktunya pemerintahan menggalakkan program intensifikasi atau pemanfaatan lahan pekarangan secara efektif untuk menanam cabai dan jenis tanaman pangan lainnya.

Dengan tersedianya aneka benih dan polybag yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat maka pekarangan rumah rakyat yang kosong bisa menjadi produktif dan bernilai tambah ekonomi.

Secara umum sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan.

Sebagian vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan berperan untuk membantu proses-proses metabolisme di dalam tubuh, sedangkan antioksidan mampu menangkal senyawa-senyawa hasil oksidasi, radikal bebas, yang mampu menurunkan kondisi kesehatan tubuh.

Balita dan anak usia sekolah dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram per orang per hari dan bagi remaja dan orang dewasa sebanyak 400-600 gram per orang per hari.

Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi tersebut adalah porsi sayur. Anjuran konsumsi sayuran lebih banyak daripada buah karena buah juga mengandung gula, ada yang sangat tinggi ada pula yang jumlahnya cukup.

Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolesterol darah. 

Konsumsi sayur dan buah yang cukup juga menurunkan risiko sulit buang air besar (BAB/sembelit) dan kegemukan.

Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular kronik. [SRIM]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun