Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Seni

Menyimak Kerja Pikiran Presiden Berwujud Puisi

4 Mei 2024   12:20 Diperbarui: 4 Mei 2024   12:22 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Repro foto BJ.Habibie dan Hasri Ainun Besari yang dipamerkan di acara Habibie Festival (Sumber : Kompas/Wisnu Nugroho)

 

"Menulis puisi adalah kerja pikiran, bukan kegiatan klenik yang tak terkontrol oleh nalar" -- Joko Pinurbo --

Siapapun dia, baik rakyat jelata hingga sosok presiden sekalipun, jika suka berbohong, biasanya kerja pikirannya terganggu dan akan kesulitan membuat puisi. Puisi adalah manifesto jiwa yang sarat kejujuran tentang portofolio dirinya.

Kali ini saya tertarik mengulas kerja pikiran dua Presiden RI yang gemar membuat puisi, yakni Presiden ketiga RI BJ.Habibie (BJH) dan Pesiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Puisi bisa mencurahkan isi hati yang terdalam dan bisa melukiskan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang. Peringatan Hari Puisi Sedunia maupun peringatan lokal bertujuan untuk merayakan bentuk ekspresi, identitas dan budaya dalam karya sastra puisi.Peringatan merupakan momentum untuk mengenang dan mengapresiasi karya-karya puisi para penyair dari seluruh dunia.

Sejarah menyatakan bahwa perjuangan bangsa dikuatkan oleh puisi. BJH melanjutkan tradisi menambang puisi untuk menjaga energi bangsanya. BJH amat piawai membuat puisi. Sebagai seorang ilmuwan, tokoh penerbangan dan pakar transformasi teknologi kelas dunia, Puisi BJH sangat menyentuh hati dan bisa menginspirasi bangsanya. Pada akhir hayatnya BJH sempat menaruh perhatian besar pada bidang seni dan kebudayaan. Melalui dunia film maupun berbagai macam festival kebudayaan.

Puisi BJH yang dinilai paling menyentuh adalah :

 

Sumpahku

Terlentang, jatuh, perih kesal

Ibu Pertiwi, engkau pegangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun