Mari kita membahas negara maju lainnya yg berasal dari Asia, tepatnya asia timur yakni Korsel (Korea Selatan). Tak ada habisnya pembahasan dari negeri yg diberi julukan negeri ginseng ini. Faktanya mereka termasuk negara maju yg sangat mendunia dikarenakan Kpop dan Kdrama mereka. Tentunya tak hanya itu Korea Selatan juga termasuk negara maju akan teknologinya, perusahaan terbesar adalah Samsung Electronic.
Tapi di artikel kali ini, saya tidak membahas tentang kemajuan teknologinya. Namun lebih membahas negara Korea Selatan dibalik layar, maksudnya dari cemerlangnya kehidupan negara korea selatan, banyak sisi kelam dari negara ginseng tersebut. Dan itulah yg ingin saya bahas di artikel kali ini. Gunanya untuk kita pelajari adalah agar kita lebih aware tentang isu sensitif, dan bisa menjadi pembelajaran juga bagi kita semua.
Kita tidak asing lagi dengan ungkapan ini bukan "Hidup tak seindah seperti Drama Korea." tak ayal terkadang ungkapan ini sering saya gunakan ketika bersenda gurau dengan keluarga, teman atau kolega. Tapi memang itulah fakta dan kenyataannya. Kehidupan di Korea selatan juga tak seindah seperti yg ditampilkan di drama-drama romantis tersebut. Banyak yg mengatakan mereka sangat pandai dalam memoles citra yg baik. Dilansir dari cnbc Indonesia, ada beberapa sisi kelam dalam kehidupan Korea Selatan:
1. Budaya Kompetitif dan Tekanan Sosial yang Tinggi.
Di Korea Selatan, ada 'budaya' merasa bersalah jika beristirahat. Hal ini diungkapkan YouTuber Priscilla Lee, putri dari pasangan berdarah Korea yang kini tinggal di Indonesia, sebagai akibat dari budaya kompetitif dan tekanan sosial yang tinggi. Bahkan budaya ini berlanjut hingga ke Universitas dan dunia professional.
"Saking kompetitifnya, istirahat pun kamu merasa bersalah. Aku selalu merasa begitu pas tinggal di Korea. Misal aku mau rebahan saja nggak enak sama diri sendiri, terbebani," ujarnya, lewat video yang diunggah di kanal YouTube Priscilla Lee.
"Kesannya nggak normal kalau kamu nggak capek," tambahnya. Istilahnya mereka sangat produktif dan pekerja keras.
2. Obsesi terhadap universitas bergengsi.
Selain merasa terbebani dengan tekanan kompetitif yang tinggi, masyarakat Korea Selatan juga sangat terobsesi pada sekolah yang bagus dan bergengsi. Bahkan obsesi ini sudah dikenalkan kepada anak-anak mereka sejak sekolah dasar (SD).
Hal yang lumrah jika ditemui anak-anak SD di sana mengikuti kursus tambahan setelah pulang sekolah hingga larut malam, bahkan sampai pukul 10 malam.