Marry kehilangan sosok papanya diusia 17 tahun, usia dimana seharusnya remaja merasakan kebahagiaan dengan meraskan kehadiran keluarga yang lengkap. Papa Marry meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan terjadinya tragedi mem*tikan ini dimulai. Berawal dari Marry yang berubah menjadi anak yang pembangkang dan sulit diatur, padahal sebelumnya ia adalah seorang anak yang baik dan patuh kepada kedua orangtuanya. Terutama Marry sangat dekat dengan papanya, tapi kini ia lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-teman barunya yang tidak jelas, mereka bisa dikatakan anak berandalan ketimbang seorang pelajar.
Pagi itu cuaca cukup bersahabat, kelas pun dimulai seperti biasanya. Anak-anak berlarian ke dalam kelas ketika bel pelajaran masuk berbunyi. Tetapi tidak dengan Marry dan kawan-kawan. Mereka cabut dari sekolah dan nongkrong sebentar di taman, sambil bercerita tentang keluarga masing-masing dan apa yang membuat mereka bisa menjadi anak badung seperti sekarang.
Tak disangka Ronald membawa sebotol minuman k*ras, Katty tak kalah mengeluarkan apa yang dia bawa yaitu beberapa batang rok*k dan Dennis membawa sebungkus kacang kulit berukuran jumbo, Marrylah yang tidak membawa apa-apa. Sebab ia baru bergabung dengan kelompok mereka karena alasan depresi melihat keadaan keluarganya setelah papanya meninggal dunia. Mereka pun party kecil-kecilan ala mereka.
Dan tidak terasa haripun sudah gelap, waktu menunjukkan pukul 20.00 wib. Sekarang mereka berada disebuah toko buku, karena hari ini Bernard Luwis mengadakan sesi tanda tangan sekaligus launching buku terbarunya berjudul "Black Witch". Bernard Luwis adalah penulis favorit mereka berempat, ia seorang penulis buku horror misteri yang sangat terkenal.
Marry baru sadar kalau Mamanya selalu menjemput ia sepulang sekolah, semenjak mereka pindah rumah, Marry pasti kena marah gara-gara sering pulang malam.
"Marry.. darimana saja kamu baru pulang?" Marry hanya diam sambil menunduk dan berlalu begitu saja.
"Marry, Mama sedang bicara sama kamu. Sini turun!!" teriak sang Mama.
Marry turun dengan wajah kesal yang tidak bisa ia tutupi lagi.
"Mama.. Marry udah besar dan bisa urus diri sendiri. Kenapa sih Mama mengatur semua yang Marry lakuin??"
"Oooh jadi kamu kesal sama Mama, gara-gara teman kamu yang tidak jelas itu?"
"Tidak jelas? Mereka baik sama aku. Bukannya Mama yang berubah semenjak papa pergi??" Perdebatan mereka tidak ada habisnya, Mama ataupun Marry sama-sama berada pada ego masing-masing kala itu.
Marry sangat kesal dan naik ke kamarnya lalu mengunci pintu, sejenak ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Beberapa saat kemudian ia teringat sesuatu, langsung saja membuka sebuah box kardus yang berada di kolong tempat tidurnya. Mengambil sebuah buku karangan Bernard Luwis tentang "Shadow Black Witch". Di dalam buku tersebut terdapat ritual yang aneh, yaitu bisa membun*h orang yang kita benci melalui ritual yang ada di buku tersebut. Mata Marry sudah tertutup kebencian, entah mengapa jarak diantara keduanya semakin menjauh. ia lalu mengumpulkan barang-barang aneh untuk melaksanakan ritual tersebut. Marry mengambil benang berwarna merah, pisau, beberapa helai rambut Mamanya, dan susu yang berada di kulkas. Ia pun berjalan keluar rumah dan memasuki hutan di belakang rumahnya. Marry berhenti setelah ia rasa cukup jauh berjalan lalu memulai ritualnya.
Marry mengambil sebuah batu dan memukulnya ke pohon sebanyak tiga kali, sambil membaca sebuah mantra yang tercatat di buku Black Witch, Lalu ia mulai mengikatkan dan membentuk pola seperti bintang dengan menggunakan benang merah yang ia bawa. Setelah selesai ia duduk tepat di tengah pola bintang tersebut, mengambil rambut ibunya tadi dan mencampurkannya dengan susu. Tahap terakhir, Marry mencampurkan susu yang ada rambut mamanya dengan d*rahnya sendiri, lagi-lagi sambil membaca mantra. Setelah selesai, Marry merasa ada yang aneh, tiba-tiba saja angin bertiup sangat kencang, langit yang semula cerah berubah menjadi sedikit gelap dan ia merasa seperti ada yang mengawasi entah siapa. angin kencang itu berhenti seketika, cepat-cepat Marry membereskan barangnya dan langsung pulang ke rumah.
Malam hari, Marry dan Mamanya dinner seperti bisa, dengan ditemani suasana yang begitu hening dan canggung. Marry maupun sang Mama tidak berbicara satu sama lain hanya saling menatap sesekali. Marry sedikit mengeryit kesakitan, sebab saat ritual marry menyay*t telapak tanganya untuk mendapatkan dar*h.
Tiba-tiba...
"Oooh sayang apa yang terjadi?" mamanya baru sadar kalau tangan Marry diperban terlihat dar*h Marry bercucuran Mama langsung melihat telapak tangan Marry yang telah basah oleh darah dan ada luka sayatan.
"Ayo kita harus obati ini." Mama membawa Marry ke kamar mandi dan membasuh lukanya setelah itu dioleskan obat luka dan diperban. Mamanya minta maaf kepada Marry, mungkin waktu itu ia telalu keras pada Marry. Mamanya memeluk Marry dan mereka berdua menangis.
Hubunagn Marry dan Mamanya mulai membaik, tetapi tetap saja tragedi mengerikan itu tidak dapat dihindari. Marry mengalami kejadian aneh setelah ritual yang ia lakukan. Setiap malam bayangan hitam selalu muncul disekitarnya, selalu mendengar suara-suara aneh. Marry baru sadar pasti ini ada kaitannya dengan ritual yang ia lakukan, Marry merasa sangat menyesal dengan apa yang telah ia perbuat.
Sepulang sekolah Marry langsung mencari kontak Bernard Luwis, untuk menayakan perihal ritual tersebut. Setelah dapat alamat email Bernard Luwis di buku Marry langsung mengirim email. Dan beberapa saat, bunyi notifikasi yang membangunkan Marry karna tertidur menunggu balasan email luwis. Dalam emailnya luwis bersedia dihubungi besok siang, terkait kondisi Marry yang memprihatinkan. Luwis memberi no hpnya pada Marry.
Keesokan harinya sepulang sekolah Marry langsung menghubungi luwis, dan luwis mengatakan pada saat ritual setiap langkah Marry yakin dengan apa yang ia lakukan dan setan itu mendengar. Antara dunia kita dan makhluk halus itu berseberangan dan Marry dengan keyakinanya melakukan ritual tersebut telah menjadi panggilan dan jembatan bagi "mereka" untuk memasuki dunia kita manusia.
"Apa yang harus saya lakukan agar malapetaka tidak menimpa saya dan Mama?" Tanya Marry dengan perasaan yang amat cemas dan juga takut.
"Kamu harus melakukan ritual yang sama dan setiap langkah yang kamu ambil harus memohon maaf atas tindakan yang kamu lakukan."
Secepat kilat Marry langsung pulang ke rumah, mempersiapkan semuanya untuk melakukan ritual itu kembali. Marry berlari ke hutan, tiba-tiba ia mendengar suara ibunya memanggil. Marry tidak menghiraukannya langsung saja menuju ke tempat ia melakukan ritual. Alangkah terkejutnya Marry tiba-tiba sang mama tepat berada di depannya. Bukankah tadi mamanya baru sampai di rumah, dan memangil dirinya di halaman rumah, tapi kenapa tiba-tiba mamanya muncul dihadapannya? yang anehnya dari sang mama mukanya pucat dan tatapanya kosong. Marry berjalan mundur perlahan, ia yakin itu bukan mamanya. Sosok yg menyerupai Mamanya perlahan mendekati Marry dengan tatapan yang mengerikan.
"Sedang apa disini Marry?"
Marry tidak menjawab dan langsung lari dari sosok tersebut, karena ia tahu kalau wanita mengerikan itu bukanlah sosok ibunya.
Makhluk mengerikan mengejar Marry dari belakang. Marry berteriak ketakutan dan terus berlari. Sampai di depan rumahnya, Marry melihat kebelakang. Makhluk mengerikan itu sudah menghilang. Lagi-lagi Marry kaget, sang Mama berada dibalik jendela sedang menatapnya. Dengan perasaan takut sekaligus ragu Marry masuk ke rumah.
"SELAMAT DATANG ANAKKU.." seru sang Mama sambil tersenyum mengerikan. Mulut Mamanya terbuka lebar dan terlihat ada taring yang sangat panjang.
"AAAaaaaHhhhhkk"
Marry berteriak sekuat tenaga.
END
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H