Mohon tunggu...
Sri Magfirah Asyuni
Sri Magfirah Asyuni Mohon Tunggu... Administrasi - Silent Reader

Penulis diary, pembaca bebas, pemuja sains, pencinta lanskap, penikmat film, penyuka kopi, perindu syurga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudut yang Sama

3 Februari 2021   22:24 Diperbarui: 3 Februari 2021   22:52 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Konten kreator yang selama ini layaknya hanya menjadi pemain pengganti,  kini bertukar peran menjadi pemain utama. Jika tenaga medis menjadi garda terdepan dalam penanganan masalah kesehatan, di sektor pendidikan; konten kreator memegang peranan cukup vital. Sebelum pandemi, kreatifitas mereka diaplikasikan dalam ranah entertainment saja sedang dibidang lain hanya sekelumit. 

Kini, mereka menuangkan berbagai macam ide dalam bentuk platform digital sebagai sarana pembelajaran untuk semua jenjang pendidikan. Ide cemerlang mereka direalisasikan dalam bentuk konten edukasi dengan pilihan media yang berlimpah. Mulai dari berbagai macam media audio, media audio visual, media visual diam, media visual bergerak, website, aplikasi, blog hingga beraneka ragam media sosial. Proses ini juga menggerakkan roda perekonomian walaupun hanya dalam skala kecil namun berkontribusi besar untuk menjaga sektor pendidikan tetap survive. 

Protokol kesehatan social distancing yang diartikan sebagai tindakan menjaga jarak, memberi nilai lain bagi kehidupan sosial.  Secara fisik masyarakat menjaga jarak, namun realitanya kepekaan sosial justru semakin terasa.  Di banyak fasilitas umum, kesadaran budaya antri mulai terlihat yang sebelumnya masyarakat justru enggan menghargai satu-sama lain dalam garis antrian. Walaupun mereka melakukan demikian untuk melindungi mereka dari sebuah virus, tetapi hal tersebut menyiratkan kepedulian sesama. 

Di samping itu, berbagai kalangan berlomba-lomba melakukan aksi sosial dengan mengumpulkan donasi untuk membantu kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan akibat pandemi.  Sebagian lainnya mengedukasi masyarakat yang minim informasi terkait pandemi baik secara langsung maupun menggunakan media sosial.  

Di lingkup keluarga, para orang tua yang dulunya sibuk bekerja, kini memiliki banyak waktu di rumah bercengkrama bersama keluarga. Tetangga mulai saling bertegur sapa dari balik dinding, tradisi berbagi makanan di kompleks pemukiman kian marak dan semangat tolong-menolong dalam masyarakat semakin kental. 

Membicarakan pandemi, tidak hanya tentang cerita tragis, sadis dan krisis . Tetapi juga, ada value yang perlu kita apresiasi, yang lahir dari situasi pelik ini. Menelisik kembali kisah Isaac Newton, memberi kita sudut pandang lain untuk menyikapi situasi buruk.  Menghadapi pandemi saat ini beserta imbasnya, tidak harus menjadi sehebat Newton.  Tetapi, kita bisa berdiri di sudut yang sama, tempat Newton melihat dirinya kala itu.

Newton memilih untuk mengikuti hasrat intelektualnya dibandingkan diam di dalam kamarnya menunggu keadaan membaik. Begitupun dengan kita. Memilih bergerak melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang ada di pundak masing-masing dan melakukan hal-hal yang bermanfaat, atau hanya melihat dari balik kisi-kisi jendela rumah dan mulai mengeluhkan banyak hal. Jika merujuk pada prediksi WHO yang menyatakan bahwa pandemi akan berlangsung dalam hitungan dekade, maka ada baiknya kita bersiap menyingsingkan lengan baju lebih tinggi dari sekarang....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun