Mohon tunggu...
Sri Lestari
Sri Lestari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Reader & Blogger

Never give up and always learrn to be better

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Widipa yang Lenyap Ditelan Malam

9 Maret 2022   14:52 Diperbarui: 16 April 2022   11:29 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kelompok yang pertama kali dilahirkan," jawabmu. "Berikutnya adalah kasta reproduktif. Kelompok ini bertugas menghasilkan keturunan. Mereka akan diberikan nutrisi terbaik oleh para pekerja."

"Bagaimana dengan para wanita yang tidak bisa menghasilkan keturunan?"

Pertanyaan itu tiba-tiba mengingatkanmu pada kejadian sebelum kau lompat dari lubang bentala.

"Para wanita itu tidak boleh dibunuh. Mereka akan ditugaskan membantu tugas kelompok pekerja dalam mengurus kebutuhan, yaitu merawat keturunan yang baru lahir dan melayani para prajurit."

"Prajurit?"

"Para laki-laki usia menengah hingga ke bawah akan dilatih menjadi kelompok prajurit yang bertugas untuk menjaga tempat tinggal dan seluruh penghuni kerajaan ini."

"Setuju," semua menyahut serempak.

Bagaimanapun kau dianggap sebagai malaikat tanpa sayap yang turun dari langit. Hanya satu sosok yang tahu bahwa kau adalah manusia benalu yang berasal dari semak belukar.

***

Pun kau tak pernah mengira akan ada kupu-kupu, capung, burung dan hewan bersayap lainnya bisa menjadi kendaraan. Para makhluk itu dengan sukarela akan menyodorkan punggungnya dan membawamu pergi ke mana saja. Kau kerap mengarungi lautan untuk menikmati keindahannya, menatap senja dengan begitu dekat, berpesta dengan bintang di angkasa, menyapa bulan dan mengatakan, "Kau indah tapi tak cukup mampu menerangi malamku di belantara."

Lalu di pagi yang baru menyapa ini, kau meminta seekor capung mengantarkanmu ke seberang lautan. Perlahan kau melihat kemunculan fajar yang begitu sempurna. Kau tak ingin ketinggalan peristiwa ini. Kau harus mengabadikannya dalam benak. Kau pun meminta capung agar lebih cepat mengepakkan sayapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun