Mohon tunggu...
sri lestari
sri lestari Mohon Tunggu... Guru - Guru

nama saya Sri lestari, saya seorang guru, saya suka membaca dan ingin berliterasi untuk selalu menambah pengetahuan. Dari pengalaman membaca saya ingin menuliskan segala hal yang memberikan manfaat bagi orang banyak. Saya suka jenis tulisan fiksi, nonfiksi, maupun inspiratif. Dengan bergabung di Kompasiana, harapan saya semoga saya bisa mengembangkan diri melalui tulisan-tulisan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Keterampilan AQ Perlu Dikembangkan?

1 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 1 Juni 2022   07:05 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang-kadang orang tua dan guru ingin siswa selalu nyaman. Menurut Bobby De Porter (2005) dalam buku Quantum Learning bahwa belajar akan optimal bila berada dalam keadaan nyaman dan menyenangkan. Akhirnya diciptakanlah situasi yang nyaman dan menyenangkan. Dampaknya, bila siswa berada dalam situasi tidak nyaman dan tidak  menyenangkan siswa tidak bisa belajar. Jadi, siswa hanya bisa belajar apabila situasinya menyenangkan. Padahal, harus dibiasakan apakah keadaan nyaman atau tidak nyaman, siswa tetap harus belajar. Di sinilah pentingnya AQ bagi siswa.

Dapat disimpulkan bahwa orang tua dan guru tidak perlu terlalu memanjakan anak dengan keadaan yang  terbiasa dalam zona aman dan nyaman. Berikan kesempatan anak menyelesaikan persoalan sendiri sehingga mereka akan lebih dewasa dan lebih cerdas dalam menghadapi hidup dan kehidupan. Biarkan mereka berkembang secara seimbang baik IQ, EQ, SQ, maupun AQ. Jadi selain keterampilan dan intelegensi, emosi, dan spiritual, kita dukung juga berkembangnya keterampilan dan kecerdasan adversity atau ketangguhan. Dengan demikian, ke depan akan lahirlah generasi yang tangguh dan sukses menghadapi segala tantangan.

BAHAN BACAAN DAN REFERENSI

Agustian, Ary Ginanjar & Ridwan Mukri. 2007. ESQ for Teens. Jakarta: Agra Publishing

DePorter, Bobby. 2005. Quantum Learning: Membiasakan belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa

Nasution, Ade Rahma Putri. 2020. Dinamika Psikologi Adversity Quotient pada anak dengan  Orang Tua OSD (Scizofren). Artikel Journal Psikologi, FPSB UII Yogyakarta. (hlm.3-7)

Stolt, Paul G. 2005. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang (Terj. T. Hermaya; Ed. Yovita Hardiwati). Cetakan Keenam. Jakarta: PT Grasindo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun